Deskripsi data HASIL PENELITIAN
56
Tabel 4.3 Guru menasehati siswa yang melanggar aturan
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
4 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 18
12 4
52,94 35,29
11,77
Jumlah 34
100 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 52,94 siswa menjawab
guru mereka selalu memberikan nasehat kepada siswa yang melanggar aturan. Nasehat tersebut bahkan tidak hanya diberikan kepada siswa yang melanggar
aturan saja, akan tetapi guru memberikan nasihat kepada semua siswa agar siswa dapat termotivasi baik dalam belajar maupun dalam berakhlakul karimah.
Kemudian 35,29 siswa menyatakan sering diberikan nasehat, 11,77 menyatakan kadang-kadang dan 0 menyatakan tidak pernah. Dengan demikian,
mayoritas anak didik yakni 52,94 menyatakan guru mereka selalu memberikan nasehat ketika mereka melanggar peraturan.
Doa merupakan hal yang sangat penting baik sebelum maupun sesudah melakukan pekerjaan, begitu pula dengan belajar, aktifitas belajar sebaiknya
diawali dengan berdoa. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Apakah Saya mengawali pelajaran dengan membaca do’a”. hasil dari pertanyaan ini dapat
dilihat dalam tabel sebagai berikut:
57
Tabel 4.4 Mengawali pelajaran dengan membaca do’a
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
1 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 27
7 79,41
20,59
Jumlah
34 100
Berdasarkan keterangan tabel di atas, maka dapat diambil informasi bahwasanya siswa yang selalu mengikuti aktifitas mengawali pelajaran dengan
membaca doa sebesar 79,41, sedangkan 20,59 yang menyatakan sering dan tidak ada yang menyatakan kadang-kadang atau tidak pernah. Dengan demikian,
mayoritas anak didik, yakni 79,41 selalu membaca do’a ketika mangawali pelajaran.
Soal angket berikutnya adalah tentang keperdulian terhadap sesama manusia. Dalam hal ini yang ditanyakan adalah “saya menolong teman yang
membutuhkan pertolongan”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5 Menolong teman yang membutuhkan pertolongan
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
5 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah 11
14 8
1 32,35
41,18 23,53
2,94
Jumlah 34
100
58
Dari data di atas dapat dilihat bahwa kurang dari setengah siswa menyatakan mereka selalu menolong teman yang membutuhkan pertolongan yaitu sebanyak
32,35, kemudian 41,18 menyatakan sering menolong temannya yang membutuhkan pertolongan, dan 23,53 menyatakan kadang-kadang menolong teman
yang membutuhkaqn pertolongan, serta 2,94 menyatakan tidak pernah menolong teman yang membutuhkan pertolongan. Dengan demikian mayoritas jawaban anak
didik ada pada pilihan jawaban sering menolong teman yang membutuhkan pertolongan, bukan pada selalu.
Berkata bohong merupakan salah satu dari akhlak tidak terpuji, karena itu sudah seharusnya seorang anak ditanamkan sejak dini untuk selalu berkata jujur.
Kejujuran juga merupakan modal utama bagi seorang anak untuk menjalani hidupnya di masa depan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pertanyaan yang diajukan
adalah “Saya malu dan takut berkata bohong”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Takut dan malu berkata bohong
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
6 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11 16
6 1
32,35 47,05
17,66 2,94
Jumlah 34
100
Berdasarkan data di atas, terdapat 32,35 siswa yang menyatakan bahwa mereka selalu takut dan malu jika berkata bohong, 47,05 menyatakan sering takut
dan malu berkata bohong, 17,66 menyatakan kadang-kadang dan 2,94 menyatakan tidak pernah takut dan malu jika berkata bohong. Dengan demikian yang
menjadi mayoritas dari jawaban siswa adalah alternatif sering malu dan takut berkata bohong yakni 47,05.
59
Berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua merupakan salah satu bentuk bakti dan sopan santun seorang anak terhadap orang tuanya. Dalam hal ini
pertanyaan yang diajukan adalah “Saya berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak berangkat sekolah”. Hasil dari pertanyaan tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.7 Berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak
berangkat sekolah No.
Alternatif Jawaban Frekuensi
Persentase
7 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
23 8
3 67,65
23,53 8,82
Jumlah 34
100
Data di atas menunjukkan bahwa sebagian besar atau sebesar 67,65 siswa selalu berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak berangkat
sekolah, 23,53 menyatakan sering 8,82 menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada yang tidak pernah sama sekali berpamitan dan mencium tangan kedua orang tua
ketika berangkat sekolah. Berdasarkan data diatas maka mayoritas siswa yakni 67,65 selalu berpamitan dan mencium tangan orang tua ketika hendak berangkat
sekolah.
Pertanyaan berikutnya adalah mengenai bertegur sapa ketika berpapasan dengan guru, karena sikap ramah dan sopan kepada guru tidak hanya harus
ditunjukkan ketika di dalam lingkungan sekolah saja tetapi juga di luar sekolah. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Saya menyapa guru yang berpapasan
di luar sekolah”. Hasil dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
60
Tabel 4.8 Menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah
Dari data di atas dapat terlihat bahwasanya perilaku siswa menyapa guru ketika berpapasan di luar sekolah masih sangatlah kurang. Hal ini diperjelas denga
persentase yang menyatakan selalu menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah hanyalah sebesar 14,71, kemudian yang sering menyapa guru yang berpapasan di
luar sekolah sebesar 35,29, lalu yang kadang-kadang sebesar 32,35 dan yang tidak pernah menyapa guru yang berpapasan di luar sekolah sebesar 17,65.
Salah satu bentuk contoh dari keperdulian anak pada lingkungannya dapat terlihat dari kebiasaan anak tersebut untuk membuang sampah pada tempatnya.
Dengan membuang sampah pada tempatnya, maka anak tersebut sudah ikut serta untuk menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan sehat juga terlihat rapih.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pertanyaan yang diajukan adalah “Saya membuang sampah pada tempatnya”. Hasil jawaban dari para siswa dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 4.9 Membuang sampah pada tempatnya
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
9 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
16 12
4 2
47,05 35,29
11,77 5,88
Jumlah 34
100
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
8 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5 12
11 6
14,71 35,29
32,35 17,65
Jumlah 34
100
61
Data di atas menunjukkan bahwa 47,05 siswa selalu membuang sampah pada tempatnya, 35,29 menyatakan sering membuang sampah pada tempatnya,
11,77 menyatakan kadang-kadang membuang sampah pada tempatnya, dan 5,88 menyatakan tidak pernah membuang sampah pada tempatnya. Dengan demikian,
mayoritas anak didik yakni 47,05 selalu membuang sampah pada tempatnya.
Doa merupakan sesuatu yang tidak bisa dilepaskan dari seorang muslim, karena doa merupakan hal yang menghubungkan muslim tersebut dengan Allah SWT
dan juga agar selalu dekat dengan Allah SWT baik dalam situasi dan kondisi apapun. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya membaca doa sebelum dan
bangun tidur”. Hasil jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dlam tabel berikut:
Tabel 4.10 Membaca doa sebelum dan bangun tidur
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
10 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17 11
4 2
50 32,35
11,77 5,88
Jumlah
34 100
Tabel di atas menunjukkan bahawa sebesar 50 siswa menyatakan selalu membaca doa baik sebelum dan bangun tidur, 32,35 sering berdoa sebelum dan
bangun tidur, 11,77 menyatakan kadang-kadang dan sebanyak 5,88 menyatakan tidak pernah membaca doa sebelum dan bangun tidur. Dengan demikian, mayoritas
siswa yakni 50 selalu membaca doa baik sebelum dan bangun tidur.
62
Doa dapat juga dijadikan sebagai suatu ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada Allah SWT. Membaca doa ketika hendak makan merupakan salah satu bukti
syukur atas karunia yang telah diberikan Allah SWT berupa makanan yang bisa dinikmati saat itu. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya membaca
doa ketika hendak makan”.
Tabel 4.11 Membaca doa ketika hendak makan
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
11 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
21 10
2 1
61,76 29,41
5,88 2,95
Jumlah 34
100
Data di atas terlihat bahwa sebesar 61,76 siswa selalu membaca doa ketika hendak makan, 29,41 siswa yang menyatakan sering, 5,88 siswa menyatakan
kadang-kadang, dan 2,95 siswa menyatakan tidak pernah berdoa ketika hendak makan. Dengan demikian, mayirotas siswa yakni 61,76 siswa selalu membaca do’a
ketika hendak makan. Menjahili teman sekelas merupakan salah satu perbuatan yang tidak terpuji
atau akhlakul madzmumah. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya menjahili teman sekelas”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.12 Menjahili teman sekelas
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
12 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2 4
12 16
5,88 11,77
35,29 47,05
Jumlah 34
100
63
Dari data di atas sebesar 5,88 siswa selalu menjahili teman sekelas mereka, 11,77 menyatakan jarang, 35,29 menyatakan kadang-kadang, dan hamper
setengah siswa atau sebesar 47,05 menyatakan tidak pernah menjahili teman sekelas mereka. Dengan demikian, mayoritas anak didik yakni 47,05 tidak pernah
menjahili teman sekelas.
Sholat merupakan rekun kedua dalam rukun islam. Melaksanakan sholat juga merupakan kewajiban bagi seluruh umat muslim, dan dengan sholat juga dapat
diharapkan untuk menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan munkar. Pembiasaan untuk mendirikan sholat 5 waktu harus ditanamkan sejak dini, agar nantinya
melaksanakan sholat tidak lah menjadi suatu beban akan tetapi justru menjadi suatu kebutuhan bagi anak tersebut. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya
melaksanakan sholat lima waktu”. Hasilnya dapat dilihat dalam tebel berikut:
Tabel 4.13 Melaksanakan Sholat lima waktu
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
13 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5 13
14 2
14,71 38,23
41,18 5,88
Jumlah
34 100
Dari data di atas dapat dilihat masih kurangnya pembiasaan untuk sholat lima waktu. Hal ini diperjelas dengan persentase siswa yang menyatakan selalu
melaksanakan sholat lima waktu hanya sebesar 14,71, yang menyatakan sering melaksanakan sholat lima waktu sebesar 38,23, yang menyatakan kadang-kadang
hampir setengah atau sebesar 41,18, dan yang menyatakan tidak pernak melaksanakan sholat lima waktu sebesar 5,88. Dengan demikian, mayoritas siswa
64
yakni 41,18 berada pada intensitas kadang-kadang melaksanakan sholat lima waktu.
Pertanyaan selajutnya pada angket adalah mengenai kebiasan yang kurang baik yaitu makan sambil berjalan. Pertanyaan yang diajukan adalah “ Saya makan
sambil berjalan”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.14 Makan sambil berjalan
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
14 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3 7
13 11
8,82 20,59
38,23 32,35
Jumlah 34
100
Data di atas menunjukkan sebesar 8,82 siswa selalu makan sambil berjalan, 20,59 siswa sering makan sambil berjalan, prosentase terbesar ada pada siswa yang
menyatakan kadang-kadang makan sambil berjalan yaitu sebesar 38,23, dan kemudian siswa yang menyatakan tidak pernah makan sambil berjalan yaitu sebesar
32,35. Dengan demikian mayoritas siswa yakni 38,23 berada pada intensitas kadang-kadang makan sambil berjalan. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni
38,23 kadang-kadang makan sambil berjalan. Tolong menolong merupakan keharusan bagi sesama manusia sebagai
makhluk sosial, karena manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri dan tidak selalu bisa memenuhi kebutuhannya seorang diri. Seorang anak harus dibiasakan sejak dini
untuk mau saling membantu sesamanya. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “saya membantah ketika dimintai tolong oleh guru”. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
65
Tabel 4.15 Membantah ketika dimintai tolong oleh guru
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
15 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3 7
10 14
8,82 20,59
29,41 41,18
Jumlah
34 100
Data di atas menunjukkan bahwa jumlah siswa yang selalu membantah ketika dimintai tolong oleh guru sebesar 8,82, kemudian 20,59 menyatakan sering
membantah ketika dimintai pertolongan, 29,41 menyatakan kadang-kadang membantah ketika dimintai tolong oleh guru,dan prosentase terbesar ada pada siswa
yang menyatakan tidak pernah membantah ketika dimintai tolong oleh guru yaitu sebesar 41,18. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 41,18 tidak pernak
membantah ketika dimintai tolong oleh guru. Pertanyaan angket selanjutnya mengenai kebioasaan anak untuk mengucapkan
terimakasih setiap kali diberikan sesuatu. Pertanyaan yang diajukan adalah “Saya mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu”. Hasilnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.16 Mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
16 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
14 16
4 41,18
47,05 11,77
Jumlah 34
100
66
Berdasarkan data di atas dapat dilihat 41,18 siswa menyatakan selalu mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu, 47,05 siswa menyatakan sering
mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu, 11,77 siswa menyatakan kadang-kadang dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak pernah mengucapkan
terima kasih setiap diberikan sesuatu. Dengan demikian, mayoritas siswa yakni 47,05 sering mengucapkan terima kasih setiap diberikan sesuatu.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai perilaku buruk, yaitu bertengkar dengan teman. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan adalah “Saya bertengkar
dengan teman”. Hasilnya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel 4.17 Bertengkar dengan teman
No. Alternatif Jawaban
Frekuensi Persentase
17 a. Selalu
b. Sering c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3 17
10 4
8,82 50