Pengaruh Umur Terhadap Kinerja PLKB di Kota Medan Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja PLKB di Kota Medan

Selain itu, hampir semua PLKB pernah mendapat pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya. Dari segi sumber daya, beberapa kecamatan di Kota Medan ada yang memiliki ruang kantor sendiri, dan hampir sebagian besar PLKB tidak memiliki ruang kantor sendiri. Peralatan kerja yang minim bahkan hampir tidak ada sama sekali komputer untuk memudahkan kerja PLKB dalam melakukan analisis data. Sebagian besar PLKB juga mengeluhkan tentang tidak adanya biaya operasional untuk mereka menjalankan tugas di lapangan setelah otonomi daerah. Sumber daya organisasi yang kurang mendukung pada sebagian PLKB di kecamatan tersebut membuat kinerja PLKB kurang baik dibandingkn dengan PLKB yang memiliki sumber daya yang mendukung. Variabel imbalan merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kinerja PLKB. dari segi imbalan, selain gaji pokok, PLKB mendapat tunjangan berupa tunjangan fungsional, tunjangan beras, uang makan, dan insentif perbulannya.

5.2 Pengaruh Faktor Individu Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan

5.2.1. Pengaruh Umur Terhadap Kinerja PLKB di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden yang berada dibawah sampai dengan 35 tahun sebanyak 19 responden 33,33 dan selebihnya sebanyak 38 responden 66,7 diatas 35 tahun. Hasil uji statistik regresi logistik berganda menunjukkan bahwa umur tidak mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap kinerja PLKB p = 0,808 0,05. Menurut Siagian 2002, prestasi kerja mulai meningkat bersamaan dengan meningkatnya umur seseorang kemudian menurun menjelang tua. Semakin lanjut Universitas Sumatera Utara usia seseorang semakin meningkat pula kedewasaan teknisnya serta kedewasaan psikologisnya. Gibson dkk 1996, juga menyatakan bahwa umur memiliki hubungan yang positif dengan kinerja individu, dimana semakin tua umur individu maka semakin tinggi kinerjanya. Hasil penelitian dilapangan menunjukkan tidak adanya perbedaan kinerja pada PLKB yang tua maupun yang muda. PLKB yang tua dan yang muda mempunyai kinerja yang relatif sama. Dari 25 PLKB yang memiliki kinerja yang baik, jumlah PLKB yang berumur dibawah 35 tahun memiliki penilaian kinerja yang baik sebanyak 12 orang dan PLKB yang berumur diatas 35 tahun yang memiliki penilaian kinerja yang baik sebanyak 13 orang. Hal ini bisa saja terjadi karena PLKB baik yang tua maupun muda mengerjakan pekerjaan yang sama dengan sumber daya organisasi, seperti sarana dan prasarana yang sama. PLKB senior yang berumur lebih tua, masa kerjanya rata-rata hampir diatas 20 tahun sudah bosan dengan pekerjaan dengan pola yang sama setiap tahunnya dan PLKB yang muda cenderung mencontoh PLKB senior di lingkungannya sehingga kinerja mereka tidak berbeda. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Alfikri 2009 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan kinerja PLKB. Universitas Sumatera Utara

5.2.2. Pengaruh Pendidikan Terhadap Kinerja PLKB di Kota Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan responden yang pendidikannya lulus SMA sebanyak 8 orang 14,0, lulus D3 sebanyak 30 orang 52,7, dan yang lulus S1 sebanyak 19 orang 33,3. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dilihat bahwa hubungan antara pendidikan PLKB dengan kinerja PLKB diperoleh diantara kelompok pendidikan SMA ada 2 orang 25 PLKB yang baik dalam penilaian kinerjanya, kelompok D3 ada 12 orang 40 PLKB yang baik dalam penilaian kinerjanya, dan kelompok pedididikan S1 ada 11 orang 57,90 yang baik dalam penilaian kinerjanya. Hasil yang diperoleh dari uji regresi logistik berganda diperoleh nilai p sebesar 0,086 artinya pendidikan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja PLKB. Hasil penelitian sesuai dengan penelitian Royana 2013 yang menyatakan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan dengan kinerja. Hal ini bertentangan dengan Robbins 2006 yang menyatakan bahwa pendidikan akan memengaruhi kinerja karyawan. . Hasil penelitian di lapangan yang dapat menyebabkan tidak adanya hubungan yang positif antara pendidikan dengan kinerja PLKB antara lain adalah karena hampir semua PLKB pernah mendapat pelatihan untuk meningkatkan kompetensi PLKB yang nantinya akan memengaruhi kinerja. Hal ini sesuai dengan Arep dan Tanjung 2003 yang menyatakan bahwa pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, dan sikap. Melalui pelatihan, kemampuan karyawan semakin meningkat dalam melaksnaakan tugas. Meningkatnya kemampuan Universitas Sumatera Utara akan mengakibatkan meningkatkan arasa percaya diri. Rasa percaya diri mampu meningkatkan motivasi bekerja, yang pada akhirnya produktivitas karyawan tersebut pun meningkat. Selain itu, PLKB yang tamat D3 kebidanan lebih memiliki keahlian teknis untuk pemasangan alat kontrasepsi dibandingkan dengan PLKB yang tamat S1 sehingga mereka lebih mudah untuk mengkoordinir pelayanan KB di wilayah binaan mereka.

5.2.3. Pengaruh Status Perkawinan Terhadap Kinerja PLKB Di Kota Medan