Pengertian Belajar Metode Belajar Sambil Bermain

30 mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara sukarela dan tidak ada paksaan dari luar atau tekanan atau kewajiban. 48 Bermain memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak. Pengaruh bermain tersebut meliputi: a. Perkembangan fisik b. Dorongan berkomunikasi c. Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam d. Penyaluran bagi kebutuhan dan keinginan e. Sumber belajar f. Rangsangan bagi kreativitas g. Pekembangan wawasan diri h. Belajar bermasyarakat i. Standar moral j. Belajar bermain sesuai dengan peran jenis kelamin k. Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan. 49 Bermain merupakan aktifitas yang penting bagi anak termasuk kaitannya dengan aktifitas bermain dimana belajar dalam arti yang sebenarnya yaitu memperoleh berbagai pengalaman baru dari hasil interaksi dengan lingkungan. Menurut Linda sebagaimana dikutip oleh Anita Yus dalam bukunya yang berjudul “Penilaian perkembangan belajar anak taman kanak-kanak”, bermain merupakan peluang bagi anak untuk melakukan berbagai hal. Situassi itulah yang membuat anak belajar. Dengan demikian, bermain merupakan cara anak untuk belajar. Belajar tentang apa saja. Belajar tentang objek, kejadian, situasi, dan konsep misalnya halus, kasar, dan lain-lain. Mereka juga berlatih koordinasi berbagai otot gerak misalnya otot jari. Berlatih mencari sebab akibat dan memecahkan 48 Muslichah Zarkasih, Child Development terjemahan, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978, h. 320 49 Muslichah Zarkasih, Child Development terjemahan, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1978, h. 323 31 masalah. Selain itu, melalui bermain anak berlatih mengekspresikan perasaan, dan berusaha mendapatkan sesuatu. 50 Beberapa ahli psikologi memberi pandangan mereka tentang bermain. Karl Groos mengemukakan bahwa bermain merupakan bahwa bermain merupakan proses penyiapan diri untuk menyandang peran sebagai orang dewasa. Lazarus menyatakan bahwa bermain akan membangun kembali energi yang hilang sehingga diri mereka segar kembali. Schiller dan Spencer menyatakan bahwa bermain merupakan wahana untuk menggunakan energi yang berlebih sehingga anak terlepas dari tekanan. 51 Dari uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode belajar sambil bermain adalah metode belajar yang dilaksanakan dengan gembira tanpa ada unsur paksaan dan dengan permainan tersebut dapat mengembangkan kreatifitas anak. Selain itu dengan bermain dapat menanamkan nilai-nilai keislaman dan akhlak pada anak.

4. Jenis dan Manfaat Bermain Bagi Anak

Menyenangkan merupakan kata kunci dalam setiap kegiatan bagi anak. Tanpa suasana yang menyenangkan, kegiatan bermain bagi anak idak akan berarti apa-apa, walaupun mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Dengan adanya suasana yang menyenangkan, maka anak tidak akan merasa dipaksa, dibebani, dan membuatnya menjadi bosan serta bersedih hati. Bermain bagi anak merupakan kegiatan yang serius, tetapi menyenangkan. Menurut Conny R. Semiawan sebagaimana dikutip oleh Yazid Bustomi, bermain adalah aktifitas yang dipilih sendiri oleh anak karena menyenangkan, bukan karena hadiah atau pujian. Melalui bermain, 50 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: kencana, 2011, h. 33 51 Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-Kanak, Jakarta: kencana, 2011, h. 34 32 semua aspek perkembangan anak dapat ditingkatkan. Dengan bermain secara bebas anak dapat berekspresi dan bereksplorasi untuk memperkuat hal-hal yang sudah diketahui dan menemukan hal-hal baru. Melalui permainan anak juga dapat mengembangkan semua potensinya secara optimal, baik potensi fisik maupun mental intelektual dan spiritual. Oleh karena itu bermain bagi anak usisa dini merupakan jembatan bagi berkembangnya semua aspek. 52 Bermain yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya akan disukai oleh anak-anak usia dini, tetapi juga sangat bermanfaat bagi perkembangan anak. Lebih jelasnya, berikut beberapa manfaat bermain bagi anak usia dini. Manfaat bermain bagi anak usia dini adalah : a. Manfaat motorik, yaitu manfaat yang berhubungan dengan nilai-nilai positif dari aktifitas bermain anak yang berhubungan dengan kondisi jasmaniah anak. Misalnya unsur-unsur kesehatan, katerampilan, ketangkasan, maupun kemampuan fisik tertentu. b. Manfaat afeksi, yaitu manfaat permainan yang berhubungan dengan perkembangan psiologis anak. Misalnya, naluriinsting, perasaan, emosi, sifat, karakter, watak, maupun kepribadian seseorang. c. Manfaat kognitif, yaitu manfaat aktifitas bermain untuk perkembangan kecerdasaan anak, yang eliputi kemampuan imajinatif, pembentukan nalar, logika, maupun pengetqhuan-pengetahuan sestematis. d. Manfaat spiritual, yaitu manfaat aktifitas bermain yang menjadi dasar pembentukan nilai-nilai kesucian maupun keluhuran akhlak manusia. e. Manfaat keseimbangan, yaitu manfaat aktifitas bermain yang berfungsi melatih dan mengembangkan panduan antara nilai-nilai positif dan negative dari suatu permainan. 53 52 M. Yazid Busthomi, Panduan Lengkap PAUD, Jakarta: Citra Publishing, 2012, Cet. Ke-1, h. 75 53 M. Fadlillah Lilif M.K, Pendidikan Karakter Anak Usia Dini, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013, cet. 1, h. 148-150