Disiplin Orang Tua dan Kekerasan pada Anak

Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 domestik maupun publik. Keseluruhan pasal-pasal, dan prinsip-prinsip dalam Undang- undang Perlindungan Anak banyak yang mengacu pada KHA. Agustinus Pohan dalam menterjemahkan rumusan Pasal 19 ayat 1 CRC sebagai penyalagunaan kekuasaan orang tua. Sedangkan Muhammad Joni dan Zulchainan Tanamans menterjemahkan sebagai salah perlakuan dari orang tua atau orang yang bertanggung jawab atas pengasuhan anak. Mengapa Child Abuse yang banyak dibahas adalah yang terjadi didalam lingkungan domestic. Jika suatu kekerasan pada anak terjadi di publik maka tidak terlalu sulit bagi masyarakat untuk menjerat pelaku dengan pasal-pasal kriminal yang sudah ada. Tetapi menjadi sulit jika kekerasan pada anak yang terjadi bersifat domestik, dimana pelakunya adalah orang yang dekat dengan anak, yang merawat anak, bertanggung jawab terhadap anak tersebut. Kekerasan pada anak jenis ini memiliki sifat yang cenderung tertutup, berulang-ulang, sulit dideteksi, dan ada suatu benteng kewenangan orang tua terhadap anaknya yang membuat orang tua lainmasyarakat sulit ikut campur.

2. Disiplin Orang Tua dan Kekerasan pada Anak

Seringkali di Indonesia pendidikan dijadikan alasan bagi orang tua untuk melakukan kejahatan. Bukan saja di Indonesia tetapi memang dikebanyakan negara Asia, dimana ikatan, prinsip-prinsip tradisional dalam keluarga termasuk didalamnya hak penuh orang tua untuk mendidik anaknya masih dipegang teguh. Sungguh berbeda dikebanyakan negara-negara Barat dimana kebebasan individual seseorang untuk memilih dan bertindak lebih dipegang. Tidak bisa dinilai memang cara mana yang Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 lebih baik untuk mendidik seorang anak, agar bisa menjadi seorang dewasa yang dicita-citakan, apakah dengan cara Asia atau dengan cara Barat. Di Indonesia alasan orang tua cenderung bersembunyi dibalik kekuasaannya yang dianggap mutlak oleh dirinya dan diakui oleh sebagian angota masyarakat tradisional. Sehingga masyarakatpun sering kali tidak dapat bertindak karena takut mengganggu keluarga orang. Sebagai contoh seperti yang terjadi di pulau Sumba, disana ditemukan kasus seorang anak perempuan yang dipukul oleh ayahnya dengan kayu penumbuk beras karena dianggap tidak mematuhi perintah ayahnya. Atau kalau kita pernah mendengar di pulau Jawa seringkali adanya anak dipasung oleh orang tuanya di rumah dengan diketahui tetangga, bahkan oleh orang-orang pemerintahan seperti kepala Desa di desa itu, namun masyarakat tidak melakukan apa-apa. Prinsip penting yang harus dipegang dalam perlindungan anak berkenaan dengan masalah ini adalah “seorang anak berhak untuk dilindungi bahkan dari orang tuanya sendiri” artinya seorang anak harus dilindungi dari siapa saja tanpa terkecuali. Tokoh orang tua, sekalipun ia adalah orang yang melahirkan anak tersebut, yang merawat anak tersebut, yang menyusui, yang menyekolahkan, membiayai sejak sianak lahir, atau apapun yang telah dilakukannya terhadap seorang anak tetap tidak bisa memiliki tubuh, jiwa, roh anak itu. Karena dalam hak asasi manusia salah satu hal yang mendasari adalah seorang tidak memiliki orang lain. Begitu juga dalam hal pendidikan seorang anak. Dengan alasan pendidikan sekalipun, kekerasan tidak boleh dilakukan pada seorang anak. Namun bagaimana dengan disiplin yang harus dilakukan orang tua pada anaknya jika dia melakukan Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 kesalahan apakah tidak bisa dilakukan sama sekali. Harus ditetapkan suatu batasan mengenai masalah ini dalam hukum positif di Indonesia. Sebagai contoh seperti yang diterapkan di Singapura, ditetapkan suatu batasan apakah suatu tindakan kekerasan dikategorikan masih dalam tahap wajar sebagai disiplin orang tua atau sudah dapat dikategorikan sebagai sebuah Abusekekerasan pada anak yang dilarang oleh UU. Sebuah tindakan dari orang tua terhadap anaknya akan dikategorikan sebagai Abuse jika cedera yang dialami anak sudah excessive berlebihan dan atau terjadi pada bagian-bagian vital dari seorang anak seperti muka, area orbital, area kemaluan dan lain-lain. Atau bisa juga cedera dalam yang dapat muncul sebagai sebuah kondisi medis yang akut kondisi organ perut yang akut, koma dan keretakan-keretakan. Bentuk lain dari abuse yang dapat berupa keracunan obatbahan kimia yang dapat termanifestasikan sebagai keadaan mengantuk siang yang tidak normal, atau koma. Di Indonesia belum ada peraturan yang memadai yang mengatur tentang hal ini dengan memberi batasan yang jelas antara disiplin orang tua dan kekerasan pada anak.

3. Perlindungan Yang Dapat Diberikan Hukum