Analisis Koordinasi SDM Kesehatan

meningkatkan produktivitas kerjanya. Pelatihan yang diberikan akan dapat meningkatkan ketrampilan dari SDM kesehatan, sehingga bila ketrampilan sudah dimiliki maka produktivitas dalam penanggulangan bencana akan lebih baik. Hal ini sesuai menurut Sedarmayanti 2009 yang menyatakan bahwa keterampilan sangat besar perannya dalam meningkatkan produktivitas, oleh sebab itu perlu dilakukan berbagai upaya untuk memantapkan sikap mental serta meningkatkan keterampilan sumber daya manusia, guna mewujudkan produktivitas kerja.

5.3. Analisis Koordinasi SDM Kesehatan

Selain permasalahan di atas, ada satu permasalahan lain yang diperoleh dari hasil penelitian. Lamanya waktu pengungsian sampai 7 bulan ternyata menimbulkan permasalahan psikososial bagi pengungsi. Berdasarkan hasil observasi, para pengungsi sudah mendapatkan dukungan bersifat psikososial hanya saja banyak bersumber dari luar Pemerintahan Kabupaten Karo. Untuk penanganan psikososial butuh waktu yang kontinyu sesuai dengan lamanya pengungsi berada di penampungan. Oleh karena itu sangat dibutuhkan alokasi tenaga psikososial yang bisa bertahan selama masih ada pengungsian, salah satu caranya adalah dengan mengkordinasikan tenaga tersebur agar tersebar secara merata baik dari segi tempat pelaksanaan hingga waktu pelaksanaannya. Hal lain yang berkaitan dengan kordinasi adalah ketersediaan Standar Operasional Prosedur dalam pelayanan minimal di lokasi pengungsian, dalam observasi dan wawancara terhadap petugas pos, dinas kesehatan, ternyata dalam Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan di pos pengungsian belum disertai dengan standar operasional prosedur dalam pemberian pelayanan kesehatan. Standar ini diperlukan agar pelayanan yang diberikan di stiap pos pengungsian seragam, sekaligus menciptakan sistem pelayanan yang lebih portable sehingga bila terjadi pertukaran tenaga antar pos pengungsi maka standar tersebut akan mengarahkan tenaga tersebut pada pelayanan minimal yang sama. Hal ini sejalan dengan penelitian Rumsey 2014 yang membuktikan bahwa ada salah satu elemen yang mendukung kesesuaian kapasitas SDM kesehatan dalam penanganan bencana yaitu kebijakan yang mengatur koordinasi di lapangan dalam konteks ini termasuk di dalamnya Standar Operasional Prosedur Bila melihat pedoman SDM kesehatan dalam menghadapi bencana maka kuantitas SDM kesehatan hampir terpenuhi secara baik, hanya saja bila melihat kondisi di lapangan, ternyata SDM kesehatan yang ada harus bisa tersebar di setiap pos yang ada. Kondisi ini harus diperhatikan agar tidak terjadi penumpukan SDM kesehatan pada pos-pos tertentu. Mekanisme dinas kesehatan dalam mengkordinasikan antar pos terlihat terlalu desentralisasi, sehingga dinas kesehatan selaku penanggung jawab bertindak secara reaktif tergantung pada kasus yang muncul dari pos yang mengadukan permsalahan kesehatan. Kondisi kesehatan di pos pengungsian juga membutuhkan upaya yang pro aktif melalui upaya-upaya promotif dan preventif, apalagi pengungsi sudah cukup lama berada di pengungsian. Untuk meminimalisir hal tersebut maka dinas kesehatan harus bisa mengkordinasikan pos kesehatan yang ada secara efektif dan efesien, tentu Universitas Sumatera Utara dengan cara meningkatkan kordinasi yang terstruktur antar pos dan tenaga kesehatan, sekaligus meningkatkan kepercayaan antar tenaga kesehatan. Hal ini sejalan menurut Gulick dalam Pinkowski 2008 yang mengatakan dalam teorinya bahwa banyak orang yang bekerja bersama dan menghasilkan hasil yang baik terjadi saat orang-orang berada dalam divisi kerja. Hal tersebut terjadi karena struktur kordinasi yang kuat diantara unit atau divisi kerja pada institusi yang bersangkutan. Salah satu cara untuk memudahkan kordinasi tersebut adalah dengan membangun divisi kerja yang terbentuk atas dasar wilayah kerja yang disebut zona, yang dibentuk sesuai dengan kedekatan jarak antar pos sehingga memudahkan dalam penanganan masalah kekurangan tenaga kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan atau masalah rujukan yang tidak bisa ditangani di pos pengungsian. Pembentukan zona ini sebenarnya sudah dilakukan oleh BNPB dalam penanganan evakuasi bencana, dengan membaginya menjadi 4 zona, akan tetapi untuk pelayanan kesehatan belum terbentuk. Secara spesifik pembagian zona tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.1. Alternatif Penempatan SDM Kesehatan Berdasarkan Zona Pos Pengungsi Radius 5 Km No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Lap Futsal Sumbul 322 12 6 3 6 9 8 2 1 2 Klasis GBKP k. Jahe 443 6 3 1 3 GBKP kota kabanjahe 1108 6 3 1 4 Zentrum Kabanjahe 414 6 3 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Lanjutan No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 5 GBKP Asr.Kodim Kabanjahe 207 6 3 1 6 Kantor Asap Kabanjahe 194 6 3 1 7 Paroki Gereja katolik K. Jahe 219 6 3 1 8 GBKP Jl Kota Cane 736 6 3 1 9 GBKP Sp Enam 519 6 3 1 10 Paroki Gereja Katolik 1123 6 3 1 11 Serbaguna KNPI 669 6 3 1 12 GBKP Sp Katepul 297 6 3 1 13 Lods Katepul 238 6 3 1 14 Mesjid agung kabanjahe 765 6 3 1 15 UKA I 1994 6 3 1 16 UKA II 1225 6 3 1 17 Islamic Centre 391 6 6 3 3 3 2 1 1 18 Oraet Labora B.tagi 242 6 3 1 19 GBKP RG Sumbul 315 6 3 1 20 GBKP Adven Sumbul 700 6 3 1 21 Mesjid Taqwa Muhamadiah 502 6 3 1 22 Maka Mehuli 644 6 3 1 23 R.K jaheMesjid Amal 128 6 3 1 24 Gudang Jagung genting 543 6 3 1 25 Gudang Jeruk 530 6 3 1 26 GPDI D.Siroga 188 6 3 1 27 Jambur Korpri 982 12 6 3 1 28 KWK Berastagi 727 6 3 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.1 Lanjutan No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 29 Klasis GBKP Berastagi 797 6 3 6 9 6 2 1 30 GBKP kota Berastagi 199 6 3 1 31 Mesjid Istisar Berastagi 575 6 3 1 32 Lods Ds. Sempajaya 1622 6 3 1 33 Jambur Taras Berastagi 1108 6 3 1 34 Lap. Futsal Lau Gumba 1216 6 3 1 35 Jambur Lau Gumba 808 6 3 1 36 Lods Ds Tongkoh 708 6 3 1 37 Lods Tiga Binanga 6284 12 6 3 6 9 6 2 1 38 Lods Ds Perbesi 250 6 3 1 39 Lods Tanjung Mbelang 369 6 3 1 40 Lods Tanjung Pulo 719 6 3 1 41 Geraja GBKP RG T.Mbelang 209 6 3 1 42 Jambur Siabang- abang 1256 6 3 1 43 Lods Ds Telaga 725 3 6 3 1 1 1 1 Jumlah 45 258 129 21 31 27 8 43 Keterangan : 1 : Dokter, 2: Perawat, 3: Bidan, 4: Apoteker, 5 : Asisten Apoteker 6 : Sanitarian, 7 : Epidemiolog, 8 : Ahli Gizi Berdasarkan tabel di atas maka pembagiaan Zona terdiri atas 5 yaitu Zona Kabanjahe 1 yang terdiri atas pos pengungsian dengan jumlah pengungsi mencapai 10.000 jiwa maka penempatan SDM meliputi 12 orang dokter yang jaga pos zona yang terbagi atas 3 shift untuk 8 jam kerja, dimana masing-masing shift terdiri atas 4 orang dokter. Keempat dokter yang berjaga di pos zona akan memberikan pelayanan Universitas Sumatera Utara keliling, dimana setiap dokter akan menangani 4 pos pengungsian. Setiap pos pengungsian dijaga oleh 3 orang perawat yang yang berkerja dengan sistem shift, masing-masing shift dijaga 2 orang perawat, setelah itu akan ada 1 orang bidan yang berada di pos pengungsian untuk 24 jam kerja. Sedangkan Apoteker juga akan bekerja dengan sistem shift 8 jam kerja , dimana setiap shift terdiri atas 2 apoteker dan 3 asisten apoteker yang mobile melakukan monitoring di setiap pos. Untuk tenaga sanitarian terdiri atas 3 orang, dimana setiap seorang sanitarian akan berada di pos zona selama 8 jam. Sedangkan Epidemiolog terdiri atas 2 orang. Ahli gizi terdiri atas 1 orang setiap pos pengungsian dan berada di pos selama 8 jam. Penempatan pada Zona Kabanjahe 1 ini sama dengan penempatan pada zona Berastagi dan Tiga Binanga. Perbedaan hanya terletak pada jumlah sanitariannya saja, dimana jumlah sanitarian pada Zona Berastagi dan Tiga Binanga lebih kecil dibandingkan Kabanjahe 1. Zona Kabanjahe 2 terdiri atas 10 pos pengungsian dengan jumlah pengungsi hamper 4183 orang. Penempatan SDM pada zona ini menyesuaikan dengan pedoman SDM kesehatan untuk pelayanan 24 jam. Sistemnya sama dengan yang lain yaitu dengan shift setiap 8 jam berganti. Untuk dokter pos zona terdiri atas 2 orang setiap shift, perawat satu orang setiap pos di setiap 8 jam, begitu juga SDM kesehatan lainnya yang disesuaikan dengan jumlah pengungsi. Zona Desa Telaga menyesuaikan dengan kondisi pengungsinya dimana pada zona ini juga menggunakan sistem shift, yang dijaga langsung oleh dokter dan Universitas Sumatera Utara perawat untuk setiap 8 jam, ditambah SDM kesehatan lain yang tersedia sesuai kebutuhan. Untuk lebih memudahkan dapat di lihat pada gambar berikut ini : Gambar 5.1. Peta Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Zona pada Radius 5 Km Bila dilihat perbandingan kebutuhan berdasarkan kordinasi kerja maka dapat di lihat pada tabel berikut ini, Tabel 5.2. Perbandingan Kebutuhan SDM Kesehatan pada Radius 5 km Berdasarkan Sistem Kordinasi No Tenaga Kesehatan Ketersediaan SDM Umum Berdasarkan Zona Pos Berdasarkan Pos Pengungsian 1 Dokter umum 95 7 45 129 2 Perawat 306 35 258 258 3 Bidan 279 28 129 129 4 Apoteker 3 4 21 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.2 Lanjutan No Tenaga Kesehatan Ketersediaan SDM Umum Berdasarkan Zona Pos Berdasarkan Pos Pengungsian 5 Asisten Apoteker 30 7 31 86 6 Epidemiolog 4 27 7 Entomolog 4 8 Sanitarian 43 14 8 43 9 Gizi 34 7 43 43 Sedangkan untuk radius 10 km pembagian SDM kesehatan berdasarkan pengungsian dapat dibedakan atas berbagai zona, pembagian SDM kesehatan tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.3. Alternatif Penempatan SDM Kesehatan Berdasarkan Zona Pos Pengungsi Radius 10 Km No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Lap Futsal Sumbul 563 12 6 3 6 9 8 2 1 2 Klasis GBKP k. Jahe 685 6 3 1 3 GBKP kota kabanjahe 898 6 3 1 4 Zentrum Kabanjahe 710 6 3 1 5 GBKP Asr.Kodim Kabanjahe 500 6 3 1 6 Kantor Asap Kabanjahe 1000 6 3 1 7 Paroki Gereja katolik K. Jahe 1479 6 3 1 8 GBKP Jl Kota Cane 539 6 3 1 9 GBKP Sp Enam 614 6 3 1 10 Paroki Gereja Katolik 1598 6 3 1 11 Serbaguna KNPI 1406 6 3 1 12 GBKP Sp Katepul 10.000 457 6 3 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Lanjutan No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 13 Lods Katepul 1016 12 6 3 6 9 8 2 1 14 Mesjid agung kabanjahe 509 6 3 1 15 UKA I 1500 6 3 1 16 UKA II 1560 6 3 1 17 Islamic Centre 538 6 3 1 18 Oraet Labora B.tagi 954 6 3 1 19 GBKP RG Sumbul 321 6 3 1 20 GBKP Adven Sumbul 1000 6 3 1 21 Mesjid Taqwa Muhamadiah 781 6 3 1 22 Maka Mehuli 600 6 3 1 23 R.K jaheMesjid Amal 372 6 3 1 24 Gudang Jagung genting 600 6 3 1 25 Gudang Jeruk 640 6 3 1 26 GPDI D.Siroga 10.000 500 6 3 1 27 Jambur Korpri 1432 12 6 3 6 9 8 2 1 28 KWK Berastagi 1499 6 3 1 29 Klasis GBKP Berastagi 750 6 3 1 30 GBKP kota Berastagi 199 6 3 1 31 Mesjid Istisar Berastagi 712 6 3 1 32 Lods Ds. Sempajaya 1703 6 3 1 33 Jambur Taras Berastagi 1509 6 3 1 34 Lap. Futsal Lau Gumba 1400 6 3 1 35 Jambur Lau Gumba 1545 6 3 1 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3 Lanjutan No Pos Kesehatan Pengungsi Jumlah SDM Kesehatan Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 36 Lods Ds Tongkoh 12000 1433 6 3 1 37 Lods Tiga Binanga 6364 9 6 3 6 9 8 2 1 38 Lods Ds Perbesi 5892 6 3 1 39 Lods Tanjung Mbelang 3694 12 6 3 6 9 8 2 1 40 Lods Tanjung Pulo 1796 6 3 1 41 Geraja GBKP RG T.Mbelang 2738 6 3 1 42 Jambur Siabang- abang 1751 6 3 1 43 Lods Ds Telaga 5655 6 6 3 1 2 1 1 1 Jumlah 51 258 129 30 45 40 10 43 Keterangan : 1 : Dokter, 2: Perawat, 3: Bidan, 4: Apoteker, 5 : Asisten Apoteker 6 : Sanitarian, 7 : Epidemiolog, 8 : Ahli Gizi Bila dilakukan penempatan SDM kesehatan untuk radius 10 km, pos pengungsian terbagi atas 5 zona yaitu Zona Kabanjehe I dengan jumlah pengungsian sebanyak 12, Zona Kabanjahe 2 dengan jumlah pengungsian 14 pos, Zona Berastagi dengan jumlah pengungsi 10 pos, Zona Tiga Binanga 1 dengan jumlah 2 pos pengungsian, dan Zona Tiga Binanga 2 dengan jumlah pos sebanyak 4 pos pengungsian. Penempatan di seluruh zona hampir sama dengan kapasitas pengungsi 10.000 – 12.000 orang, dengan pembagian kerja shift dimana setiap 8 jam akan dilakukan pertukaran SDM kesehatan khususnya dokter, perawat, apoteker dan asisten apoteker sedangkan SDM lain bertugas di pos minimal 8 jam dan on call 24 jam. Universitas Sumatera Utara Dokter ditempatkan khusus di pos zona sebanyak 3 atau 4 orang di setiap 8 jam. Dokter yang ditempatkan akan berkeliling ke pos pengungsian untuk melakukan pelayanan kelilingmobil sesuai dengan pembagian pos yang terdapat dalam zona masing-masing. Tenaga kesehatan yang menjaga pos pengungsian adalah perawat dan bidan yang berganti setiap 8 jam yang jumlahnya sesuai dengan rasio perbandingan SDM kesehatan dengan pengungsi menurut Pedoman Manajemen SDM kesehatan Nomor 066MENKESSKII2006. Agar dapat memudahkan, maka dapat dilihat pada gamber berikut ini : Gambar 5.2. Peta Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Zona pada Radius 10 Km Universitas Sumatera Utara Bila dilihat perbandingan kebutuhan berdasarkan kordinasi kerja maka dapat di lihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.4. Perbandingan Kebutuhan SDM Kesehatan pada Radius 10 km Berdasarkan Sistem Kordinasi No Tenaga Kesehatan Ketersediaan SDM Umum Berdasarkan Zona Pos Berdasarkan Pos Pengungsian 1 Dokter umum 95 13 51 129 2 Perawat 306 65 258 258 3 Bidan 279 52 129 129 4 Apoteker 3 7 30 5 Asisten Apoteker 30 13 45 86 6 Epidemiolog 7 40 7 Entomolog 7 8 Sanitarian 43 26 10 43 9 Gizi 34 13 43 43 Universitas Sumatera Utara BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan