Kesehatan Kota Lhoksumawe termasuk tidak baik yaitu sebanyak 13 orang 41,9, sedangkan kategori baik dan sedang adalah sama yaitu sebanyak 9
petugas 29,0. Keadaan ini menunjukkan bahwa peran dinas kesehatan dalam mengakomodir
pelatihan-pelatihan yang mendukung kinerja petugas P2P DBD sangat penting diperhatikan guna meningkatkan prestasi kerja dan hasil kerja mereka.
Menurut Umar 2002 program pelatihan ditujukan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu untuk
kebutuhan sekarang, sedangkan pengembangan bertujuan untuk menyiapkan pegawainya untuk memangku jabatan tertentu dimasa yang akan datang.
Pengembangan bersifat lebih luas karena menyangkut banyak aspek seperti peningkatan dalam keilmuan, pengetahuan, kemampuan, sikap dan kepribadian.
Program pelatihan dan pengembangan bertujuan antara lain untuk menutupi gap antara kecakapan pegawai dan peminatan jabatan. Selain untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja.
5.3 Pengaruh Karakteristik Organisasi Terhadap Kinerja Petugas P2P DBD
5.3.1. Pengaruh Sumber Daya Terhadap Kinerja Petugas P2P DBD
Hasil uji chi square menunjukkan bahwa variabel sumber daya tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kinerja petugas P2P DBD dengan nilai
p-value=0,291, artinya sumber daya yang ada di dinas kesehatan maupun
Universitas Sumatera Utara
puskesmas belum memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja petugas P2P DBD.
Sumber daya yang dimaksud dilihat berdasarkan lima indikator dan hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden 41,9 menyatakan kurang
setuju dalam penanggulangan KLB DBD tersedia sarana transportasi yang mendukung, demikian juga dengan tersedia SDM yang mendukung dan fasilitas
kesehatan masing-masing 45,2. Selain itu mayoritas responden menyatakan setuju bahwa dalam pelaksanaan penanggulangan KLB DBD setuju jika tersedia
dana yang mendukung dan mayoritas 48,4 menyatakan tidak setuju bahwa perencanaan program kerja mendukung pelaksanaan penanggulangan KLB DBD.
Keadaan ini memberikan gambaran bahwa selama ini sumber daya yang ada hanya dianggap sebagai fasilitas pendukung saja dan belum mampu untuk
memberikan masukan bagi peningkatan hasil kerjanya. Menurut Rosidah, dkk 2003 organisasi dipengaruhi oleh sumber daya yang
terdiri dari sumber daya manusia dan sumber daya non manusia atau disebut jasa dengan sumber daya alam natural resource seperti modal, mesin, teknologi,
material dan lain-lain. Kedua kategori sumber daya tersebut sama-sama penting, akan tetapi sumber
daya manusia SDM merupakan faktor dominan karena memilki akal, pengetahuan, keterampilan, motivasi, karya dan prestasi. Pada prinsipnya SDM adalah satu-satunya
sumber daya yang sangat menentukan organisasi dalam melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan.
Universitas Sumatera Utara
5.3.2. Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Kinerja Petugas P2P DBD
Hasil penelitian berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan variabel kepemimpinan mempunyai hubungan signifikan dengan kinerja petugas P2P
DBD. Hal ini mengindikasikan bahwa kepemimpinan unit organisasi dalam hal ini puskesmas dan dinas kesehatan mempunyai peran andil terhadap peningkatan
kinerja petugas dan hasil kerjanya. Secara proporsi menunjukkan mayoritas responden dengan kinerja tidak baik
terdapat pada responden dengan penilaian kepemimpinan kategori sedang yaitu sebesar 58,3, kinerja petugas kategori sedang mayoritas 54,4 juga terdapat
pada responden dengan penilaian kepemimpinan kategori sedang, dan responden dengan kinerja baik sama antara penilaian kepemimpinan sedang dan baik
masing-masing 37,5. Keadaan ini memberikan fenomena bahwa semakin baik kepemimpinan unit
organisasi maka akan memberikan dorongan bagi petugas P2P DBD untuk meningkatkan hasil kerjanya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya di unit
kerja masing-masing. Hasil uji regresi linear berganda juga menunjukkan bahwa kepemimpinan unit
organisasi mempunyai pengaruh terhadap kinerja petugas P2P DBD, artinya secara serempak hasil uji keseluruhan variabel dalam penelitian ini ternyata
variabel ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja petugas P2P DBD, yang ditunjukkan oleh nilai
β=0,461, artinya variabel kepemimpinan 46,1 berpengaruh terhadap kinerja petugas P2P DBD.
Universitas Sumatera Utara
Tingkah laku pemimpin bersifat motivasional sejauhmana memberikan kepuasan dari kebutuhan bawahan yang kontigen pada prestasi efektif dan
melengkapi lingkungan bawahan dengan memberikan bimbingan, kejelasan arah, dan penghargaan yang dibutuhkan untuk prestasi efektif. Dimana maksud teori ini
adalah: Supportive leadership atau kepemimpinan yang mendukung; member perhatian
kepada kebutuhan para bawahan, memperlihatkan perhatian terhadap kesejahteraan mereka dan menciptakan suasana bersahabat dalam unit kerja
mereka. Directive leadership kepemimpinan yang instruktif; memberitahukankepada
bawahan apa yang diharapkan dari mereka, member pedoman yang spesifik, meminta para bawahan untuk mengikuti peraturan-peraturan dan prosedur-
prosedur, mengatur waktu, dan mengkoordinasi pekerjaan mereka Partisipative leadership kepemimpinan partisipatif; berkonsultasi dengan para
bawahan dan memperhitungkan opini dan saran Acehrieekvaem. ent oriented leadership kepemimpinan yang berorientasi pada
keberhasilan; menetapkan pada tujuan-tujuan yang menantang, mencari perbaikan kinerja, menekankan pada keunggulan dalam kinerja, dan memperlihatkan
kepercayaan bahwa para bawahan akan mencapai standar yang tinggi. Dari beberapa uraian ini perlu adanya kebijakan dari setiap pimpinan untuk
membina staf atau bawahannya. Seperti juga diuraikan oleh Hellriegel dan Slocum, menjelaskan; pengembangan staf secara umum dapat dilakukan melalui
pelatihan serta pengembangan staf ada 2 cara yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Pengalaman pekerjaan dilakukan bimbingan oleh pimpinan, rotasi kerja, rapat
evaluasi, serta upaya pemecahan masalah, seperti gugus kendali mutu GKM dan problem solving cycle.
2. Pendidikan tambahan melalui On the job training, ceramahceramah, kursus dan
seminar-seminar, serta mengikuti di kampus formal pendidikan Menurut Rivai 2003 kepemimpinan seseorang sangat besar peranannya
dalam setiap pengambilan keputusan sehingga membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasilnya adalah salah satu tugas seorang
pimpinan. Pengambilan keputuasan dalam tinjauan perilaku dapat mencerminkan karakter bagi seorang pemimpin. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk
menganalisis situasi dengan memperoleh informasi seakurat mungkin, sehingga permasalahan dapat dituntaskan.
5.3.3. Pengaruh Imbalan Terhadap Kinerja Petugas P2P DBD