terutama karena persyaratan dokumen yang harus dipersiapkan sukar dipenuhi.
Ciri-ciri umum yang juga merupakan sebagai kelemahan-kelemahan sektor UKM seperti yang disebutkan diatas, jika dilihat dari aspek permodalan dan
keuangannya, meliputi hal-hal berikut: 1. Umumnya sektor usaha kecil dan menengah memulai usahanya dengan
modal sedikit dan keterampilan yang kurang dari pendiri atau pemiliknya. 2. Terbatasnya sumber-sumber dana yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu kelancaran usahanya, seperti dari kredit pemasok Supplier dan pinjamam bank ataupun dari bank yang ingin melayani pengusaha
kecil dan menengah. 3. Kamampuan memperoleh pinjaman kredit perbankan relatif rendah.
Penyebabnya antara lain karena kekurangmampuan untuk menyediakan jaminan dan lain sebagainya.
4. Banyak dari UKM yang belum mengerti pencatatan keuanganakuntansi. Tetapi bagi mereka yang telah menggunakan catatan keuangan masih
memiliki masalah penyusunan laporan keuangan, sehingga menurunkan kemampuannya untuk mengajukan proposal permohonan kredit pada
perbankan. 5. Jadi, umumnya sektor UKM kurang mampu membina hubungan dengan
perbankan.
2.6.3 Kekuatan atau Kelebihan UKM
Kebijaksanaan pemerintah dalam pengembangan usaha kecil dan menengah dalam jangka panjang untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif
Universitas Sumatera Utara
UKM dalam proses pembangunan nasional, khususnya dalam kegiatan ekonomi. Dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan melalui perluasan lapangan
kerja dan meningkatkan pendapatan pengusaha menengah dan terwujudnya usaha yang makin tangguh dan mandiri sehingga pelaku ekonomi tersebut dapat
berperan dalam perekonomian nasional, meningkatkan daya saing pengusaha nasional dipasar dunia, serta seimbangnya penyebaran investasi antar sektor dan
antar golongan Untuk mewujudkan hal tersebut maka harus diketahui kekuatan atau
kelebihan dari UKM, yang memiliki kekuatan potensial yang merupakan andalan yang menjadi basis pengembangan pada masa yang akan datang. Secara garis
besar kekuatan atau kelebihan dari UKM tersebut antara lain: 1. Penyediaan lapangan kerja. Peran UKM dalam penyerapan tenaga kerja
patut diperhitungkan, diperkirakan mampu menyerap sampai dengan 50 tenaga kerja yang tersedia.
2. Sumber wirausaha baru. Keberadaan UKM selama ini terbukti dapat mendukung tumbuh kembangnya usaha baru.
3. Memiliki segmen pasar yang unik. 4. Melaksanakan manajemen sederhana dan fleksibel terhadap perubahan
pasar. 5. Memanfaatkan sumber daya alam sekitar. UKM sebagian besar
memanfaatkan sumber daya alam yang merupakan unggulan wilayah. 6. Memiliki potensi untuk berkembang. Berbagai upaya pembinaan yang
dilaksanakan menunjukkan hasil yang menggambarkan bahwa UKM
Universitas Sumatera Utara
mampu untuk dikembangkan lebih jauh dan mampu untuk mengembangkan sektor-sektor lain yang terkait.
2.6.4 Permasalahan UKM
UKM mendapat perhatian karena tingkat perekonomian dan pengetahuan yang kurang maju dalam berbisnis. Dengan adanya kterbatasan itu, timbul
berbagai permasalahan dimana tingkat intensitas dan sifat dari masalah tersebut bisa berbeda tidak hanya dari Janis produk atau pasar yang dilayani tetapi juga
berbeda antar wilayah, antar jenis kegiatan, bahkan antar unit dalam kegiatan yang sama.
Masalah umum yang biasa terjadi dalam UKM yaitu Partomo dkk:2002: 1. Keterbatasan finansial
UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek financial yaitu mobilisasi modal awal dan akses kemodal kerja serta financial
jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber
dari modal tabungan sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber permodalan ini sering tidak cukup untuk kegiatan produksi
apalagi untuk investasi. Walaupun begitu banyak skim-skim kredit dari perbankan dari bantuan BUMN, sumber pendanaan dari sektor informal
masih tetap dominan dalam pembiayaan kegiatan UKM. Hal ini disebabkan karena lokasi bank terlalu jauh bagi pengusaha yang tinggal
didaerah, persyaratan terlalu berat, urusan administrasi yang rumit, dan kurang informasi mengenai skim-skim perkreditan yang ada beserta
Universitas Sumatera Utara
prosedurnya. Lagi pula sistem pembukuan yang belum layak secara tekhnis perbankan menyebabkan UKM juga sulit memperoleh kredit.
2. Kesulitan pemasaran Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
perkembangan UKM. Dari hasil studi yang dilakkan James dan Akrasanee 1988 di sejumlah Negara ASEAN, menyimpulkan jika UKM tidak
melakukan perbaikan yang cukup disemua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti kualitas produk dan kegiatan promosi maka sulit sekali
bagi UKM untuk turut berpartisipasi dalam era perdagangan bebas. Masalah pemasaran yang dialami yaitu tekanan persaingan baik di pasar
domestic dari produk yang serupa buatan sendiri dan impor maupun dipasar internasional dan kekurangan informasi yang akurat serta up to
date mengenai peluang pasar didalam maupun luar negeri. 3. Keterbatasan Sumber Daya Manusia SDM
Keterbatasan SDM juga merupakan salah satu kendala yang serius bagi banyak UKM di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship,
manajamen, tekhnik produksi, pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi, data processing, tekhnik
pemasaran,dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi dan produktifitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus pasar barang.
Universitas Sumatera Utara
4. Masalah bahan baku Keterbatasan bahan baku dan kesulitan mendapatkannya kerena harganya
yang mahal menjadi salah satu kendala yang serius bagi pertumbuhan output atau kelangsungan produksi bagi banyak UKM di Indonesia.
Banyak pengusaha yang terpaksa menghentikan usahanya dan berpindah profesi kepada kegiatan ekonomi lainnya misalnya menjadi pedagang.
5. Keterbatasan tekhnologi UKM di Indonesia pada umumnya masih menggunakan tekhnologi lama
tradisional dalam bentuk mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang sifatnya manual. Hal ini membuat produksi rendah, efesiensi kurang, dan
kualitas produk juga rendah.
2.6.5 Kendala dan Arah Kebijaksaaan Keuangan untuk Sektor UKM