Aspek Sosiologi Anak 1. Pengertian Anak

Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 b. Keluar mani c. Mimpi bersetubuh. d. Mulai keluar haid bagi perempuan. 20 Dari aspek agama Islam tidak ada kriteria baku yang memberi batasan tentang pengertian anak, hanya atas dasar keadaan biologis atau pertumbuhan jasmani yaitu dengan menyebutkan kata akhil baligh sebagai batasan antara yang dikatakan anak dan dewasa.

2. Aspek Sosiologi

Kedudukan anak dalam aspek sosiologi menunjukkan anak sebagai makhluk sosial yang senantiasa berinteraksi dengan lingkungan masyarakat bangsa dan negara. “Pengertian anak dalam makna sosial lebih mengarahkan pada perlindungan kodrati karena keterbatasan dan yang dimiliki oleh sang anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa. Faktor keterbatasan kemampuan dikarenakan anak berada pada proses pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usia yang belum dewasa, disebabkan kemampuan daya nalar akal dan kondisi fisik pertumbuhan mental spiritual yang berada di bawah kelompok usia orang dewasa.” 21 Pengertian anak dari aspek sosiologis juga dapat dilihat melalui pendapat Zakiah Darajat yang menyebutkan anak sebagai generasi muda . “Menurut beliau generasi muda terdiri atas masa kanak-kanak umur 0-12 tahun, masa remaja umur 13-20 tahun dan masa dewasa muda umur 21-25 tahun. 20 Sulaiman Rasyid, dalam Chairuh Bariah, 2003, Kekerasan Terhadap Anak Dalam Keluarga Di Kota Medan Menurut konvensi Hak Anak dan Hukum Islam, Tesis, hal. 19 21 Maulana Hassan Wadong, Op.cit, hal. 12 Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 Masa kanak-kanak dibagi menjadi 3 tahap: a. Masa bayi umur 0 - menjelang 2 tahun Pada masa bayi keadaan fisik anak masih lemah dan kehidupannya masih sangat tergantung pemeliharaan orang tuanya, terutama ibunya. b. Masa kanak-kanak pertama umur 2-5 tahun. Sifat anak suka meniru apa yang dilakukan orang lain dan emosinya sangat tajam. Anak mulai mencari teman sebaya, ia mulai berhubungan dengan orang- orang dalam lingkungannya, mulai terbentuk pemikiran tentang dirinya. c. Masa kanak-kanak terakhir antara 5-12 tahun. Tahap ini terjadi pertumbuhan kecerdasan yang cepat, suka bekerja, lebih suka bermain bersama dan berkumpul tanpa aturan, suka menolong, menyayangi, menguasai dan memerintah”. “Pada masa remaja merupakan masa seorang anak mengalami perubahan cepat dalam segala bidang, perubahan tubuh, perasaan, kecerdasan, sikap sosial dan kepribadian. Masa remaja adalah masa goncang karena banyaknya perubahan yang terjadi dan tidak stabilnya emosi yang kadang-kadang menyebabkan timbulnya sikap dan tindakan yang oleh orang dinilai sebagai perbuatan nakal. Usia 21-25 tahun masih dapat dikelompokkan dalam generasi muda, walaupun dari perkembangan jasmani dan kecerdasan telah betul-betul dewasa dan emosi yang Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 juga stabil, namun dari segi kemantapan agama dan ideologi masih dalam proses pemantapannya. 22 “Generasi muda adalah harapan bangsa. Oleh karena itu generasi muda perlu dibina dengan baik, agar mereka tidak salah jalan dalam hidupnya. Pembinaan generasi muda yang pertama-tama harus dilakukan dalam lingkungan keluarga. Keluarga tempat membentuk pribadi anak sejak kecil. Di samping pembinaan di dalam keluarga, ada pula pembinaan di luar keluarga, seperti sekolah dan kursus-kursus keterampilan. 23 Dari aspek sosiologis, batasan atau ukuran yang dapat dikatakan sebagai anak adalah adanya keterbatasan kemampuan daya nalar akal dan kondisi fisik dalam pertumbuhan atau mental spiritual yang berada di bawah kelompok usia orang dewasa. 3. Aspek Hukum Dalam aspek hukum, pengertian anak dapat dilihat melalui beberapa perundang-undangan: a. Menurut hukum adat Hukum adat adalah hukum Indonesia asli yang tidak tertulis dalam peraturan- peraturan perundang-undangan Republik Indonesia yang di sana- sini masih mengandung unsur agama. 24 Pengertian tentang anak yang diberikan oleh hukum adat, bahwa anak dikatakan minderjarigheid bawah umur, yaitu 22 Zakiah Darajat dalam, Gatot Supramono, 2000, Hukum Acara Pengadilan Anak, Djambatan, Jakarta, hal. 1-2 23 Ibid. 24 Abdurrahman, dalam M.G. Endang Sumiarni dan Chandera Halim, 2000, Perlindungan Hukum Terhadap Anak dalam Hukum Keluarga, Universitas Atmajaya, Yogyakarta, hal. 1 Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 apabila seseorang berada dalam keadaan dikuasai oleh orang lain yaitu jika tidak dikuasai oleh orang tuanya maka dikuasai oleh walinya voogdnya. 25 b. Pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, menentukan: “Belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap dua puluh satu tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. Apabila perkawinan itu dibubarkan sebelum mereka genap dua puluh satu tahun, maka mereka tidak kembali lagi dalam kedudukan belum dewasa. Mereka yang belum dewasa dan tidak berada dibawah kekuasaan orang tua, berada di bawah perwalian. c. Pasal 45 Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHP, menentukan bahwa yang dikatakan belum dewasa yaitu belum mencapai enam belas tahun. d. Anak menurut Undang-undang Perkawinan: Pasal 7 ayat 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 seorang pria diizinkan kawin dianggap sudah dewasa dan layak untuk kawin sesudah mencapai umur 19 sembilan belas tahun dan pihak wanita yang sudah mencapai umur 16 enam belas tahun. Penyimpangan terhadap hal ini hanya dapat dimintakan dispensasi. e. Pasal 1 butir 2 Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, ditentukan bahwa: “Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 dua puluh satu tahun dan belum pernah kawin.” f. Menurut Konvensi Hak Anak Convention On The Rights of Child yang disetujui oleh Majelis Umum PBB tanggal 20 November 1984 dan disahkan oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 36 Tahun 1990, mendefinisikan anak secara umum sebagai manusia yang umurnya belum 25 Datuk Usman, dalam Chairul Bariah, Op.cit, hal. 18 Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 mencapai 18 delapan belas tahun, namun diberikan juga pengakuan terhadap batasan umur yang berbeda yang mungkin diterapkan dalam perundangan nasional. Dalam Konvensi Hak Anak KHA tidak dikenal istilah belum dewasa atau remaja, yang ada hanya istilah “anak” yang berarti “semua manusia yang berumur di bawah 18 delapan belas tahun”. Selain itu juga dalam KHA ada 2 dua pendapat tentang bayi di dalam kandungan. Pendapat pertama menyatakan bahwa bayi yang berada di dalam kandungan juga termasuk ke dalam kategori anak yang seperti yang dimaksud oleh KHA. Pendapat Kedua, anak terhitung sejak lahir hingga sebelum berumur 18 delapan belas tahun. g. Pasal 2 butir 1 Undang-undang No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, menentukan bahwa: “Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun dan belum pernah kawin. Undang-undang No. 3 Tahun 1997 Pasal 1 ayat 2 merumuskan bahwa anak adalah orang dalam perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 delapan tahun tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas dan belum pernah menikah. Dalam rumusan pasal ini ada dua hal yang menyebabkan seseorang dikategorikan sebagai seorang anak, yang pertama adalah umurnya sudah mencapai 8 delapan tahun dan belum mencapai 18 delapan belas tahun dan yang kedua adalah belum pernah menikah karena jika seseorang tersebut sudah pernah menikah sekalipun ia belum mencapai umur 18 delapan belas tahun Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 atau sekalipun ia kemudian bercerai, menurut undang-undang ini ia akan dikategorikan sebagai orang dewasa dan bukan sebagai anak. h. Anak dalam Hukum Perburuhan Undang-undang No. 12 tahun 1948 tentang Pokok Perburuhan mendefinisikan anak adalah laki-laki atau perempuan yang berumur 14 empat tahun ke bawah. i. Menurut Pasal 1 butir 1 Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, menyatakan bahwa: “Anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”. Dari aspek hukum beberapa perundang-undangan yang memberi pengertian tentang anak belum ada keseragaman. Dalam memberi kriteria atau batasan umur yang dapat dikatakan anak, tetapi sebagai pengertian umum yang diberikan oleh beberapa undang-undang tersebut, maka anak adalah: 1. Orang yang belum berusia 18 delapan belas tahun 2. Termasuk juga anak yang masih di dalam kandungan. Anak mempunyai arti tersendiri di dalam kehidupan manusia yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri. Pengertian anak dalam suatu kebudayaan dan kebudayaan yang lain juga berbeda, tapi intinya adalah bahwa anak merupakan suatu yang berharga yang dikaruniakan Tuhan bagi sebuah keluarga, sebuah suku atau kelompok masyarakat tertentu, kehadiran seorang anak merupakan suatu yang baik dalam sebuah keluarga. Dalam sistem hukum nasional ada berbagai macam kriteria mengenai anak dan tiap-tiap peraturan mempunyai definisi tersendiri. Muhammad Ansori Lubis : Perlindungan Hukum Terhadap Anak Korban Tindak Kekerasan yang Dilakukan..., 2007 USU e-Repository © 2008 Dalam sistem hukum Indonesia tidak ada keseragaman di dalam menentukan batas kedewasaaan. Hukum pidana dan hukum perdata menentukan seseorang masih digolongkan anak atau tidak dengan menggunakan standar umur dan pernikahan, sedangkan dalam hukum adat dan hukum islam tidak menggunakan standar umur tetapi didasarkan pada keadaan biologis dari si anak. Apalagi ditambah dengan berbagai sering terjadinya penipuan-penipuan umur seorang anak Di Indonesia tidak semua orang mempunyai akte kelahiran akibatnya untuk menentukan usia seseorang dipergunakan rapor, surat baptis atau surat keterangan dari Kepala DesaLurah saja. Sehingga umur seseorang dengan mudah disamarkan di Indonesia baik itu untuk bisa mendapatkan keringanan hukuman orang yang sudah dewasa atau sudah kawin berpura-pura sebagai anak. Atau didalam kasus-kasus perburuhan umur seorang anak disamarkan agar bisa dipekerjakan. Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa pengertian anak sangat banyak, namun yang dipergunakan dalam hal ini adalah pengertian anak menurut Undang- Undang Perlindungan Anak, dimana pengertian anak adalah seorang yang belum berusia 18 delapan belas tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan”.

2. Sejarah Lahirnya Hukum Anak di Indonesia