Berdasarkan pendapat Sedarmayanti 2004 kinerja adalah hasil kerja
seseorang yang dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur,
tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya pelaku yang terdapat
pada organisasi tersebut.
Menurut Ilyas 2001 kinerja adalah penampilan hasil karya personel baik
kualitas maupun kuantitas dalam suatu organisasi. Dalam organisasi pelayanan
kesehatan, sangatlah penting untuk memiliki instrumen penilaian kinerja yang efektif
bagi tenaga kerja profesional. Proses evaluasi kinerja bagi profesional menjadi bagian
terpenting dalam upaya manajemen untuk meningkatkan kinerja organisasi yang efektif.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi determinan kinerja personel maka
perlu dilakukan pengkajian terhadap beberapa teori kinerja. Secara teoritis ada 3 tiga
kelompok variabel yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja yaitu variabel
individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Ketiga kelompok variabel tersebut
mempengaruhi perilaku kinerja yang pada akhirnya berpengaruh pada kinerja personel.
Perilaku yang berhubungan dengan kinerja adalah yang berkaitan dengan tugasātugas
pekerjaan yang harus diselesaikan untuk mencapai sasaran suatu jabatan atau tugas.
2.4.1. Hubungan Kinerja Terhadap Karakteristik Individu
Menurut Rivai 2003 perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari
interaksi antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa tatanan dalam
organisasi berupa kemampuan, kepercayaan, pribadi, penghargaan, kebutuhan dan
pengalaman masa kerja.
Universitas Sumatera Utara
Sementara itu, karakteristik individu akan di bawa memasuki suatu lingkungan
baru yaitu organisasi atau lainnya. Organisasi juga mempunyai karakteristik dan
merupakan suatu lingkungan bagi individu. Selanjutnya karakteristik individu
berinteraksi dengan karakteristik organisasi yang akan mewujudkan perilaku individu
dalam organisasi.
Menurut Payaman 2005 kompensasi individu adalah kemampuan dan
keterampilan melakukan kerja yang dipengaruhi oleh pendidikan, akumulasi pelatihan
dan pengalaman kerja.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan bagian dari investasi sumber daya manusia Human Investment. Semakin lama waktu yang digunakan seseorang untuk pendidikan
semakin tinggi kemampuan atau kompetensinya melakukan pekerjaan dan dengan demikian semakin tinggi kinerjanya.
Sedangkan menurut Sedarmayanti 2004 pendidikan merupakan upaya untuk menambah pengetahuan dan keterampilan bekerja sehingga dengan demikian
dapat meningkatkan produktivitas kerja dan tercermin dalam imbalan yang diterima.
b. Pelatihan
Pelatihan adalah salah satu bentuk peningkaan produktivitas kerja yang dapat dilakukan di dalam maupun di luar instansi. Pelatihan yang dilakukan di luar
instansi umumnya bersifat khusus, lokakarya atau pendidikan formal dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan pengawai baik secara horizontal maupun vertikal.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan secara horizontal berarti memperluas aspek atau jenis pekerjaan yang diketahui. Sedangkan peningkatan secara vertikal berarti memperdalam
pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu. Menurut Umar 2002 program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki
penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan
pegawainya untuk memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang. Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek seperti
peningkatan dalam keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian. Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap
antara kecakapan pegawai dan peminatan jabatan. Selain untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja.
c. Masa Kerja
Menurut Rivai 2003 masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman yang lebih dari seseorang dibandingkan dengan rekan kerjanya yang lain
Pengalaman kerja pada awal melaksanakan tugas tidak banyak memerlukan bimbingan tetapi bila sifat kepribadiannya buruk atau intelegensinya rendah maka
semakin lama akan semakin kurang berhasil guna dan berdaya guna dalam bekerja Sedarmayanti, 2004.
Menurut Payaman 2005 pengalaman kerja dapat memperdalam dan memperluas kemampuan kerja. Semakin sering seseorang melakukan pekerjaan yang
sama, semakin terampil dan semakin cepat menyelesaikan pekerjaan tersebut sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan kinerja.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Hubungan Kinerja Terhadap Karakteristik Organisasi