Pengertian Dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar Keadaan Gizi Anak Sekolah

48

2.3 Anak Sekolah Dasar

2.3.1 Pengertian Dan Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Anak sekolah dasar adalah anak yang berusia 6 sampai 12 tahun, memiliki fisik lebih kuat, mempunyai sifat individual serta aktif dan tidak bergantung pada orang tua. Kebutuhan gizi anak sebagian besar digunakan untuk aktivitas pembentukan dan pemeliharaan jaringan Moehji, 2003. Karakteristik anak sekolah meliputi, pertumbuhan tidak secepat bayi, gigi merupakan gigi susu yang tidak permanen atau tanggal, lebih aktif memilih makanan yang disukai, kebutuhan energi tinggi karena aktivitas yang meningkat, pertumbuhan lambat dan meningkat lagi pada masa pra remaja. Anak sekolah biasanya memiliki aktivitas bermain yang memerlukan banyak tenaga. Ketidakseimbangan antara energi yang masuk dan keluar akan mengakibatkan tubuh anak menjadi kurus. Oleh karena itu, diperlukan tindakan dalam mengatur waktu bermain anak. Tindakan tersebut dapat membantu anak untuk memperoleh waktu istirahat yang cukup Moehji, 2003.

2.3.2 Keadaan Gizi Anak Sekolah

Berbagai penelitian yang pernah dilakukan terhadap anak-anak sekolah, baik di perkotaan maupun di pedesaan di Indonesia, didapatkan kenyataan bahwa pada umumnya berat dan tinggi badan 49 rata-rata anak-anak sekolah dasar berada di bawah ukuran normal. Tidak jarang pula pada anak-anak ini ditemukan tanda-tanda penyakit gangguan kurang gizi baik dalam bentuk ringan maupun dalam bentuk agak berat Moehji, 2003. Anak sekolah dasar merupakan salah satu kelompok rentan gizi selain bayi 0-1 tahun, balita 1-5 tahun, remaja 14-20 tahun, dan kelompok ibu hamil dan menyusui Sediaoetama, 2000. Masalah gizi terjadi karena tidak terpenuhinya kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari makanan. Masalah gizi berkaitan erat dengan masalah pangan. Pada kasus tertentu, masalah pangan terjadi di tingkat rumah tangga, yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya yang dapat dipengaruhi oleh kemiskinan, rendahnya pendidikan dan kepercayaan yang terkait dengan tabu makanan Supariasa, 2001. Sedangkan menurut Arisman 2009, masalah gizi anak secara garis besar merupakan dampak dari ketidakseimbangan antara asupan dan keluaran zat gizi nutritional imbalance, yaitu asupan yang melebihi keluaran atau sebaliknya, di samping kesalahan dalam memilih bahan makanan untuk disantap. Begitu pula dengan Suhardjo 1996, yang menjelaskan bahwa keadaan kurang gizi dapat disebabkan oleh masukan energi dan protein yang sangat kurang dalam waktu lama. Keadaan ini akan lebih cepat terjadi jika anak mengalami diare atau infeksi penyakit lainnya. 50 Masalah gizi anak tidak hanya kekurangan gizi tetapi juga kelebihan gizi. Seorang anak dikatakan mempunyai gizi lebih jika mereka mempunyai berat badan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan standar anak yang sebaya Khomsan, 2003. Selain masalah gizi tersebut, terdapat pula masalah gizi lain yang terjadi pada anak, yaitu anemia defisiensi besi, karies gigi, pica, alergi dan penyakit kronis Arisman, 2009. 51

2.4 Kerangka Teori