Denaturasi Protein TINJAUAN PUSTAKA

17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Gangguan Selaput atau Dinding Sel

Beberapa zat diangkut secara aktif melalui selaput, sehingga konsentrasinya dalam sel tinggi. Selaput sel juga merupakan tempat bagi banyak enzim yang terlibat dalam biosintesis berbagai komponen pembungkus sel. Zat-zat yang terkonsentrasi pada permukaan sel mungkin mengubah sifat-sifat fisik dan kimiawi selaput, sehingga menghambat proses pengangkutan zat-zat yang diperlukan oleh sel. Dengan demikian hal ini mengganggu pertumbuhan atau membunuh sel. Dinding sel berlaku sebagai struktur pemberi bentuk pada sel dan melindungi sel dari lisis osmotic. Rusaknya dinding sel bakteri misalnya karena pemberian lisozim atau hambatan pembentukannya oleh karena obat penisilin dapat menyebabkan sel bakteri lisis Jawetz dkk., 1996.

d. Pembuangan Gugus sulfhidril Bebas

Berbagai protein enzim yang mengandung sistein memiliki rantai samping yang berkahir dalam gugus sulfhidril. Selain itu, paling kurang satu koenzim utama koenzim A, diperlukan untuk transfer gugus asil mengandung suatu gugus sulfhidril bebas. Enzim dan koenzim ini tidak dapat berfungsi kecuali bila gugus sulfhidril tetap bebas dan dalam keadaan tereduksi. Zat pengoksida ataupun ion merkuri mengganggu metabolisme dengan mengikat sulfhidril yang berdekatan dengan ikatan disulfida Jawetz dkk., 1996.

e. Antagonis Kimiawi

Gangguan suatu unsur kimia terhadap reaksi normal antara enzim khusus dengan subtratnya dikenal sebagai antagonisme kimiawi. Zat antagonis ini bekerja dengan bergabung pada suatu bagian dari haloenzim salah satu dari apoenzim protein, activator logam, atau koenzim, dan dengan demikian mencegah penempelan substrat normal Jawetz dkk., 1996.

2.4.2. Metode Pengujian Antibakteri

• Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum Konsentrasi hambat minimum minimum inhibitory concentration, MIC suatu obat antimikroba adalah konsentrasi terendah obat tersebut yang masih mampu menghambat pertumbuhan organisme. Kadar antimikroba yang dapat dicapai secara klinis ditempat infeksi memungkinkan kita mengklasifikasikan organisme UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 18 sebagai rentan S, intermediate I, atau resisten R terhadap antimikroba yang diperiksa Henry JB., 2007. • Penentuan Konsentrasi Bakterisidal Minimum Konsentrasi bakterisidal minimum minimum bactericidal concentration MBC suatu antimikroba adalah konsentrasi terendah obat yang mematikan paling sedikit 99.9 inokulum organisme titik. Tabung atau sumur yang tidak memperlihatkan pertumbuhan sewaktu penentuan MBC disubkultur untuk menentukan viable countnya. Apabila perbandingan antara jumlah kuman yang selamat terhadap jumlah inokulum semula kurang dari atau sama dengan 0.001, maka telah terjadi pemusnahan. Tapi apabila perbandingannya lebih besar 0.001, maka belum terjadi pemusnahan Henry JB., 2007.

a. Metode Difusi

1. Metode disc diffusion tes Kirby Bauer

Metode ini digunakan untuk menentukan aktivitas agen antimikroba. Disc yang berisi agen antimikroba diletakkan pada media Agar yang telah ditanami mikroorganisme yang akan berdifusi pada media Agar tersebut. Area jernih mengindikasikan adanya hambatan pertumbuhan mikroorganisme oleh agen antimikroba pada permukaan media Agar Henry JB., 2007. • Keuntungan dan Kerugian Keuntungan dari hasil metode ini sensitif dan dan resisten. Merupakan metode yang sangat mudah dilakukan, efisien dan tidak rumit untuk dilakukan. Hasil dari metode ini dapat memberikan hasil bagi penilaian statistik dan epidemiologi. Sedangkan kekurangan bagi klinis , ukuran yang didapat terlalu kasar untuk digunakan Henry JB., 2007.

2. E-test

Metode E-test digunakan untuk mengestimasi Mínimum Inhibitory Concentration MIC atau Kadar Hambat Mínimum KHM, yaitu konsentrasi minimal suatu agen antimikroba untuk dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme Pratiwi, 2008. Pada metode ini digunakan strip plastik yang mengandung agen antimikroba dari kadar terendah

Dokumen yang terkait

Pemetaan Potensi Sebaran Tanaman Gambir (Uncaria gambir ROXB) di Kecamatan Pangkalan Kabupaten Lima Puluh Kota

3 68 74

uji aktivitas antibakteri (+)- katekin dan gambar (Uncaria gambier Roxb). terhadap beberapa jenis bakter Gram negatif dan mekanismenya

3 16 85

Perbandingan aktivitas dan mekanisme penghambatan antibakteri ekstrak air dengan ekstrak etil asetat gambir (uncario gambir roxb) terhadap bakteri staphylococcus epiderwidis, streptococcus mutans dan streptococeus pyogenes

4 30 100

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih (piper batle Linn.) dan daun uji aktivitas antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri gram negatif

1 5 33

Analisis komponen kimia fraksi minyak atsiri daun sirih piper bettle Linn) dan uji aktivitas antibakeri terhadap beberapa jenis bakteri gram positif

1 23 78

Uji toksisitas akut campuran ekstrak etanol daun sirih (piper batle L). dan ekstrak kering gambir (uncaria gambir R.) terhadap mencit putih jantan

1 8 145

Aktivitas antibakteri ekstrak kasar flavonoid daun gambir (Uncaria gambir Roxb)

0 8 59

FORMULASI PASTA GIGI KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) DAN GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb)

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - FORMULASI PASTA GIGI KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) DAN GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) - repository perpustakaan

0 0 22

FORMULASI PASTA GIGI KOMBINASI EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) DAN GAMBIR (Uncaria gambir (Hunter) Roxb) - repository perpustakaan

0 3 8