Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi Hubungan Tingkat Konsumsi Lemak dengan Status Gizi

74 dijelaskan bahwa ada hubungan antara tingkat konsumsi karbohidrat dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana.

5.3.3 Hubungan Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 menggunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.7 berikut ini. Tabel 5.7 Gambaran Tingkat Konsumsi Protein dengan Status Gizi Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 Tingkat Konsumsi Protein Status Gizi Total P-value Kurus Normal n n n Kurang 22 66,7 11 33,3 33 100 1,000 Baik 11 64,7 6 35,3 17 100 Berdasarkan tabel 5.7 hasil analisis hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa kelas dua diketahui bahwa dari 33 responden yang memiliki tingkat konsumsi protein kurang, terdapat 22 66,7 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Sedangkan dari 17 responden yang memiliki tingkat konsumsi protein baik, terdapat 11 64,7 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 75 1,000. Hal ini menunjukkan Pvalue 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi protein dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana.

5.3.4 Hubungan Tingkat Konsumsi Lemak dengan Status Gizi

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat konsumsi lemak dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 menggunakan uji chi-square yang disajikan pada tabel 5.8 berikut ini. Tabel 5.8 Gambaran Tingkat Konsumsi Lemak dengan Status Gizi Siswa Kelas Dua SDN 01 Ciangsana Desa Ciangsana Kabupaten Bogor Tahun 2010 Tingkat Konsumsi Lemak Status Gizi Total P-value Kurus Normal n n n Kurang 30 68,2 14 31,8 44 100 0,396 Baik 3 50 3 50 6 100 Berdasarkan tabel 5.8 hasil analisis hubungan antara tingkat konsumsi lemak dengan status gizi siswa kelas dua diketahui bahwa dari 44 responden yang memiliki tingkat konsumsi lemak kurang, terdapat 30 68,2 responden yang memiliki status gizi kategori kurus. Sedangkan dari 6 responden yang memiliki tingkat konsumsi lemak baik, terdapat 3 50 responden yang memiliki status gizi 76 kategori kurus. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai Pvalue 0,396. Hal ini menunjukkan Pvalue 0,05 maka dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat konsumsi lemak dengan status gizi siswa kelas dua SDN 01 Ciangsana.

5.4 Analisis Multivariat