Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data

Universitas Sumatera Utara memahami berbagai aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Menurut Barthes, mitos dan ideologi merupakan kerja pemaknaan dengan menaturalkan interpretasi tertentu dari individu yang khas secara historis. Mitos dapat menjadikan pandangan dunia tertentu, tampak tak terbantahkan karena alamiah atau ditakdirkan Tuhan. Mitos memberikan tindakan historis suatu justifikasi alamiah, dan menjadikan berbagai peristiwa yang tak terduga menjadi abadi. Analisis semiotika dipilih sebab dianggap relevan dan memiliki kekuatan dalam mempelajari hakikat tanda. Dalam hal ini desain dilihat sebagai suatu teks yang memiliki makna. Suatu teks hadir tidaklah bebas nilai. Saussure berpendapat bahwa persepsi dan pandangan kita mengenai realitas, dikonstruksikan oleh kata- kata dan tanda-tanda lain yang digunakan dalam konteks sosial Sobur, 2004:87.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenui standar yang ditetapkan Sugiyono, 2009:224. 1. Studi dokumentasi Document Research Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa softcopy dua gambar sampul depan majalah Tempo yang diunduh melalui jejaring berita Tempo online dan majalah Tempo yang langsung didapat di lapangan. Objek penelitian yang nantinya tidak hanya berupa konten gambar, melainkan juga konten berita yang bersinggungan dengan pemberitaan seputar Malinda . 2. Studi kepustakaan Library Research Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari dan mengumpulkan data melalui literatur, buku, dan sumber bacaan lainnya yang relevan dan mendukung penelitian serta membantu peneliti untuk memperoleh informasi. Studi kepustakaan dalam Universitas Sumatera Utara penelitian ini, menghasilkan berbagai data mengenai analisis semiotika, semiologi Roland Barthes, Feminisme, dan lainnya. Selain itu juga beberapa artikel dan jurnal yang diambil dari situs internet.

3.6 Teknik Analisis Data

Penelitian ini akan diteliti menggunakan teknik dan aspek dari pendekatan kerangka analisis Roland Barthes, signifikasi dua tahap two order signification , denotasi dan konotasi. 1. Tataran Denotatif Setiap objek penelitian dipaparkan sesuai dengan yang terdapat pada topik pemberitaan seputar Malinda Dee di majalah Tempo edisi 0540 dan 0640. Dalam tiap edisi tersebut, terdapat tiga judul berita dan dua gambar sampul depan, serta satu kartun pada halaman enam belas pada edisi 0540, dengan tanda-tanda lainnya seperti headline yang mendukung gambar dan teks berita dari tiga judul tiap edisi tersebut yang akan menjelaskan makna secara eksplisit. Selanjutnya makna yang berada pada tataran denotasi ini akan berkembang dan menghasilkan representasi tertentu pada tahap konotasi. 2. Tataran Konotatif Pada tataran ini akan dideskripsikan penggunaan makna implisit pada objek penelitian pemberitaan Malinda Dee di majalah Tempo edisi 0540 dan 0640. Bagaimana gambar diperlakukan dengan mengkombinasikan berbagai sudut pandang angel , dan fokus sehingga dapat menghasilkan suatu makna. Dalam penelitian ini, peneliti menempatkan diri sebagai posisi fasilitator yang akan menafsirkan tanda-tanda maupun pesan dalam konten berita dan gambar yang diperoleh dari arsip majalah Tempo baik yang diperoleh secara langsung maupun online. Dalam meneliti pemberitaan Malinda Dee di majalah Tempo ini, peneliti menggunakan cara-cara: Universitas Sumatera Utara 1. Majalah Tempo edisi April 2011 dengan kode 0540 dan 0640 didapatkan peneliti dengan mencari langsung ke sumber penyuplai majalah bekas serta menggunakan website www.majalahtempo.arsip.com . Untuk konten berita tiap-tiap judul, peneliti akan menandai mana kata-kata yang menyiratkan makna denotasi ataupun konotasiungkapan yang menggambarkan seputar penampilan, keluwesan, dan penggambaran fisik Malinda Dee lainnya. 2. Untuk konten gambar karikatur maupun kartun, peneliti akan meneliti bagaimana warna, bentuk, background , serta headline teks yang tertera berdampingan dengan gambar dengan menafsirkan makna yang terkandung dari unsur-unsur yang mendukung gambar tersebut. Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pada bab ini terlebih dahulu peneliti menjelaskan tahap-tahap analisis yang dilakukan dan proses analisisnya kemudian pembahasan hasil penelitian dari judul “Representasi Pemberitaan Wanita Pelaku Kejahatan di Media Massa, Analisis Semiotika Karikatur dan Konten Berita Malinda Dee di Majalah Tempo ”. Data penelitian ini adalah dua buah karikatur pada sampul depan majalah Tempo , enam buah judul berita yang terkait dengan beberapa teks kalimat dan kata yang sudah dipilih peneliti, serta satu buah kartun yang berada di halaman enam belas. Fokus pertama peneliti akan ditujukan pada dua buah karikatur pada sampul depannya, dimana pada awalnya karikatur tersebutlah yang menjadi perhatian peneliti untuk melakukan penelitian. Kemudian, peneliti akan memperhatikan kembali satu per satu kalimat dari tiap judul berita, baik gaya bahasa maupun pemilihan kata yang dipakai, yang menunjukkan adanya simbol-simbol maupun tanda-tanda yang menampilkan sisi pribadi Malinda Dee . Penelitian ini akan melihat dan menganalisis tanda-tanda yang ada di dalam setiap gambar dan kalimat yang ditampilkan dengan menggunakan analisis semiologi Roland Barthes, melalui unsur signifikasi dua tahap two order signification , yakni tatanan denotasi, konotasi, dan lima kode pembacaan Barthes yang muncul dalam gambar dan kalimat berita. Penelitian berbasis semiotika ini seringkali dianggap tidak bebas nilai dan sangat subjektif. Hal ini terjadi karena dalam penelitian semiotika, peran pembaca atau peneliti sangat mempengaruhi hasil dan penelitian, dan inilah yang disadari peneliti. Penelitian yang dilakukan peneliti akan bersifat subjektif karena peran peneliti sangat mempengaruhi representasi dan analisis makna yang akan disajikan. Penilaian tersebut akan dipengaruhi oleh kebudayaan, cara pandang, dan pemikiran yang dianut si peneliti sendiri yang sering disebut dengan mitos. Oleh karena itu, dalam analisis semiologi Roland Barthes tidak bisa terlepas dari yang namanya mitos.