Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat dengan Status Gizi

71 Gambar 5.1 Gambaran Konsumsi Kurang Zat Gizi Karbohidrat, Protein dan Lemak Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 90 66 88 50 100 p e rs e n ta se re sp o n d e n karbohidrat protein lemak Berdasarkan gambar 5.1, dari 50 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memilki tingkat konsumsi karbohidrat, protein dan lemak kurang atau persentase pencapaian zat gizi kurang dari 80 dari Angka Kecukupan Gizi AKG yang dianjurkan. Tingkat konsumsi karbohidrat kurang, dimiliki sebanyak 90 responden. Selanjutnya, tingkat konsumsi protein kurang, dimiliki sebanyak 66 responden dan untuk tingkat konsumsi lemak kurang, dimiliki sebanyak 88 responden.

5.3 Analisis Bivariat

5.3.1 Hubungan Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana Desa 72 Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 menggunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.5 berikut ini. Tabel 5.5 Gambaran Tingkat Keparahan Karies Gigi dengan Status Gizi Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 Berdasarkan tabel 5.5 hasil analisis hubungan antara tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi siswa kelas dua diketahui bahwa dari 37 responden yang menderita karies dengan tingkat keparahan yang tinggi, terdapat 31 83,8 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Sedangkan dari 13 responden yang menderita karies dengan tingkat keparahan yang rendah, terdapat 2 15,4 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,000. Hal ini menunjukkan Pvalue 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat keparahan karies gigi dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana. Tingkat Keparahan Karies Status Gizi Total P-value Kurus Normal n N n Tinggi 31 83,8 6 16,2 37 100 0,000 Rendah 2 15,4 11 84,6 13 100 73

5.3.2 Hubungan Tingkat Konsumsi Karbohidrat dengan Status Gizi

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 menggunakan uji chi- square yang disajikan pada tabel 5.6 berikut ini. Tabel 5.6 Gambaran Tingkat Konsumsi Karbohidrat dengan Status Gizi Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 Tingkat Konsumsi Karbohidrat Status Gizi Total P-value Kurus Normal n n n Kurang 32 71,1 13 28,9 45 100 0,040 Baik 1 20 4 80 5 100 Berdasarkan tabel 5.6 hasil analisis hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan status gizi siswa kelas dua diketahui bahwa dari 45 responden yang memiliki tingkat konsumsi karbohidrat kurang, terdapat 32 71,1 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Sedangkan dari 5 responden yang memiliki tingkat konsumsi karbohidrat baik, terdapat 1 20 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,040. Hal ini menunjukkan Pvalue 0,05 maka dapat 74 dijelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana.

5.3.3 Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi