bagi seseorang individu. Seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia meyakini upaya akan menghantarkan
kesuatu penilaian kinerja yang baik. Kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan dan motivasi. Motivasi adalah fungsi
perkalian anatara valensi perolehan pertama dan harapan. b.
Teori Keadilan. Teori keadilan menjelaskan bahwa karyawan membandingkan usaha mereka
dan imbalan mereka dengan usaha dan imbalan yang diterima orang lain dalam situasi kerja yang serupa. Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa
individu itu dimotivasi oleh keinginan untuk diperlakukan secara adil dalam pekerjaan. Seorang karyawan bekerja untuk mendapatkan imbalan.
c. Teori Pengukuhan
Teori pengukuhan menyandarkan diri pada penerapan prinsip operant conditioning
untuk memotivasi orang. Prinsip-prinsip operant conditioning menguraikan hubungan antara prilaku dan berbagaimacam kejadian dalam
lingkungan. Ciri utama dari teori ini menekankan penggunaan dari pengukuhan positif dan jadwal pengukuhan.
2.4 Penelitian Terdahulu
Menurut Nurjanh 2002, motivasi kerja karyawan PT. Sariwangi A.E.A dipengharuhi oleh faktor internl dan eksternal, dimana factor internal terdiri dari :
umur, lama bekerja, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan dan jenis kelamin karyawan. Sedangkan faktor eksternal terdidi dari : hubungan antara bawahan dan
26
atasan, hubungan anatar sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi kerja, pemberian kompensasi dan penilaian prestasi kerja. Menurut
penelitian ini, pada umumnya karyawan PT. Sariwangi A.E.A selalu termotivasi dalam bernagai hal guna mencapai tujuan perusahaan. Pada umumnya perusahaan
juga merasa puas dengan hubungan yang terjalin antara atasan dengan bawahan, hubungan antar sesama rekan kerja, peraturan dan kebijakan perusahaan, kondisi
kerja dan penilaian prestasi kerja. Sedangkan untuk kompensasi dan tunjangan, para karyawan pada umumnya cenderung kurang puas karena akibat adanya
penundaan kenaikan upah, tidak adanya tunjangan makan dan transportasi, serta pembedaan jenis tunjangan antara karyawan tetap dan karyawan kontrak. Faktor-
faktor eksternal karyawan yang memiliki hubungan nyata dengan tingkat motivasi kerja karyawan adalah hubungan antara atasan dan bawahan, peraturan dan
kebijakan perusahaan , kondisi kerja, pemberian kompensasi dan penilaian kerja. Sedangkan hubungan antara sesama karyawan tidak memiliki pengaruh nyata
pada motivasi kerja karyawan, sedangkan faktor-faktor internal karyawan seluruhnya tidak memiliki hubungan yang nyata dengan motivasi kerja karyawan.
Desi Novita 2003, menyampaikan secara umum para karyawan tetap PT. HBP senantiasa termotivasi dalam melakukan berbagai aktivitas perusahaan guna
pencapaian tujuan perusahaan. Akan tetapi, kondisi motivasi kerja karyawan saat ini masih berada pada kondisi yang belum optimal. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi kerja karyawan harus ditingkatkan agar dapat mencapai kondisi optimal yaitu kondisi sangat termotivasi kerja karyawan yakni pekerjaan itu sendiri,
tanggung jawab yang diberikan, prestasi, pengembangan karyawan, serta
27
pengakuan dan penghargaan, ternyata seluruh faktor tersebut memiliki hubungan yang nyata terhadap motivasi kerja karyawan. Hal ini berarti bahwa semakin
tinggi tingkat kepuasan karyawan terhadap lima faktor mativator tersebut, maka akan semakin mendorong karyawan untuk lebih termotivasi. Adapun pengaruh
faktor-faktor motivator tersebut dari yang paling mamiliki pengaruh paling besar adalah pengembangan karyawan, pekerjaan itu sendiri, tangung jawab yang
diberikan, prestasi, serta pengakuan dan penghargaan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan ahar kinerja karyawan
meningkat untuk mencapai hasil yang optimal yang diinginkan dapat dilakukan dengan meninjau kembali kompensasi yang selama ini diberikan kepada karyawan
yang masih dirasakan kurang, lebih menjamin ketersediaan perlengkapan dan fasilitas keselamatan kerja, pengoptimalam faktor peraturan dan kebijakan
perusahaan melalui pelaksanaan yang konsisten dan disiplin, serta mempererat hubungan atasan dan bawahan seperti dengan mengadakan pertemuan rutin
dengan karyawan untuk saling terbuka terhadap kebutuhan , masalah, maupun harapan yang diinginkan oleh karyawan dan perusahaan.
2.5 Kerangka Pemikiran Operasional