Permasalahan Tujuan Hipotesis Manfaat Demam Berdarah Dengue DBD

penyuluhan dan pemantauan jentik berkala yang kurang pada masyarakat dikarenakan sumber daya petugas pelaksana memiliki basic pendidikan yang bukan berasal dari kesehatan lingkungan melainkan dari perawat, bidan dan lainnya sehingga pelaksanaan dan penyampaian informasi kurang maksimal. kebanyakan petugas berjenis kelamin perempuan sehingga jarang untuk turun kelapangan dikarenakan jarak tempuh yang jauh ke lokasi wilayah endemis DBD, serta pelaksanaan foging yang tidak tepat sasaran. Ketidak hadiran dan kurangnya keaktifan petugas P2P program DBD untuk turun kelapangan dalam melaksanakan kegiatan PSN, sehingga kegiatan PSN menjadi tidak berkesinambungan. Dari uraian diatas terlihat bahwa salah satu masalah dalam upaya penanggulangan DBD adalah lemahnya kinerja petugas kesehatan, khususnya petugas P2P program DBD. Gibson 1989 berpendapat bahwa faktor‐faktor yang mempengaruhi kinerja antara lain: karakteristik individu dan karakteristik organisasi. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengetahui hubungan karakteristik individu dan karakteristik organisasi terhadap kinerja staff pengelola P2P program DBD di Kota Lhokseumawe.

1.2. Permasalahan

Kejadian DBD masih tinggi di Kota Lhokseumawe bahkan sampai terjadi KLB, masalah ini sudah ditanggulangi namun setiap tahun masih saja terjadi peningkatan kasus DBD maka di asumsikan bahwa karakteristik individu dan organisasi dalam pencegahan serta penanggulangan penyakit DBD belum dapat dilaksanakan secara optimal. Permasalahan penelitian adalah: bagaimana hubungan karakteristik individu pendidikan, pelatihan dan masa kerja dan karakteristik organisasi sumber daya, Universitas Sumatera Utara kepemimpinan dan imbalan terhadap kinerja staff pengelola P2P program DBD di Kota Lhokseumawe tahun 2009.

1.3. Tujuan

Penelitian Untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu pendidikan, pelatihan dan masa kerja dan karakteristik organisasi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan terhadap kinerja staff pengelola P2P program DBD di Kota Lhokseumawe tahun 2009.

1.4. Hipotesis

Penelitian Ada pengaruh individu pendidikan, pelatihan dan masa kerja dan karakteristik organisasi sumber daya, kepemimpinan dan imbalan terhadap kinerja staff pengelola P2P program DBD di Kota Lhokseumawe tahun 2009.

1.5. Manfaat

Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe khususnya bagian P2PL dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD di unit pelayanan kesehatan seperti puskesmas. 2. Sebagai bahan masukan bagi tenaga P2P program DBD di puskesmas dalam melakukan peningkatan mutu pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD. 3. Sebagai sarana perbandingan bagi peneliti dalam mengembangkan pengetahuan tentang kebijakan dalam meningkatkan mutu pencegahan dan penanggulangan penyakit DBD. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Demam Berdarah Dengue DBD

Menurut Depkes 2005, Demam Berdarah Dengue DBD adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari golongan Arbovirus yang ditandai dengan demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus selama 2‐7 hari, manifestasi perdarahan peteke, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi, hematemesis, melena, hematuri termasuk uji tourniquet Rumple Leede positif, trombositopeni jumlah trombosit 100.000 l, hemokonsentrasi peningkatan hemotokrit 20 disertai atau tanpa pembesaran hati hepatomegali. DBD salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah, maka sesuai dengan undang‐undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta peraturan menteri kesehatan No. 560 tahun 1989 bahwa setiap penderita termasuk tersangka DBD harus segera dilaporkan selambat‐lambatnya dalam waktu 24 jam oleh unit pelayanan kesehatan rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan, dokter praktek dan lain‐lain. Untuk membatasi penularan penyakit yang cenderung meluas, mencegah kejadian luar biasa KLB serta menekan angka kesakitan dan kematian maka pemerintah juga melaksanakan pemberantasan vektor dengan menggunakan insektisida fogging fokus di desakelurahan yang ditemukan adanya penderita Depkes RI, 2005. Diperkirakan bahwa terdapat sekurang‐kurangnya seratus juta kasus Demam Dengue pertahun dan 500.000 kasus Demam Berdarah Dengue yang memerlukan rawat Universitas Sumatera Utara inap di rumah sakit. Angka kematian yang disebabkan oleh DBD rata‐rata sekitar 5 dengan catatan kematian sejumlah 25.000 terjadi tiap tahunnya Depkes RI, 2003.

2.2. Program Pencegahan Penyakit DBD

Dokumen yang terkait

Analisis Determinan Kinerja Petugas Surveilans Demam Berdarah Dengue di Kota Pematang Siantar Tahun 2013

2 58 153

Pengaruh Kompetensi Terhadap Kinerja Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar Tahun 2009

23 230 131

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Petugas TB Paru Puskesmas Dalam Penemuan Penderita TB Paru Pada Program Pemberantasan Penyakit (P2P) TB Paru Di Kota Medan Tahun 2009

1 34 76

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Sumber Daya Organisasi Terhadap Kinerja Pengelola Obat Di Puskesmas Dan Puskesmas Pembantu Kota Sibolga Tahun 2009

1 28 164

Pengaruh Karakteristik Individu Dan Organisasi Terhadap Kinerja Dokter PTT Di Puskesmas Dalam Kota Banda Aceh

0 22 126

Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Melaksanakan Program di Puskesmas se Kota Pematangsiantar

0 0 18

Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Melaksanakan Program di Puskesmas se Kota Pematangsiantar

0 0 2

Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Melaksanakan Program di Puskesmas se Kota Pematangsiantar

0 0 12

Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Melaksanakan Program di Puskesmas se Kota Pematangsiantar

0 0 36

Pengaruh Karakteristik Individu Psikologi dan Beban Kerja terhadap Kinerja Petugas Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Melaksanakan Program di Puskesmas se Kota Pematangsiantar

0 0 4