Universitas Sumatera Utara
4.1.2 Analisis Karikatur Sampul 1
Universitas Sumatera Utara
1. Tataran Denotatif Analisis Leksia
1 Karakter
Malinda Dee
sedang berpose
bak
Monalisa seperti dalam lukisan karya Leonardo Da Vinci.
2 Karakter
Malinda Dee
melirik tajam ke arah kiri atas. Matanya sedikit berkilau oleh kilas cahaya, ditandai dengan titik putih kilauan pada retina
matanya yang berwarna coklat. Bulu mata yang lebat dan lentik, dipadu
eyeliner
hitam, dan
eyeshadow
coklat cerah membubuhi kelopak matanya, serta sentuhan
blush on
berwarna
soft peach
pada tulang pipi kanan dan kirinya.
3 Karakter
Malinda Dee
tersenyum lebar dengan
lipstick
berwarna coklat gelap.
4 Rambutnya berwarna hitam, tebal, dan terurai panjang sebahu, dengan
beberapa helai terpisah di antara telinga kiri, serta poni rambutnya yang pendek dimiringkan ke kiri.
5 Karakter
Malinda Dee
menghadap serong ke kiri diagonal, kedua tangan terlipat dengan tangan kanan sedikit menggenggam pergelangan tangan
kiri, dan posisi lipatan tangannya bergeser sedikit ke arah samping kiri, serta jari tangan kiri yang sedikit dikepalkan,
6 Karakter
Malinda Dee
menggunakan aksesoris di telinga yaitu anting panjang yang menggantung berbentuk manik-manik berwarna putih, serta
dua buah cincin masing-masing berada di jari manis tangan kanan dan kiri, dimana cincin di jari manis tangan kiri lebih mewah dibandingkan yang
berada di jari manis tangan kanan yang bentuknya terlihat sederhana. 7
Karakter
Malinda Dee
mengenakan
dress
tangan panjang berwarna coklat keabu-abuan, berbentuk krah oblong dengan leher yang begitu rendah
sehingga memperlihatkan belahan dadanya. 8
Pada karikatur tersebut,
Malinda Dee
berpose separuh badan atau hanya sebatas potongan tubuh bagian atas sampai pinggang yang terlihat seperti
halnya lukisan Monalisa yang juga tidak berpose seluruh badan. 9
Pada
background
karikatur, terdapat gambar gedung-gedung yang menjulang tinggi, terlihat seperti suasana pada malam hari, sorotan lampu-
lampu dan gedung menghiasi kota, menunjukkan kehidupan kota Jakarta
Universitas Sumatera Utara
yang hiruk pikuk walaupun telah menjelang malam hari, dan pada salah satu gedung tersebut tertulis nama bank „Citibank‟ yang terletak pada
bangunan gedung yang terletak paling pinggir sebelah kanan
background
tersebut dengan
font
berwarna biru muda serta ditambah goresan garis merah melengkung di atasnya.
10 Pada sampul juga terdapat beberapa judul
headline
serta
subheadline
yang menegaskan karikatur
Malinda Dee
, „
Mandi Duit Malinda, Dengan rayuan dan blangko kosong, pegawai Citibank ini menggangsir dana
miliar rupiah
‟ dengan warna putih seluruhnya, kecuali untuk nama
Malinda
yang khusus berwarna kuning. Terdapat pula beberapa judul lain dari berita lain yang ditulis dalam huruf kapital. Begitu juga dengan
informasi tanggal edisi
4-10 April 2011
, tepat di bawah nama
TEMPO
, selain
itu juga
terdapat alamat
website
majalah
Tempo
:
HTTP:WWW.TEMPOINTERAKTIF.COM
, serta nomor ISSN majalah dengan warna putih seluruhnya yang terletak sejajar di dalam garis merah
horizontal. Pada bagian bawah sampul, terdapat
barcode
majalah serta nama majalah berita mingguan yang juga berwarna putih, dan harga yang
tertera sebagai harga majalah dengan warna merah.
1.1 Desain Grafis
1 Garis
Hanya terdapat satu garis horizontal berwarna merah yang terletak di pinggir kanan sampul, dengan ketebalan sekitar setengah sentimeter. Garis
tersebut bukan merupakan
frame
bingkai pada sampul melainkan sebagai pembatas gambar. Pada garis tersebut tertulis website
Tempo
dan nomor ISSN dan letaknya berdekatan dengan salah satu
background
gedung yang bertuliskan Citibank.
2 Bentuk
Dalam sampul tersebut tidak ada bingkai atau
frame
yang berfungsi sebagai pembatas gambar. Dikarenakan hanya ada satu garis horizontal
yang berada di tepi kanan sampul, maka karikatur
Malinda Dee
hanya dibatasi dari sebelah kanan. Sementara untuk sisi kiri, atas, dan bawah
Universitas Sumatera Utara
seolah-olah tidak terbatas oleh kontur garis. Maka, ini yang membedakan antara karikatur, gambar hasil desain sendiri, dengan karya foto jurnalistik.
3 Tekstur
Karikatur biasanya menunjukkan tekstur yang tidak setegas foto jurnalistik pada umumnya. Dikarenakan karikatur adalah hasil desain tangan manusia
sementara foto adalah hasil desain teknologi. Sehingga tekstur gambar pada karikatur sampul majalah
Tempo
ini, terlihat tidak halus dan hasilnya lebih kasar, namun lebih berkesan alami. Sementara untuk foto jurnalistik,
tidak diragukan lagi untuk hasil dan resolusi gambar yang bisa dikatakan kuat dan jelas karena memiliki kualitas gambar yang tinggi..
4 Warna
Desain sampul ini menggunakan warna yang dominan gelap. Warna hitam pelataran gedung pencakar langit yang menghiasi karikatur, dipadukan
dengan sedikit kuning pudar di atasnya sebagai corak langit. Warna pakaian yang dikenakan Malinda juga berwarna tidak terang. Namun,
dikombinasikan dengan beberapa warna
font
judul berita utama dan berita lainnya yakni warna putih, merah, dan kuning. Warna putih seperti pada
font AKTOR BOM BALI UMAR PATEK DITANGKAP
;
EDISI 4-10 APRIL 2011
;
barcode Tempo
; dan
headline
Malinda kecuali namanya yang berwarna kuning. Warna merah seperti pada nama
TEMPO
; lambang
Tempo
; harga yang tertera; dan kata
DIKARTUMERAHKAN
. 5
Tipografi Untuk edisi kali ini, Majalah
Tempo
menggunakan tipografi jenis huruf
Romein
sebagai identitas majalahnya,
TEMPO
. Untuk seluruh judul, baik judul besar “
Mandi Duit Malinda
” dan judul kecilnya “
Dengan rayuan dan blangko kosong, pegawai Citibank ini menggangsir dana puluhan
milar rupiah
”, serta judul-judul lain dan tulisan lainnya, menggunakan jenis huruf
Sanserif
dengan aksen
bold
ditebalkan, serta memiliki ukuran yang berbeda-beda.
Universitas Sumatera Utara
2. Lima Kode Pembacaan
1 Kode Hermeneutika kode teka-teki
Mengapa karakter karikatur
Malinda Dee
mirip dengan lukisan Monalisa? Mengapa karikatur tidak seluruh badan? Mengapa tatapannya melirik ke
kiri atas? Mengapa Malinda dipoles dengan
eyeshadow
coklat cerah,
eyeliner
hitam, dan
blush on
berwarna
soft peach
? Mengapa
Malinda Dee
tersenyum lebar? Mengapa Malinda menggunakan
lipstick
berwarna coklat gelap? Mengapa rambutnya panjang terurai sebahu? Mengapa
menggunakan anting manik-manik dan dua buah cincin yang berada di jari manis tangan kanan dan kiri? Mengapa mengenakan
dress
tangan panjang berwarna coklat keabu-abuan? Mengapa leher
dress Malinda Dee
begitu rendah sehingga memperlihatkan belahan dadanya? Mengapa gedung-
gedung perkotaan menjadi latar belakang karikatur? Mengapa suasana latar berwarna gelap? Mengapa identitas
TEMPO
berwarna merah? Mengapa tulisan
“Mandi Duit Malinda” diberikan efek
bold
dan ukurannya diperbesar? Mengapa tulisan
“Dengan rayuan dan blangko kosong, pegawai Citibank ini menggangsir dana puluhan miliar rupiah”
berukuran lebih kecil? 2
Kode Proairetik logika tindakan Karikatur
Malinda Dee
tidak ditampilkan seluruh badan karena disamakan dengan lukisan Monalisa yang juga menggambarkan subjek hanya dari
pinggang ke atas atau potongan separuh badan, begitu juga dengan pose dan bentuk tangannya. Karakter
Malinda Dee
terlihat mengurai senyuman lebar menunjukkan bahwa ekspresi wajahnya terkesan sebagai seorang
wanita yang sedang merasakan kebahagiaan layaknya seorang bangsawan dan sedang berpose seperti hendak dilukis. Namun, bentuk bibir Malinda
yang tersenyum lebar tersebut, berbeda dengan Monalisa pada lukisannya yang hanya tersenyum tipis. Begitu juga dengan tatapan matanya yang
tajam melirik ke kiri atas, sebenarnya sedikit berbeda dengan tatapan Monalisa dalam lukisannya yang mengarah ke depan walaupun posisi
tubuhnya diagonal. Tatapan mata karakter
Malinda Dee
menunjukkan sikap seolah-olah dia memang sedang dilukis layaknya Monalisa. Latar
Universitas Sumatera Utara
dari karikatur tersebut juga berbeda dengan lukisan aslinya. Karikatur
Malinda Dee
menggunakan objek gedung perkotaan menunjukkan bahwa Malinda menduduki posisi
senior relationship manager
di Bank Citibank, bank swasta asing di Jakarta dan bangunannya terletak di tengah kota
metropolitan tersebut. Sedangkan untuk lukisan Monalisa, mengambil objek jajaran perbukitan dan bebatuan yang saling tidak beraturan seperti
daerah yang jauh dari pijakan manusia, tampak tandus dan kering. Tulisan
headline
„Mandi Duit Malinda‟ diberikan efek
bold
, berwarna putih dan berukuran lebih besar agar pembaca dapat melihat dengan jelas
headline
sampul yang menegaskan kasus kejahatan apa yang dilakukan oleh
Malinda Dee
. Tulisan lain memiliki ukuran yang lebih kecil karena tidak sepenting
headline
-nya karena hanya sebagai penegas judul utama. Tulisan
headline
„Mandi Duit Malinda‟ ini adalah sejenis ungkapan yang menggambarkan bahwa
begitu banyaknya jumlah uang yang sudah masuk ke dalam kantong Malinda, sehingga dapat diibaratkan seolah-olah
Malinda bisa bermandikan uang tersebut. 3
Kode Simbolik
Malinda Dee
dipoles dengan
eyeliner
hitam karena warna hitam menjadi pilihan wanita pada umumnya walaupun saat ini sudah ada beberapa
pilihan warna
eyeliner
lainnya, begitu juga dengan
eyeshadow
coklat cerah yang terkesan
natural
, serta
blush on
berwarna
soft peach
bertujuan memberikan efek segar pada wajah serta tidak terlalu memancarkan rona
yang merah. Berdasarkan pengamatan peneliti, wanita dari kalangan intelektual, pada umumnya lebih tertarik pada penampilan dengan gaya
make up
yang ringan dan alami. Begitu juga dengan
lipstick
yang berwarna coklat gelap menandakan bahwa wanita yang berusia semakin
dewasa biasanya menyukai
lipstick
yang juga berwarna semakin gelap. Rambut panjang terurai sebahu juga lebih disukai wanita yang
berpenampilan
feminine
, dan juga pada kehidupan yang sebenarnya Malinda memiliki rambut yang panjang lebih dari sebahu. Sama halnya
dengan
dress
tangan panjang berwarna coklat keabu-abuan yang dipakai Malinda karena warna gelap pada umumnya menjadi warna yang umum
Universitas Sumatera Utara
bagi kalangan wanita dewasa tua, begitu juga dengan baju berlengan panjang yang menunjukkan kesan elegan untuk kaum ibu berusia 45 tahun
ke atas dibandingkaan dengan lengan pendek yang terlihat kurang cocok dengan karakter keibuan mereka. Kerah leher pada
dress
Malinda yang terlihat rendah, pada awalnya memberikan kesan mirip dengan lukisan
Monalisa yang juga sama-sama memperlihatkan belahan dada dengan busana ala Eropa-nya. Karena budaya di Eropa semenjak zaman kuno
sekalipun, memang sudah terbiasa dengan budaya tersebut, namun perbedaannya dengan leher
dress
Malinda kali ini tampaknya jauh lebih rendah dan lebar dibandingkan dengan lukisan Monalisa sendiri. Apakah
ada kemungkinan hal ini berhubungan dengan penampilan sehari-hari Malinda yang terlihat melalui media sosial serta foto yang beredar selama
ini, dinilai
nyentrik
dan
glamor
dengan pakaian yang serba terbuka. Latar karikatur yang begitu redup dan gelap menunjukkan suasana malam
perkotaan. Hal ini berhubungan dengan lingkungan pergaulan Malinda karena
Malinda Dee
disinyalir memiliki gaya hidup mewah dan menyenangi pergaulan masa kini yang identik dengan dunia hiburan.
TEMPO
memiliki warna identitas merah pada edisi tersebut, yang sesuai dengan karakteristik medianya yang „berani‟. Selain itu, warna merah juga
melambangkan
rangsangan
, perlindungan, serta sifat mempertahankan. Merah juga merupakan energi yang kuat, menunjukkan
erotisme
, simbol dari api. Warna merah dapat menjadi
stopping point
suatu pesan pada sebuah desain. Singkatnya, makna yang tersirat dari warna merah pada
identitas
TEMPO
di edisi kali ini menganalogikan kepastian dan ketepatan serta keberanian, namun berhubungan dengan sesuatu yang memiliki
sensasi seks atau nilai sensualitas, untuk mempertegas makna dari karakter karikatur
Malinda Dee
. 4
Kode Gnomik kode kultural Dalam gaya desain karikatur, jelas karikaturis mengadaptasi dari objek
lukisan karya seseorang berkebangsaan Italia, Leonardo Da Vinci, yakni Monalisa. Berdasarkan sumber yang peneliti dapatkan, lukisan Monalisa
sebenarnya masih menjadi misteri. Pada awalnya belum bisa ditemukan
Universitas Sumatera Utara
dan dipastikan siapa sebenarnya wanita yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci dalam lukisan Monalisa tersebut. Namun, sejarah ini semakin lama
semakin terkuak dengan adanya beberapa sumber yang menyebutkan bahwa Monalisa adalah lukisan seorang wanita bernama Lisa Gherardini,
istri dari Francesco del Giocondo, seorang pedagang asli Florence. Da Vinci mulai melukisnya pada tahun 1503. Giorgio Vasari, yakni pelukis
pada abad ke-16 dan juga penulis biografi Leonardo Da Vinci beserta seniman lainnya, menulis bahwa Da Vinci menyempurnakan lukisan itu
selama empat tahun. 5
Kode Semik makna konotatif Pada karikatur sampul ini,
Malinda Dee
terlihat seperti sosok wanita yang berasal dari kalangan bangsawan
elite
, berpose seperti Monalisa namun ada beberapa perbedaan sedikit dengan lukisan tersebut. Ditandai dengan
aksesoris yang menghiasi jemari dan telinganya walaupun berjumlah tidak berlebihan, serta polesan
make up
di wajahnya yang juga menunjukkan kegemaran Malinda dalam menghias wajah atau berdandan seperti yang
terlihat di foto-foto pribadinya seolah-olah wajahnya tidak pernah lepas dari
make up
. Dadanya yang membusung menyiratkan makna secara logika yang dapat dianalogikan, yaitu
Malinda Dee
adalah wanita yang mudah berbangga atau menyombongkan diri, dalam hal ini bangga akan
kemampuan, keahlian, serta kelebihan yang dimilikinya baik dari segi fisik maupun mental. Istilah
headline
teks „
Mandi Duit Malinda
‟ yang berwarna putih dengan huruf dicetak tebal mendefinisikan keuntungan
besar yang diperoleh Malinda dari hasil perbuatan kejahatan intelektual yang dilakukannya sehingga ia sendiri bisa menikmati dengan
bermandikan uang yang jumlahnya bernilai fantastis tersebut. Sedangkan, warna kuning pada tulisan nama
nya sendiri yakni „
Malinda
‟ menandakan bahwa kuning adalah simbol atau lambang untuk berhati-hati. Maka, dapat
dianalogikan bahwa Malinda sudah harus waspada dan berhati-hati dengan perbuatannya sendiri karena dampaknya akan mengusik kehidupannya
kelak bahkan untuk jangka waktu yang panjang.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Analisis Kartun dan Teks Berita hal.16