3.3.1. Populasi
Populasi penelitian adalah seluruh staff pengelola P2P program DBD yaitu
Kepala Bidang, Kepala Seksi dan petugas P2P program DBD.
Meliputi Dinas Kesehatan, puskesmas induk maupun puskesmas pembantu di
Kota Lhokseumawe sebanyak 31 orang.
3.3.1. Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh populasi total sampling yaitu seluruh staff pengelola P2P program DBD meliputi: Kepala Bidang, Kepala Seksi dan
petugas P2P program DBD baik di Dinas Kesehatan, puskesmas induk maupun puskesmas pembantu di Kota Lhokseumawe sebanyak 31 orang.
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari 2 sumber yaitu :
3.4.1. Data Primer
Data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan meliputi data karakteristik individu,
organisasi dan data kinerja staff pengelola P2P program DBD. Kelayakan dalam menggunakan instrumen yang akan dipakai untuk penelitian diperlukan uji validitas
dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Universitas Sumatera Utara
Uji validitas suatu instrumen dalam kuesioner dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel menggunakan rumus
teknik korelasi Pearson Product Moment Corelation Coeficient r, dengan ketentuan : a Bila r hitung t tabel maka dinyatakan valid dan b Bila r hitung t tabel maka
dinyatakan tidak valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas terhadap kuesioner untuk melihat konsistensi jawaban. Dalam penelitian ini teknik untuk menghitung indeks reliabilitas yaitu menggunakan metode
Cronbachs Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, dengan ketentuan : a Jika nilai r Alpha r tabel maka dinyatakan reliable dan b Jika
nilai r Alpha r tabel maka dinyatakan tidak reliable. Dalam melaksanakan uji reliabilitas digunakan sampel sebanyak 20 orang di
Kabupaten Bireun dengan alasan dapat mewakili karena memiliki karakteristik geografis yang sama. Setelah dilakukan uji reliabilitas kuisioner maka didapat hasil
dengan menggunakan rumus df=n-2. maka df=18 dengan r tabel 0,468. 1
Pada item pertanyaan pelatihan nilai r alpha = 0,874 r tabel =0,468 kuisioner sesuai dengan ketentuan
2 Pada item pertanyaan sumber daya nilai r alpha = 0,607 r tabel =0,468
kuisioner sesuai dengan ketentuan 3
Pada item pertanyaan kepemimpinan nilai r alpha = 0,885 r tabel =0,468 kuisioner sesuai dengan ketentuan
4 Pada item pertanyaan imbalan nilai r alpha = 0,611 r tabel =0,468 kuisioner
sesuai dengan ketentuan
Universitas Sumatera Utara
5 Pada item pertanyaan kinerja nilai r alpha = 0,560 r tabel =0,468 kuisioner
sesuai dengan ketentuan
3.4.2. Data Sekunder
Data sekunder di peroleh dari laporan Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe dan puskesmas.
3.5. Variabel dan Defenisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independent dan dependen. Variabel independent dalam penelitian ini yaitu : karakteristik individu
pendidikan, pelatihan, masa kerja serta sumber daya organisasi Sumber daya, kepemimpinan dan imbalan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja staf pengelola P2P program DBD dalam pelaksanaan penanggulangan kasus DBD.
3.5.2. Defenisi Operasional a. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang pernah ditempuh oleh
staf pengelola P2P program DBD sampai tamat yang dibedakan antara tamatan SLTASPK, DIIIDiploma dan Perguruan Tinggi
b. Pelatihan adalah pengembangan pengetahuan yang diperoleh secara informal
yang pernah diikuti oleh seluruh staf pengelola P2P program DBD.
c. Masa Kerja adalah lama kerja staf pengelola P2P program DBD yang dibedakan
antara ≥ 3 tahun dan 3 tahun.
Universitas Sumatera Utara
d. Sumber daya adalah meliputi sarana, pra sarana, perlengkapan, metode petunjuk
teknis dan petunjuk pelaksanaan dan dana yang tersedia di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Kota Lhokseumawe yang dapat mendukung pelaksanaan
penanggulangan KLB DBD.
e. Kepemimpinan adalah pernyataan petugas DBD tentang kualitas kepemimpinan
yang diberikan Kepala Sub Bidang, Kepala Seksi dan Kepala Puskesmas dalam hal pelaksanaan penanggulangan KLB DBD.
f. Imbalan adalah pernyataan staf pengelola P2P program DBD mengenai sesuai
atau tidaknya imbalan yang didapat diluar gaji dalam bentuk insentif yang diterima selama menjadi petugas.
g. Kinerja
adalah kualitas kerja yang ditunjukkan staf pengelola P2P program DBD dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan penanggulangan KLB DBD.
Penilaian kinerja staff pengelola P2P Program DBD mengacu kepada pendapat
Rivai 2005, yaitu teknisk penilaian sendiri self apraisal. Yaitu penilaian yang dilakukan oleh staff pengelola P2P program DBD, dengan harapan agar petugas
P2P dapat lebih mengenal kemampuan dan kelemahan dirinya sendiri sehingga mampu mengindentifikasi aspek-aspek perilaku kerja yang perlu diperbaiki pada
masa yang akan datang.
3.6. Metode Pengukuran