Universitas Sumatera Utara
4.1.3 Analisis Kartun dan Teks Berita hal.16
1. Tataran Denotatif Analisis Leksia
1 Desain kartun yang juga menyinggung soal
Malinda Dee
ini, menampilkan gambar yang lebih mengejutkan lagi dimana terdapat
dua gambar, satu wanita sebagai Malinda, dan satu pria mewakili nasabah Citibank.
2 Kartun wanita yang mewakili Malinda berpose menyamping, saling
berhadapan dengan kartun pria, dengan posisi badan keduanya yang hanya ditampilkan setengah badan, serta fisik kartun wanita yang lebih
tinggi daripada kartun pria tersebut, si wanita sedang menarik dasi si pria.
3 Kartun wanita dengan mata sedikit membelalak ke bawah, mengarah
kepada kartun pria, membentuk bibirnya seolah-olah menunjukkan daya tarik sensual dari bibirnya yang berwarna merah merekah. Wanita
tersebut mengoles kelopak matanya dengan
eyeshadow
berwarna ungu, bulu mata yang lentik, retina mata berwarna keabu-abuan, mengenakan
Universitas Sumatera Utara
dress
merah oranye pas badan yang begitu terbuka di bagian dadanya sehingga memperlihatkan dada si kartun wanita yang tampak sangat
besar, dan rambutnya yang ikal berwarna merah terurai panjang sebahu.
4 Kartun pria tersebut juga berpose menyamping, dengan mata
menyembul dan tersebui, lidah terjulur keluar, air liur pun satu per satu keluar, pipinya memerah, dan kepala pria tersebut terlepas dari
lehernya. Fisik pria itu sangat berantakan dan tidak proporsional dengan perut yang buncit dan tubuh yang pendek, lebih rendah
dibandingkan kartun wanita. Salah satu tangan pria tersebut yang terlepas dari tubuhnya, seperti hendak meraih bagian depan tubuh si
wanita yang sedang menarik dasinya, sementara tangan satunya lagi melepaskan pena dan kertas yang sudah tertera tandatangan berwarna
biru. Kemeja dan dasi yang berwarna ungu, dan salah satu kancing kemeja kartun pria terputus sehingga terlihat pusar pria tersebut, serta
uang yang berjumlah banyak terus keluar dari dalam kemeja dan kantong kemeja si pria dan kemudian berterbangan menghampiri si
wanita sehingga menutupi sebagian dadanya yang besar. 5
Terdapat dua kata dalam desain kartun tersebut, yaitu
MALINDA FEVER
yang terletak di tepi bawah batas gambar dengan tulisan berwarna hitam dan huruf kapital, yang artinya demam Malinda.
Selain itu, tertera nama karikaturis atau kartunis
Tempo
yang mendesain gambar tersebut yang berada di tepi kanan gambar dengan
tulisan horizontal yaitu PRIJANTO S.
2. Lima Kode Pembacaan
1 Kode Hermeneutika kode teka-teki
Mengapa fisik kartun wanita lebih tinggi dibandingkan kartun pria? Mengapa kartun wanita menarik dasi kartun pria? Mengapa kartun
wanita membentuk bibirnya agar terkesan sensual dengan warna yang merah merekah? Mengapa kartun wanita mengenakan pakaian yang
begitu terbuka di bagian dadanya? Mengapa fisik kartun pria begitu
Universitas Sumatera Utara
acak-acakan dan tidak teratur? Mengapa kartun pria mengenakan kemeja dan dasi berwarna ungu? Mengapa salah satu tangan kartun
pria ingin meraih ke bagian tubuh kartun wanita? Mengapa mata kartun pria tersebui dan menyembul keluar? Mengapa lidah kartun pria
terjulur dan air liurnya juga keluar? Mengapa tubuh kartun pria sangat tidak proporsional? Mengapa salah satu kancing kemeja kartun pria
lepas? Mengapa uang dalam jumlah yang banyak terus keluar dan berterbangan ke arah kartun wanita sehingga menutupi bagian
dadanya? Mengapa ballpoint dan beberapa helai kertas yang sudah ditandatangani terlepas dari tangan kartun pria?
2 Kode Proairetik logika tindakan
Kartun wanita menarik dasi kartun pria mendeskripsikan bahwa ada pemaksaan dan intimidasi yang dilakukan terhadap kartun pria dengan
maksud untuk mengikuti apa mau kartun wanita tersebut. Kartun wanita membuat kesan sensual pada bibirnya yang merah merekah dan
menampakkan bagian depan tubuhnya mendeskripsikan bahwa kartun wanita tersebut menggunakan
sex appeal
-nya untuk menarik perhatian sehingga membuat kartun pria tidak berdaya. Salah satu tangan kartun
pria yakni tangan kirinya terlepas dan hendak meraih dada kartun wanita karena secara tidak langsung kartun wanita tengah menggoda
kartun pria dengan busana yang sengaja dibuat terbuka tersebut. Lidah terjulur, air liur keluar, mata yang tersebui, dan kepala yang lepas
menunjukkan ekspresi tertarik sekaligus terpana melihat kartun wanita yang berpenampilan sangat menggoda tersebut. Uang dalam jumlah
yang banyak terus keluar menandakan bahwa kartun pria telah bersedia memberikan seluruh uang tersebut dikarenakan telah
mendapat pemaksaan secara halus melalui komunikasi visual yang disampaikan oleh kartun wanita. Ballpoint dan kertas yang telah tertera
tandatangan berwarna biru terlepas dari tangan kanan kartun pria mendeskripsikan bahwa kartun pria telah memenuhi permintaan kartun
wanita yang menginginkan agar dokumen-dokumen tersebut disetujui
Universitas Sumatera Utara
untuk mengeluarkan sejumlah uang dan diberikan kepada kartun wanita.
3 Kode Simbolik
Fisik kartun pria yang sangat tidak proporsional mendeskripsikan bahwa kebanyakan pria dari kalangan intelektual yang kaya memiliki
bentuk tubuh yang gemuk, pendek, dan perut yang buncit. Fisik dan posisi badan kartun wanita yang lebih tinggi dibandingkan kartun pria
menandakan bahwa kartun wanita lebih berkuasa sehingga memiliki kekuatan untuk melalukan intimidasi terhadap kartun pria. Sehingga
keadaan kartun pria yang tidak teratur dan berantakan menandakan bahwa kartun pria sedang dalam kondisi terpedaya oleh kartun wanita.
Kartun pria mengenakan kemeja dan dasi berwarna ungu, warna ungu mendeskripsikan adanya kewibawaan dan kebangsawanan. Maka pria
tersebut bisa dikatakan berasal dari kalangan intelektual yang kaya dan bermartabat. Kartun wanita mengenakan
dress
pas badan berwarna merah oranye menandakan bahwa, warna merah memiliki beberapa
arti seperti energi yang kuat, menunjukkan erotisme, keberanian, tantangan, dan perlawanan. Sementara warna oranye menunjukkan
suasana hati yang terganggu dan tertekan. Maka kartun wanita dapat dideskripsikan memiliki kekuasaaan dan penuh dengan keberanian
mampu mengatur dan memperdaya kartun pria, namun kartun wanita memiliki kehidupan yang tidak tenang dan penuh kegelisahan.
4 Kode Gnomik kode kultural
Kartun ini dikaitkan dengan arsip berita lain yang juga berhubungan dengan penggelapan uang nasabah di bank swasta lain yang kasusnya
sudah bergulir sekitar beberapa tahun silam. Dengan judul berita singkatnya yaitu „
21 TAHUN LALU, Menggasak Dari Dalam
‟. Sehingga bisa disimpulkan bahwa kasus Malinda ini bukanlah kasus
pertama untuk penggelapan uang nasabah bank swasta di Indonesia, namun, untuk sejenis kejahatan
elite
tersebut baru kali ini dilakukan oleh
wanita
yang juga berasal dari kalangan intelektual. Pada berita singkat ini,
Tempo
sedikit membahas mengenai kasus Dicky Iskandar
Universitas Sumatera Utara
Dinata, Wakil Direktur Utama Bank Duta yang ditahan di Kejaksaan Agung dikarenakan adanya bukti kuat yang mengarah padanya dalam
skandal raibnya Rp 800 miliar uang nasabah 29 September 1980. Oleh karena itu, budaya kecurangan dalam lingkungan kerja yang
banyak mengolah uang masyarakat sudah tidak bisa dijamin oleh kaum pria maupun wanita. Modus penggelapan uang bahkan sudah dikenal
sejak masa-masa dimana Indonesia baru meraih kemerdekaan. 5
Kode Semik makna konotasi Dalam kartun tersebut, menyiratkan makna bahwa adanya kekuasaan
penuh dari si kartun wanita, ditandai dengan posisi tubuhnya yang lebih tinggi dari kartun pria, sehingga pandangannya harus menunduk
saat melihat kartun pria, dengan bibir cemberut sebagai ekspresi marah dan mata yang membesar sebagai ekspresi berani. Kemampuan kartun
wanita juga terlihat untuk mengintervensi dan mengintimidasi kartun pria, dengan mengandalkan kelebihan dalam dirinya, menggunakan
strategi dengan mengekspos dadanya, serta berdandan secara berlebih- lebihan. Begitu juga dengan penampilan kartun pria yang berdasi
tersebut identik dengan pria kaya dan mapan, terlihat sangat berantakan, tidak teratur bahkan sedang tidak sadarkan diri karena
terpedaya oleh kekuasaan si kartun wanita, dengan arah pandangan matanya yang terus terfokus pada bagian tubuh kartun wanita
dadanya.
3. Cuplikan Teks Berita yang berjudul “
21 TAHUN LALU, Menggasak Dari
Dalam.”
Pekan lalu polisi mengungkap skandal penggelapan dana nasabah yang diduga kuat dilakukan oleh Malinda Dee, orang dalam
Citibank sendiri. Pada saat ditangkap, polisi menemukan sejumlah mobil mewah seperti Hummer, Mercedes, dan Ferrari di kediaman
perempuan cantik ini. Kasus Dicky tampaknya terulang.
Universitas Sumatera Utara
Cuplikan teks berita tersebut adalah
caption
atau sekedar pemberitahuan awal mengenai kasus dari topik utama yang dibahas dalam edisi majalah kali itu,
sekaligus sebagai gambaran dan penjelasan dari desain kartun
Malinda Dee.
Awalnya yang menjadi kritik serta pertanyaan terhadap desain kartun
Malinda Dee
tersebut adalah mengapa karakter yang digambarkan sebagai korban adalah laki-laki padahal ada juga nasabah wanita yang ikut terseret menjadi korban
Malinda. Teks berita tersebut pada dasarnya tidak membahas secara utuh pemberitaan tentang kasus Malinda sebenarnya, karena
angle
atau sudut pandang yang diambil adalah dari pemberitaan kasus terdahulu yakni sekitar 21 tahun lalu,
dan juga mengenai kasus yang sama yakni tentang penggelapan uang nasabah dengan pelaku yang terlibat kuat adalah wakil direktur utama bank itu sendiri
namun ia adalah seorang pria. Sudut pandang
angle
yang diambil bermaksud untuk mengingatkan pembaca tentang kasus penggelapan dana yang dilakukan
oleh para eksekutif bank itu sendiri kembali terulang dan kali ini didalangi oleh seorang wanita.
Istilah kata
perempuan cantik
dalam kalimat tersebut sebenarnya mendeskripsikan bagaimana kata sifat yang positif atau bermakna baik, dipadukan
dengan kalimat yang sebelumnya mengarah kepada sesuatu yang negatif, maka, spekulasi pertama, seolah-olah
Tempo
sudah memberikan gambaran bahwa istilah
cantik
tersebut apakah pantas atau justru sangat berbanding terbalik jika ditujukan kepada seorang perempuan atau wanita yang sudah melakukan kejahatan maupun
kriminal untuk menipu orang lain. Atau, spekulasi kedua,
Tempo
memang bermaksud memilih kata-kata tertentu yang bertujuan untuk mengenai atau
mengkritik objek pemberitaan yang notabene adalah seorang perempuan, dengan memakai istilah yang bersifat kontradiksi dari kenyataan yang sebenarnya.
Karena, jika dilihat pada teks berita yang mengangkat kembali topik mengenai kasus Dicky Iskandar yang dalam hal ini adalah laki-laki, berita yang dibuat tidak
ada penyebutan semacam untuk „laki-laki‟, misalnya „pria tampan‟ atau „
laki-laki ganteng
‟.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4 Ana lisis Teks Berita dalam judul “