sehat jasmani dan rohani, serta kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Hasil wawancara ini, diperkuat dengan dokumentasi yang diperoleh oleh penulis, yaitu:
Gambar 1.
13
Landasan kebijakan
Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 mengamanatkan bahwa ”Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta martabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”, Sebagaimana pada prinsip penyelenggaraan pendidikan antara
lain:
13
Dokumentasi Kebijakan Dinas Pendidikan, lampiran, h,3.
Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
B. PEMERINTAH DAERAH 1. Perda
NO. 10 Tahun 2008
2. Pergub
KEP GUBERNUR NO. 134 TAHUN 2009
3. Kebijakan 4. Program
A. PUSAT
1. UU 2. PP
3. Kebijakan
Landasan
a. Demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural
dan kemajemukan bangsa. b. Satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
c. Memberi keteladanan, membangun kemauan dan mengembangkan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
d. Mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.
e. Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan pendidikan.
14
Perda Nomor 8 tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan mengamanatkan
bahwa pendidikan
di provinsi
DKI Jakarta
diselenggarakan sebagai usaha untuk mencerdaskan kehidupan warga masyarakat Jakarta berdasarkan azas-azas :
15
• Nilai keagamaan • Demokratis
• Keteladanan • Manfaat
• Tidak diskriminatif • Pembudayaan dan pemberdayaan
• Seimbang, serasi dan selaras dalam perikehidupan • Pemanfaatan optimal IPTEK
• Budaya bangsa • Keterbukaan
• Bertanggung jawab • Kepastian hukum
Dalam rangka memenuhi sasaran peningkatan kualitas pendidik Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, selain pada peningkatan kualifikasi,
14
Dokumentasi Arah Kebijakan Strategi dan Program Pendidikan di Provinsi DKI Jakarta, lampiran, h.1.
15
Perda Provinsi DKI Jakarta Nomor 8 tahun 2006 tentang Sistem Pendidikan.
kompetensi dan sertifikasi, juga di tambah dengan peningkatan kesejahteran guru yang berbeda dengan daerah lain. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dengan bapak Gunas Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, yaitu:
”...Sasaran peningkatan kualitas pendidik yang diamanatkan dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen tentunya
pertama kali adalah peningkatan kualifikasi, sertifikasi, kompetensi dan kesejahteraan guru, mulai dari guru TK, SD, SMP sampai
SMASMK dan mulai sekarang disyaratkan guru minimal SI. dan kesejahteraan guru dengan tambahan penghasilan berupa tunjangan
kinerja daerah TKD sebesar 2, 9 juta, beasiswa untuk S2. Hal ini sesuai dengan tujuannya untuk memenuhi standar nasional
pendidikan.”
16
Dari wawancara diatas, bahwa sasaran peningkatan kualitas pendidik sesuai dengan amanat Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta
Nomor 8 Tahun 2006 tentang sistem pendidikan, bahwa kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan yang kedudukannya bukan pegawai
Negeri Sipil Non PNS. Dan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan Pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan masyarakat yang
kedudukannya bukan pegawai negeri sipil Non-PNS, berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial didasarkan pada perjanjian tertulis yang dibuat antara penyelenggara satuan pendidikan dengan pendidik danatau tenaga
kependidikan bersangkutan. Dan dalam meningkatkan kualitas pendidik provinsi DKI Jakarta dengan peningkatan kesejahteraan guru, yang
berbeda dengan provinsi yang lainnya, dengan tambahan penghasilan
16
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
berupa tunjangan kinerja daerah TKD sebesar 2, 9 juta, dan beasiswa untuk S2.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi mengenai kebijakan pemerintah dalam meningkatkan
kualitas pendidik,
bahwa dalam
rangka mewujudkan
kualitas pendidikguru sesuai dengan RPJMD dan visi misinya gubernur dalam
kampanye pilgub 2007 bahwa kualitas guru standar pendidikan minimal standar Asia, hal ini sesuai dengan pernyataan bapak Gunas Mahdianto
sebagai Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, yaitu:
”... RPJMD ini kita menghendaki visi misinya dalam kampanye pilgub 2007 bahwa guru kita standar pendidikan minimal standar Asia bukan
standar indonesia lagi, jadi kita tingkatkan terus kualitas guru, nah ini sangat menjadi perhatian provinsi DKI Jakarta dalam rangka
peningkatan kualitas guru minimal standar Asia.”
17
Wawancara diatas diperkuat dengan hasil dokumentasi yang diperoleh pada rencana strategis pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta,
yaitu:
18
1. Program dan Kegiatan Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan DKI
Jakarta telah menetapkan 3 pokok kebijakan dibidang pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan pendidik, yaitu:
a. pemerataan dan perluasan akses. b. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing.
c. Penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Setiap kebijakan dikembangkan untuk memandu penyusunan
program yang menyentuh ketepatan sasaran sesuai dengan kondisi
17
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
18
Rencana Strategis Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tahun 2009.
warga masyarakat DKI Jakarta, masing-masing pengembangan. Adapun kebijakan tentang pendidik adalah sebagai berikut:
1 Kebijakan ”Pemerataan dan Perluasan Akses” dikembangkan sebagai berikut:
a. meningkatkan upaya pemerataan distribusi pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka menekan disparitas kinerja antar
sekolah. b. mengembangkan dan memperluas uapaya pembinaan karir
profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan secara komprehensif dan berkelanjutan.
c. meningkatkan dan meluaskan akses Balai Pelatihan Tenaga Pendidik dan Kependidikan.
d. meningkatkan layanan yang setara pada satuan pendidikan swasta untuk memperkecil ratio peserta didik: kelas, antara
sekolah negeri dengan sekolah swasta.
2 Kebijakan ”Peningkatan Mutu dan Relevansi” dikembangkan sebagai berikut:
a. meningkatkan kualitas pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan.
b. memberdayakan KKGMGMP dan KKSMKS sebagai pusat kegiatan peningkatan kompetensi profesional pendidik dan
kepala sekolah. c. meningkatkan
pengawas sekolah
dalam melaksanakan
supervisi manajerial dan akademik di sekolah. d. meningkatkan kualitas rekrutmen, rotasi dan promosi pendidik,
kepala sekolah dan pengawas sekolah. e. peningkatan kemampuan profesioanl pendidik dan tenaga
kependidikan dan kesejahteraannya. 3 Kebijakan ”Peningkatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan
publik” dikembangkan sebagai berikut: a. melaksanakan sistem pembinaan profesional SPP melalui
gugus TKSD, PKG, MGMP. b. peningkatan pelaksanaan sistem profesional guru dan supervisi
pendidikan. c. peningkatan pengawasan dan akuntabilitas sekolah.
2. Kegiatan Adapun kegiatan yang akan dilakukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta,
yaitu: 1. Program penerapan kaidah good governance dalam penyelengaraan
urusan pendidik, yaitu: a. Penyusunan strategi dalam pengembangan kompetensi guru.
b. Penyusunan model pelatihan dan pengembangan kinerja guru. c. Penilaian angka kredit jabatan fungsional guru, pamong belajar,
penilik. d. Pembekalan bagi guru yang akan sertifikasi pendidik.
e. Loka karya penysunan karya tulis ilmiah bagi guru golongan Iva. f. Updatepemutakhiran data guru TK, SD, SMP.
g. Pemilihan guru berprestasi dan berdedikasi tingkat provinsi. h. Penyusunan master bahan ajarmodul produktif SMK berdasarkan
KTSP. i. Peningkatan disiplin pendidik dan tenaga kependidikan.
j. Pembinaan manajemen pengurus MGMP SMP dan SMA Tingkat DKI Jakarta.
k. Pembinaan Manajemen MKS SMP dan MKKS SMA Tingkat Provinsi DKI Jakarta.
l. Peningkatan Forum PKG dan pemberian bantuan operasional PKG Gugus.
m. Pengadaan bahan pakaian Batik guru dan ongkos jahit. n. Pengadaan bahan pakian harian PDH guru dan ongkos jahit.
o. Pelatihan guru fasilitator pembinaan Olimpiade Sains Nasional bagi guru mata pelajaran tingkat provinsi DKI Jakarta.
p. Peningkatan SDM tenaga kependidikan dalam bidang IT. 2. Program peningkatan mutu pendidik.
a. Peningkatan kompetensi guru bahasa Inggris SMASMK. b. Peningkatan kompetensi guru bahasa Inggris SMP.
c. Peningkatan kompetensi guru mata pelajaran yang di UN kan. d. Kualifikasi pendidikan guru SMP ke S.
e. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru SMP ke S lanjutan f. Peningkatan kualifikasi S guru SMASMK.
g. Kuliah S guru SMASMK. h. Peningkatan kualifikasi pendidikan guru SD.
i. Pengembangan kreatifitas guru dalam pembelajaran. j. Smart teaching program bagi guru.
k. Pengembangan profesi guru.. l. Pelaksanaan uji kompetensi guru kelas VI.
Kebijakan tersebut dituangkan dalam program lima tahunan dalam bentuk rencana pengembangan pendidikan anak usia dini, dasar
menengah, pendidikan nonformal dan informal dan program kerja tahunan yang dilaksanakan oleh perangkat pelaksana baik perangkat pelaksana
Dinas Pendidikan tingkat Provinsi, perangkat pelaksana Dinas Pendidikan tingkat Kecamatan Seksi Dinas Pendidikan Kecamatan serta sebagai
frontiliner di sekolah-sekolah. Setiap kebijakan dikembangkan untuk memandu penyusunan program
yang menyentuh ketepatan sasaran sesuai dengan kondisi warga masyarakat DKI Jakarta, masing-masing pengembangan. rencana strategis
pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, yaitu program dan kegiatan dalam pelaksanaannya yang menetapkan 3 pokok kebijakan
dibidang pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan pendidik, yaitu pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan daya
saing dan penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik.
2. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam Meningkatkan Kualitas Pendidik.
a Perencanaan Pendidik Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis bahwa Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, perencanaan dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidik memiliki perencanaan pada peningkatan layanan, pengangkatan, penempatan dan penyebaran
pendidik, sebagaimana pernyataan bapak Gunas Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, mengenai
perencanaannya, yaitu: ”...Berdasarkan
perencanaan, kalau
RPJMD rencana
pembangunan jangka menengah daerah ada program peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, dari program 5 tahunan
itu, akan diturunkan menjadi RKPD rencana kinerja pemerintah daerah, RKPD ini dijabarkan dalam program tahunan, jadi setiap
tahun melalui musyawarah perencanaan pembangunan daerah musrenbang, biasanya ditetapkan apa tahun depan yang akan kita
capai, misalnya tahun 2010 harus kita susun indikator-indikatornya, apa yang kita capai tahun 2011 untuk peningkatan kualitas
pendidik, sarana prasarana, kurikulum, tentunya mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan secara menyeluruh.”
19
Berdasarkan wawancara diatas, bahwa perencanaan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidik mengacu
pada program 5 tahunan, yaitu RPJMD rencana pembangunan jangka menengah daerah diantaranya peningkatan kompetensi guru
standar Asia, kemudian diturunkan menjadi program tahunan, yaitu RKPD rencana kinerja pemerintah daerah diantaranya peningkatan
kualifikasi, sertifikasi, uji kompetensi yang bekerjasama dengan perguruan tinggi.
Mengenai peningkatan layanan, yaitu: ”...Menyusun berbagai kegiatan yang berkaitan dengan layanan
tentang guru, antara lain dengan penilaian angka kredit jabatan fungsional guru, pamong belajar, penilik, dari penilaian kegiatan
angka kredit ini, tim yang dibentuk dinas pendidikan, bertujuan menghitung angka kredit jabatan guru, untuk kenaikan pangkat dan
pembinaan profesional guru, pembekalan calon pengawas pelatihan tim pengawas hitung angka kredit bagi kepala sekolah, update
pemutakhiran data guru, tes kemampuan calon kepala sekolah bagi guru-guru untuk peningkatan karir mereka, penilaian kinerja kepala
sekolah, pemilihan guru berdedikasi tingkat provinsi, pemilihan kepala sekolah berwawasan lingkungan, peningkatan kompetensi
guru, misalnya bahasa inggris untuk SMP, SMASMK yang berkaitan dengan mata pelajaran.”
20
Berdasarkan wawancara diatas, bahwa peningkatan layanan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tentang guru, tujuannya menghitung
angka kredit jabatan guru, untuk kenaikan pangkat dan pembinaan profesional guru, pembekalan calon pengawas pelatihan tim pengawas
19
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
20
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
hitung angka kredit bagi kepala sekolah, update pemutakhiran data guru, tes kemampuan calon kepala sekolah bagi guru-guru untuk
peningkatan karir mereka, penilaian kinerja kepala sekolah, pemilihan guru berdedikasi tingkat provinsi, pemilihan kepala sekolah
berwawasan lingkungan, peningkatan kompetensi guru, misalnya bahasa inggris untuk SMP, SMASMK yang berkaitan dengan mata
pelajaran. Dari segi pengangkatan yang mempunyai kewenangan untuk
pengangkatan pegawai negeri sipil yaitu instansi badan kepegawaian daerah sebagaimana hasil wawancara, yaitu:
”...Mengenai pengangkatan ada di instansi badan kepegawaian daerah, nah dinas pendidikan hanya membuat model data best
tentang kebutuhan kekurangan guru per mata pelajaran berdasarkan analisis kebutuhan, kita data setiap tahun ada yang
pensiun, dan berdasarkan analisis kebutuhan rombongan belajar per mata pelajaran, guru minimal 24 jam mengajar, kemudian
akan ditemukan analisisnya itu tentang kekurangan guru kita di setiap mata pelajaran atau bidang studi, dengan demikian data
tersebut kita sampaikan ke BKD badan kepegawaian daerah yang mempunyai kewenangan untuk pengangkatan pegawai
negeri sipil di daerah.”
21
Berdasarkan wawancara diatas, bahwa mengenai pengangkatan pegawai negeri sipil khususnya guru, Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta hanya membuat model data best berdasarkan analisis kebutuhan, yaitu tentang kebutuhan kekurangan guru per mata
pelajaran, guru yang pensiun dan sebagainya. Adapun segi pengangkatan kewenangannya ada di instansi badan kepegawaian
daerah BKD. Dari segi penempatan berkaitan dengan adanya penyebaran pendidik
berdasarkan analisis kebutuhan, yaitu dengan pola mutasi, rotasi
21
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
tenaga pendidik dan tenaga kependidikan bagi guru dan kepala sekolah, sebagaimana hasil wawancara, yaitu:
”....Penempatan memang Dinas Pendidikan yang mengusulkan, penempatan berkaitan dengan adanya penyebaran pendidik
berdasarkan analisis kebutuhan, tentunya kita tidak ingin guru itu hanya menumpuk di satu sekolah. Mengenai penyebaran pendidik
ini kita sedang menyusun tentang pola mutasi, rotasi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan terutama guru, kepala sekolah.
Dinas Pendidikan punya pedomannya, misalnya guru yang bagus di sekolah unggulan, ini di pindahkan ke sekolah yang kurang
unggulan, karena mereka sudah lama, tujuannya biar bisa mengangkat sekolah ini menjadi sekolah unggulan dengan contoh
pemindahan guru yang bagus, nantinya akan disebar ke seluruh sekolah yang ada di DKI Jakarta, ini arahya ke penempatan dan
penyebaran tenaga pendidik.”
22
Dari wawancara diatas dapat dipahami, bahwa mengenai penempatan dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan yaitu dengan pola
rotasi dan mutasi, tujuannya pemerataan dan peningkatan kualitas guru antara sekolah yang satu dengan yang lainya, misalnya
pemindahan guru dari sekolah unggulan ke sekolah yang kurang unggulan.
Dilihat dari beberapa poin diatas dapat dilihat bahwa Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta memiliki perencanaan yang cukup
matang melakukan berbagai kegiatan program peningkatan kualitas para guru dalam menghadapi era persaingan, pemerintah menyadari
ketatnya persaingan sumber daya manusia saat ini, maka penulis kira ini sudah selayaknya untuk menjadi program prioritas peningkatan
guru. Hal tersebut diatas, tidak lepas dari faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap mutu pendidikan itu sendiri diantaranya : a. Sarana dan prasarana.
b. Tenaga pendidik dan kependidikan.
22
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
c. Kurikulum dan pengembangan bahan ajar. d. Pembiayaan.
e. Kegiatan ekstrakurikuler dan kesiswaan.
f. Manajemen dan kebijakan-kebijakan. b Menerapkan program pembinaan pendidik.
Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan, maka banyak berbagai masalah yang sedang di hadapi oleh Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta. Di satu sisi pembinaan tenaga pendidik sebagai bagian dari tanggung jawab kepala sekolah, namun di sisi lain,
pembinaan juga merupakan bagian dari tugas pimpinan atau pejabat yang membawahi sekolah, yaitu Departemen Pendidikan Nasional
maupun Dinas Pendidikan Provinsi. Sebagaimana pernyataan bapak Gunas Mahdianto tentang pembinaan pendidik, yaitu:
”...Menyusun Pedoman tentang mutasi, rotasi dan promosi jabatan pendidik dan tenaga kependidikan, misalnya guru yang bagus
kinerjanya akan dinaikkan jabatannya. Pemilihan guru teladan bagi tingkat kota madya, provinsi, dan nasional biasanya dinaikkan ke
jenjang kepala sekolah, kemudian guru berwawasan lingkungan, guru yang berprestasi atau diikutsertakan dengan pelatihan-
pelatihan ke luar negeri sebagai upaya pembinaan kualitas pendidik.”
23
Wawancara tersebut diperkuat dengan hasil dokumetasi yang diperoleh, yaitu:
Banyak teknik dan program pembinaan tenaga pendidik yang dapat dijalankan oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut pemerintah mencari alternatif langkah-langkah untuk memecahkan masalah tersebut, diantaranya:
1. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mulai menitikberatkan kepada kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi pendidik, untuk itu
23
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
sekolah harus memiliki pendidik yang profesional dengan jumlah yang memadai dengan kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi, dan
tingkat kesuaian berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu minimum diploma empat D IV atau sarjana.
2. Mengaktifkanmemfungsikan forum persatuan guru misalnya MGMP musyawarah guru mata pelajaran dan MKKS
musyawarah kerja kepala sekolah. Di Provinsi DKI Jakarta sendiri jumlah guru sudah memiliki jumlah yang cukup banyak,
akan tetapi suasana belajar belum kondusif akibat metode mengajar yang diterapkan guru kurang bervariasi dan termasuk
bagaimana mensiasati kurikulum yang padat dan mencari alternatif pembelajaran yang tepat dan menyenangkan serta menemukan
berbagai variasi metode dalam mengajarkan setiap mata pelajran yang diajarkan.
3. Pengiriman dalam mengikuti pelatihan. Sebagai alternatif pemecahan masalah yang ada pada diri guru,
sekolah mengirimkan guru-guru secara bergiliran untuk mengikuti pelatihan
pada lembaga
yang dianggap
potensial dan
berpengalaman, seperti Departemen Pendidikan Nasional atau yang diadakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sendiri, ini
dimaksudkan untuk memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan guru, baik dalam bidang keahlian ataupun
substansial, metode pengajaran maupun berbagai pola evaluasi. Program pelatihan dan worskhop, yaitu mengikutsertakan para
pendidik dalam
berbagai program
dan workshop
yang diselenggarakan oleh instansi Dinas Pendidikan DKI Jakarta
maupun instansi departemen, seperti LSM atau diselenggarakan atas kerjasama antar berbagai instansi dan penyandang dana.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para tenaga pendidik dalam melaksanakan tugas sehari-harinya.
4. Promosi dan demosi
Promosi mengandung makna bahwa seorang tenaga pendidik dinaikan kepangkatannya. Sebaliknya, demosi berarti penurunan
pangkat atau jabatan. Promosi dan demosi merupakan bagian dari bentuk-bentuk pembinaan tenaga pendidik yang tentunya harus
didasarkan pada pertimbangan yang adil sehingga sedapat mungkin tidak menimbulkan kecemburuan yang tidak beralasan. Masing-
masing bentuk promosi dan demosi memiliki prosedural tertentu, misalnya seorang yang hendak dipromosikan ke jabatan yang lebih
tinggi diharuskan mengikuti pelatihan jabatan tertentu dan berdasarkan kualifikasi tertentu juga kepentingan pribadi dan
kelompok semata. Berdasarkan hasil data diatas, bahwa apapun teknik dan kebijakan
yang akan dikembangkan oleh kepala sekolah ataupun para pejabat yang membawahi sekolah dalam pembinaan tenaga pendidik itu
sendiri, yang seharusnya diperhatikan adalah bahwa pembinaan itu bertujuan mempertahankan dan meningkatkan kemampuan, tanggung
jawab dan dedikasi para pendidik di sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional.
Dalam upaya meningkatkan kompetensi guru perlu terus meningkatkan program kualifikasi guru, dengan memberikan
beasiswa kepada guru agar guru memperoleh strata pendidikan yang lebih tinggi S1 dan S2.
Upaya lain untuk meningkatkan pengetahuan guru perlu melaksanakan pelatihan dan mengikutsertakan guru-guru pada
berbagai seminar baik nasional, regional maupun internasional.
c Program peningkatan kesejahteraan dan kualifikasi pendidik.
Diantara berbagai upaya peningkatan profesionalisme guru, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi
dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru
rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak
heran kalau guru-guru di Negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat
tinggi. Dilihat dari kesejahteraan, setiap orang Indonesia tentu sepakat
bahwa kesejahteraan guru masih jauh dari memadai. Gaji guru yang relatif kecil masih kerap dipotong untuk memenuhi berbagai
kewajiban. Tunjangan fungsional yang diterima guru sebenarnya merupakan pengakuan dan penghargaan terhadap profesi guru yang
hampir tidak ada artinya. Oleh karenanya, tidak mengherankan jika guru mencari pekerjaan sambilan untuk memenuhi kebutuhannya.
Sebagai akibatnya, guru tidak mampu memfokuskan perhatian dan tugas utamanya sebagai guru, karena pekerjaan sambilannya banyak
menyita waktu dari pada tugas utama. Dampak lebih jauh terhadap kondisi ini dapat dibayangkan, citra guru makin menurun.
Berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan guru, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta memberikan tunjangan kinerja
daerah kepada guru selain diluar gaji guru dan tunjangan sertifikasi. Sebagaimana hasil wawancara:
“…Mengenai peningkatan kesejahteraan, kalau tahun kemarin kita serahkah 2,5 juta gaji guru di luar gaji dan sertifikasi,
mendapatkan tunjangan kinerja daerah TKD, mulai dari tahun 2010 tunjangannya 2,9 juta. sekarang kita sedang membuat
gambaran take home pay guru, sebagai contoh guru yang belum dapat sertifikasi, gaji pokoknya 2.651.000, tunjangan kinerja
daerahnya 2.900.000, tunjangan fungsionalnya 250.000 ribu jadi take home paynya 5.800.000. Guru golongan III yang sudah
mendapatkan sertifikasi, gaji pokok 2.700.000, tunjangan kinerja daerahnya 2.900.000, sertifikasi 2.100.000, jadi take home
paynya 7.800.000. Dan guru golongan IV take home pay nya 8.200.000. Semua ini upaya-upaya peningkatan kejahteraan guru
yang ada di DKI Jakarta melalui tunjangan kinerja daerah yang
memang terus ditingkatakan, mulai dari tahun 2010 di naikkan 400 ribu perbulan.”
24
Hasil wawancara tersebut diperkuat dengan hasil dokumentasi, yang diperoleh penulis dari paparan makalah yang dibuat Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Dr. H. Taufik Yudi Mulyanto, M.Pd dalam diskusi Lisuma Jakarta, kamis, 30 Juli 2009 yaitu:
25
”Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas diperlukan perhatian untuk peningkatan kesejahteraan, seperti
yang telah dilakukan dalam hal meningkatkan kesejahteraan para guru melalui peningkatan pemberian uang kesra menjadi
Rp.1.000.000,- satu juta rupiah dan TPP Rp. 1.500.000, sehingga yang diterima setiap guru sebesar Rp. 2.500.000,
memperbaiki gedung sekolah secara bertahap dengan mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan, melengkapi sarana dan
prasarana sekolah secara bertahap sesuai standar, memberikan penyetaraan kualifikasi guru yang belum S1, meningkat kualitas
guru melalui program sertifikasi, menyelenggarakan SMA Unggulan Negeri Mohammada Husni Thamrin, pemanfaatan ICT
dalam pembelajaran dan sistem administrasi sekolah, peningkatan mutu layanan pendidikan melalui program SSN, RSBISBI,
akselerasi, inklusi, ISO, dan program keahlian unggulan internasional...”
Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi di atas, dapat dipahami bahwa peningkatan kesejahteraan dan kualifikasi pendidik
mulai tahun 2010 untuk tunjangan kinerja daerah makin bertambah, selain di luar gaji guru, tunjangan sertifikasi dan profesi sebesar
24
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
25
Dokumentasi Arah Kebijakan Strategi dan Program Pendidikan di Provinsi DKI Jakarta, lampiran, h.1.
400.000,-. Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan guru cukup mendapatkan
perhatian dari
pemerintah. Berkaitan
dengan kesejahteraan guru tersebut perlu diupayakan:
1. Gaji tenaga kependidikan perlu senantiasa disesuaikan agar mencapai standar wajar bagi kehidupan guru dan keluarganya.
2. Peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat harus diikuti oleh pemerintah daerah,
masyarakat, dunia usaha dan orang tua, sejalan dengan otonomi yang sedang bergulir.
Kesejahteraan guru adalah perlu adanya jaminan sosial yang jelas. Para guru perlu merasa bahwa kebutuhan pokok mereka sandang,
pangan dan papan mendapat jaminan untuk dapat terpenuhi secara layak. Dalam paket ini tercakup paket jaminan pelayanan kesehatan,
jaminan perumahan yang layak, jaminan pendidikan untuk anak-anak guru dan jaminan tunjangan hari tua. Jaminan sosial ini ditujukan
untuk para guru dan keluarganya. Jaminan kesehatan kalaulah tidak bisa gratis, maka para guru mendapat pelayanan kesehatan yang
berkualitas tapi berbiaya sangat murah. Jika pemberian rumah layak masih tidak memungkinkan diberikan secara gratis maka bisa saja
dipikirkan cara lain. Misalnya para guru diberi fasilitas pinjaman dengan bunga yang amat rendah atau tidak berbunga sama sekali, dan
masa pengembalian selama 25-30 tahun. Jaminan pendidikan untuk anak-anak guru bisa dalam bentuk pemberian beasiswa atau bebas
biaya jika bersekolah di sekolah-sekolah negeri. Sedangkan jaminan hari tua sudah ada sistem yang cukup baik saat
ini, namun tetap perlu ditingkatkan lagi. Dengan adanya paket jaminan sosial ini maka para kaum muda akan merasa bahwa profesi
guru sangatlah menjanjikan dan memberi rasa aman secara ekonomi dan sosial. Para guru pun akan lebih berkonsentrasi dalam
menjalankan profesinya, mendidik para peserta didiknya dengan baik dan benar. Mereka tidak perlu kerja serabutan lagi kesana-kemari.
Mereka akan memiliki waktu luang yang cukup dan ini tentu saja membantu mereka dalam terus menerus melahirkan ide-ide kreatif dan
inovatif dalam dunia pengajaran. Hasilnya kulitas kerja guru tentu dapat meningkat karena terjaminnya hidup mereka, karena rasa aman
secara sosial dan ekonomi.
d Melakukan kontrol kinerja kepala sekolah
Kepala sekolah yang memiliki profesionalitas yang tinggi akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup mendasar
dalam pembaharuan sistem
pendidikan sekolah,
diantaranya pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan, karena gaya
kepemimpinan kepala sekolah di lingkungan kerjanya masing-masing. Kegagalan dan keberhasilan sekolah ditentukan oleh kepala sekolah itu
sendiri, karena kepala sekolah merupakan pengendali dan penentu arah yang hendak ditempuh oleh sekolah menuju kebehasilan. Maka Dinas
Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas guru, yaitu melakukan kontrol terhadap kinerja para kepala sekolah,
sebagaimana pernyataan bapak Gunas Mahdianto, yaitu: ”...kinerja kepala sekolah dan guru pasti dikontrol hal ini juga
ada kegiatannya di tendik berupa penilaian kinerja kepala sekolah, baik dari tingkat SD, SMP, SMASMK setiap tahun harus di
laporkan, hal ini akan berpengaruh terhadap kinerja atau karir mereka, apa mereka layak jadi kepala sekolah atau tidak, biasanya
penilaiannya berupa huruf A, B maupun C, kalau A biasanya direkomendasikan untuk diteruskan jabatannya atau dipindahkan ke
sekolah yang lebih bagus untuk peningkatan karir, kalau penilaianya kinerja kepala sekolah nilainya C biasanya
direkomendasikan untuk diganti atau diberhentikan. Kemudian penilaian kinerja kepala sekolah ini rekomendasi oleh kepala
SUDIN masing-masing wilayah, baik itu sudin dikdas yang membawahi TK, SD, SMP maupun dikmen yang membawahi
SMASMK.”
26
26
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
Dari wawancara diatas dapat dipahami, Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan kontrol terhadap kinerja para kepala sekolah, melihat
sejauhmana produktifitas kepala sekolah terhadap kinerjanya dan sebagai peningkatan karir kepala sekolah.
Untuk memajukan dan mengembangkan sekolah khususnya kualitas SDM kependidikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan
yang sesuai dengan tuntunan masyarakat dan negara, perlu adanya kepala sekolah yang memiliki kreatifitas tinggi dalam memajukan
lembaganya. Adapun beberapa tugas kepala sekolah dalam membimbing para guru , yaitu:
1. kepala sekolah membimbing dan mengawasi para guru agar mereka pandai memilih metode mengajar yang baik dan melaksanakan
metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak. 2. kepala sekolah menyelenggarakan rapat-rapat dengan dewan guru
secara insidental maupun periodik, sesuai dengan instruksi Dinas Pendidikan DKI Jakarta, yang khusus membicarakan kurikulum
metode mengajar dan sebagainya. 3. kepala sekolah mengdakan kunjungan kelas secara teratur
mengunjungi guru yang sedang mengajar, untuk meniliti bagaimana cara atau mengejarnya, kemudian kepala sekolah
mengadakann diskusi dengan guru yang bersangkutan. 4. kepala sekolah menginstruksikan kepada guru-guru agar menyusun
silabus pelaran yang akan diajarkan, yang berpedoman kepada rencana pelajaran atau kurikulum yang berlaku di sekolah itu
sendirii. 5. pada akhir tahun ajaran masing-masing guru disuruh mengadakan
penilaian cara dan hasil kerjanya dengan meniliti kembali hal-hal yang pernah diajarkannya sesuai dengan silabus, untuk selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dalam tahun ajaran berikutnya.
6. setiap akhir ajaran kepala sekolah mengdakan penelitian bersama para guru mengenai situasi dan kondisi sekolah pada umumnya,
dan membuat program sekolah untuk ajaran berikutnya. Bahwa salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui
optimalisasi peran kepala sekolah. sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi
profesional guru, yang dimaksud dengan kompetensi profesional di sini, tidak hanya berkaitan dengan penguasaan materi semata, tetapi
mencakup seluruh jenis dan isi kandungan kompetensi. Hal ini sesuai dengan dalam perspektif kebijakan pendidikan
nasional yaitu Depdiknas, bahwa terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : 1 educator pendidik; 2 manajer; 3
administrator; 4 supervisor penyelia; 5 leader pemimpin; 6 pencipta iklim kerja; dan 7 wirausahawan.
3. Pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kualitas pendidik
a. Pengembangan peningkatan kualitas pendidik Organisasi
senantiasa menginginkan
personil-personilnya melaksanakan tugas secara optimal dan mengembangkan segenap
kemampuannya untuk kepentingan organisasi, serta bekerja lebih baik dari hari ke hari. Disamping itu, pegawai sendiri sebagai manusia juga
membutuhkan peningkatan dan perbaikan pada dirinya termasuk dalam tugasnya.
Sehubungan dengan
itu, fungsi
pembinaan dan
pengembangan pegawai merupakan fungsi pengelolaan personil yang mutlak perlu untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkan kinerja
pegawai. Sebagaimana hasil wawancara dengan bapak Gunas Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
bahwasanya dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan peningkatan kualitas guru diantaranya, menumbuhkan kreativitas guru,
mengikuti penataran atau lokakarya, mengadakan supervisi dan meningkatkan pengadaan fasilitas pendidikan.
Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan peningkatan kualitas guru, yaitu Menumbuhkan kreativitas guru, sebagaimana hasil
wawancara: “….Kegiatan pengembangan dan peningkatan profesionalisme guru,
adalah upaya kepala sekolah dalam menumbuhkan kreatifitas guru yang berkaitan dengan efektifitas pelaksanaan tugas mereka sebagai
guru, kepala sekolah meminta gagasan dari para guru mengenai pelaksanaan tugas, kesempatan yang luas kepada para guru untuk
mengaktualisasikan diri. Kepala sekolah mengajak para guru untuk bersama-sama mengatasi masalah dan menunjukkan sikap penuh
pengertian dan penghargaan kepada guru.”
27
Bahwa dalam menumbuhkan kreatifitas guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yang professional diberikan kesempatan yang
luas dalam mengaktualisasikan diri mereka dalam menunjukkan sikap dan mengatasi berbagai masalah. Dengan adanya hal tersebut
diharapkan para guru dapat menyajikan pembelajaran secara efektif. Kemudian mengadakan atau mengikuti penataran, lokakarya yang
merupakan sebuah penunjang terhadap pengembangan dan peningkatan kualitas guru, Sebagaimana hasil wawancara:
“…Dalam rangka mengembangkan profesionalisme guru dan tenaga administrasi, lembaga sekolah atau kepala sekolah mengutus guru
untuk mengikuti penataran yakni penataran yang dilaksanakan sesuai dengan bidang studi. Sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan ini
adalah
untuk mengembangkan
profesionalisme guru
yang dibutuhkan didalam melakukan tugas kependidikannya, baik yang
menyangkut pengetahuan, keterampilan, maupun sikap prilaku, selain itu adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kualitas
lulusan sesuai dengan tuntutan pemerintah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.”
28
27
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
28
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
Kegiatan penataran dan lokakarya, bisa dilihat perkembangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini nampak dari keantusiasan para guru
yang ditugaskan untuk mengikuti penataran, karena para guru menyadari bahwa dengan mengikuti penataran adalah untuk
meningkatkan dan mengembangkan kualitas guru, disamping itu dapat meningkatkan mutu lembaga pendidikan. Sedangkan yang menjadi
harapan dari mengikutsertakan guru bidang studi pada kegiatan ini sebagai upaya atau usaha pengembangan profesionalisme guru adalah
untuk mewujudkan suatu lembaga pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan dalam UUSPN No. 20 tahun 2003.
Kemudian mengadakan supervisi ini dapat membantu para guru dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar seperti setelah semester
maupun kenaikan kelas. Hal ini akan dapat meningkatkan kualitas atau mutu sekolah. Sebagaimana hasil wawancara:
”...mengadakan supervisi antara kepala sekolah, para guru dan staf administrasi dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan
tujuan pendidikan.”
29
Adanya fasilitas pendidikan yang memadai guru dapat melaksanakan tugas mengajar secara profesional dan efektif, sehingga dapat
menghasilkan lulusan yang kompeten. Sebagaimana hasil wawancara: “…Meningkatkan Pengadaan Fasilitas Pendidikan. Pengadaan dan
peningkatan fasilitas pendidikan merupakan salah satu upaya lembaga pendidikan dalam meningkatkan profesionalisme kerja guru
dalam melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar.”
30
Pengembangan dan pelatihan ini dijabarkan dalam suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dapat dipandang sebagai salah satu
bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang
29
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
30
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
ingin berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kependidikan harus dilakukan dan diperhatikan secara khusus dan
benar. Dari penjelasan wawancara diatas, bisa dipahami bahwa
pentingnya pendidikan dan latihan bagi tenaga kependidikan dalam suatu organisasi adalah:
1. Sumber daya manusia atau tenaga kependidikan yang menduduki suatu jabatan tertentu dalam organisasi, belum tentu mempunyai
kemampuan sesuai dengan persyaratan yang diperlukan dalam jabatan tersebut. Hal ini terjadi karena sering seseorang menduduki
jabatan tertentu bukan karena kemampuannya, melainkan karena terjadinya formasi, oleh sebab itu tenaga kependidikan perlu
penambahan kemampuan yang mereka perlukan. 2. Dengan adanya kemajuan ilmu dan teknologi, jelas akan
mempengaruhi suatu instansiorganisasi. Oleh sebab itu jabatan- jabatan yang dulu belum diperlukan, sekarang diperlukan
kemampuan orang yang akan menempati jabatan tersebut kadang- kadang tidak ada. Dengan demikian, maka diperlukan penambahan
atau peningkatan kemampuan yang diperlukan oleh jabatan tersebut. 3. Didalam masa pembangunan organisasi atau instansi baik
pemerintah atau swasta merasa terpanggil untuk menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi para tenaga kependidikannya.
Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi tenaga kependidikan saja, tetapi juga keuntungan bagi organisasi
karena dengan meningkatnya kemampuan dan profesionalisme tenaga kependidikan dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai.
Produktivitas kerja para tenaga kependidikan meningkat berarti organisasi atau instansi yang bersangkutan akan memperoleh
keuntungan. Adanya pelatihan dan pengembangan juga harus mempunyai sikap mental yang harus ditumbuhkembangkan sebagai
pribadi yang luhur, karena dengan sikap mental yang baik seorang tenaga kependidikan diharapkan dengan cepat menyesuikan diri di
lingkungan sekolah. b. Meningkatkan kompetensi guru
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis
maupun isinya. Namun, jika kita selami lebih dalam lagi tentang isi yang terkandung dari setiap jenis kompetensi, sebagaimana
disampaikan oleh para ahli maupun dalam perspektif kebijakan pemerintah, kiranya untuk menjadi guru yang kompeten bukan sesuatu
yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru diperlukan upaya yang sungguh-sungguh dan komprehensif. Dapat
dipaparkan bahwa ada berbagai upaya Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kompetensi guru ini, baik itu melalui
pelatihan, supervisi, dan membimbing guru agar lebih berkompeten dalam proses belajar mengajar di kelas.
Profesionalisme guru perlu ditingkatkan hal ini dimaksud untuk mengimbangi dunia pendidikan yang semakin maju. Guru yang
professional adalah pendidik yang mempunyai potensi akademik, latar belakang pendidikan yang tinggi dan kreatif serta inovatif dalam
pembelajaran. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Bapak Gunas, bahwa:
“…Guru yang profesional itu dilihat dari segi akademiknya, latar belakang pendidikannya sampai tingkat mana, ya paling
tidak harus S1, performennya, penampilan misalnya cara berpakaian, cara berbicara bagaimana tutur katanya dari ia
berbicara kita bisa menilai apakah guru itu punya potensi dalam mengajar apa tidak. Dilihat dari inteligensinya nilai IPKnya
paling tidak diatas tiga, stick holder, bagaimana ia menangani siswa, kreatif dan inovatif serta keterampilan lainnya.”
31
31
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
Karena alasan itulah Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta berupaya untuk meningkatkan kompetensi guru. Dalam meningkatkan
kompetensi guru itu juga tidak mudah, karena itu haru s membuat strategi dalam upaya yang dilakukan, diantaranya adalah :
1. Memotivasi guru
Peningkatan profesionalisme guru bukan persoalan yang mudah dilakukan. Butuh motivasi dan dukungan dari berbagai
pihak, seperti halnya motivasi dari kepala sekolah. Seperti yang diungkapkan oleh Bpk. H. Gunas Mahdianto yang mengatakan
bahwa: “…..dorongan motivasi dan juga perhatian dari k ep ala
s eko lah memberi semangat kepada guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam pembelajaran, misalnya diberi
kenaikan gaji meskipun sedikit tapi itu memotivasi dan juga ada dana intensif sekolah.”
32
Dorongan tidak hanya datang dari kepala sekolah akan tetapi semua guru juga memotivasi dirinya untuk meningkatkan perbaikan
dalam inovasi pendidikan sebagai wujud nyata peningkatan kompetensi guru.
2. Diikutkan pelatihan, diklat, workshop maupun seminar guru.
Upaya yang di lakukan juga, yaitu mengadakan pelatihan maupun diklat guru baik itu di lembaga sendiri maupun diluar
lembaga. Misalnya di lembaga sekolah, semua guru dan staf karyawan diwajibkan ikut”. Akan tetapi kalau di luar lembaga
tergantung pada permintaan bidang studi yang diminta untuk mengikuti pelatihan tersebut. Seperti halnya pada awal adanya
KTSP mengadakan pelatihan se-KKM Kelompok Kerja Sekolah. mengadakan pelatihan PTK, Kurikulum, Strategi pembelajaran
dan lain sebagainya. Seperti yang dituturkan oleh Bpk. H. Gunas
32
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
Mahdianto, bahwa: “….banyak sekali pelatihan yang dilakukan misalnya bab
kurikulum, strategi pembelajaran, PTK dan lainnya, pelatihan untuk guru bidang studi maupun yang pelatihan dalam
peningkatan mutu guru karena ada anggarannya RAPBD, ada MGMP, dan juga sharing antar guru bidang studi se-
kecamatan.”
33
3. Mengembangkan tenaga pendidik
Tidak hanya pelatihan saja yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam peningkatan kompetensi guru, yaitu
mengadakan MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran. MGMP diadakan 1 bulan sekali untuk sharing bersama guru se KKM
perkacamatan. Dalam
kegiatan sharing
tersebut guru
menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi dalam proses
pembelajaran dan
juga bertukar
pendapat untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut. MGMP juga diadakan untuk bertukar
pikiran tentang
variasi berbagai metode
pembelajaran di kelas. Melalui MGMP dapat dipikir bagaimana menyiasati kurikulum padat dan mencari alternatif pembelajaran
yang tepat serta menemukan berbagai variasi metode dan variasi media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kegiatan ini biasanya dikoordinir oleh kepala sekolah. MGMP dilakukan minimal bertemu satu kali per bulan guna menyusun
strategi pembelajaran dan mengatasi masalah yang muncul. Berdasarkan hasil wawancara di atas, dapat dipahami upaya guru
dalam meningkatkan kompetensinya, yaitu: a. Guru harus banyak membaca buku, baik yang terkait dengan
bahan ajarnya dan yang terkait dengan spesialisasi bidang ajarnya maupun yang terkait tentang informasi-informasi yang aktual.
33
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
b. Mengikuti pelatihan dan pembinaan yang diadakan pihak sekolah mapun oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
c. Mengikuti pelatihan yang mengarah kepada peningkatan profesi dan karir keguruan.
d. Mengikuti MGMP yang diadakan oleh sekolah. e. Mengikuti seminar-seminar guru mata pelajaran ataupun
nasionalisasi yang diadakan oleh berbagai kalangan perihal pendidikan.
f. Terjun bersama masyarakat membangun sosial, budaya dan kegamaan.
g. Mengikuti studi banding atau kunjungan di sekolah lain, untuk berbagi wawasan dalam menjalankan tugasnya baik antar wilayah
maupun antar provinsi. h. Mengikuti loka karya yang diadakan pihak sekolah maupun
pemerintah setempat. Dari penjelasan di atas, bahwa upaya guru-guru dalam
meningkatkan kompetensinya terlihat tidak hanya dari aspek eksistensinya kegiatan yang dilakukan diluar sekolah saja, tetapi dari
aspek internalnyapun dari dalam diri guru sangat membantu atau bahkan merupakan model utama bagi guru dalam meingkatkan
kompetensinya.
4. Sistem pemantauan dan evaluasi Dinas Pendidikan.
Sistem pemantauan dan evaluasi yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, yaitu dengan cara sistem monitoring dan evaluasi
bulanan, semesteran, dan tahunan berbentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah lakip. Dan juga laporan pelaksanaan pemerintahan
daerah LPPD sebagai laporan tahunan. Evaluasi sebagaimana pernyataan bapak Gunas Mahdianto, yaitu:
”...Evaluasi program ada sistem monitoring dan evaluasi bulanan, semesteran, tahunan berbentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah lakip. Juga laporan pelaksanaan pemerintahan daerah LPPD sebagai laporan tahunan. Sistem pemantauan kinerja pendidik,
tentunya sekarang dengan sistem online untuk mendapatkan TKD, sudah ditetapkan oleh badan kepegawaian daerah dengan format yang
tersedia, antara lain ada dua format tentang kinerja, teknisnya di isi, ditandantangani oleh mereka dan dinilai oleh kepala sekolah, nanti ada
angka-angkanya, angka tertera penilaian kinerja tiap bulan, bahkan disana disebutkan semua apa yang sudah dikerjakan, kemudian
diprosentase, dari 70 persen penilaian kinerja dan 30 persen dari kehadiran, kemudian dijumlah dari prosentase untuk mendapatkan
TKD. Jadi, pemantauan berkaitan dengan penerapan TKD sekarang, guru minimal harus 75 jam di sekolah, misalnya masuk jam 06.30
sampai jam 15.00 yang masuk pagi, yang masuk siang mulai jam 09.30 sampai jam 18.00.”
34
Secara umum dapat penulis gambarkan bahwa penilaian atau kata lain evaluasi tentang pendidik yang dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta berdasarkan hasil dokumentasi yang diperoleh, yaitu berdasarkan pada pedoman Rencana Strategis Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta,
dalam hal ini hanya sebatas pada pengawasan dan penilaian yang dapat di monitoring oleh Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dan seberapa
besar mereka mentaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah. pemantauan dan evaluasi oleh Dinas Pendidikan digunakan untuk:
a. Mengukur tingkat pencapaian target pembangunan pendidikan Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Renstra Dinas 2008-2013.
b. Memperbaiki kinerja
aparatur Suku
Dinas Pendidikan
Kabupatenkotamadya, kecamatan dan satuan pendidikan agar kapabilitas dan kapasitas dalam penyelenggaraan pendidikan makin
meningkat. c. Meningkatkan efektivitas, sfesiensi, tranparansi dan akuntabilitas
sistem pengelolaan program dan kegiatan pendidikan untuk
34
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
meningkatkan prestasi kerja aparatur Pendidikan dan menekan sekecil mungkin terjadinya KKN.
d. Meningkatkan kemampuan dan kesangupan aparatur Pemda Provinsi dalam melaksanakan tugas pemantauan dan evaluasi.
Berdasarkan data diatas, bahwa evaluasi dapat berarti penilaian prestasi kerja para tenaga pendidik terhadap kinerjanya dan sebagai
penunjang peningkatan kualitas guru. Prestasi kerja diukur dari beberapa komponen, yaitu: komponen kesetiaan, kepemimpinan, kerjasama,
ketaatan dan prestasi kerja. Penilaian tenaga pendidik dapat pula diartikan sebagai penilaian salah satu fungsi manejemen adminitrasi.
Secara umum perhatian Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta terhadap keadaan sekolah dan para pendidik sudah bagus dan hampir
semua memiliki profesionalitas dan semangat yang tinggi, dengan indikasi bahwa pemerintah saat ini sudah merealisasikan surat daftar penilaian
pelaksanaan pekerjaan pegawai tenaga pendidik DP3, daftar ini adalah untuk mengevaluasi berbagai aspek yang menunjang peningkatan kualitas
diantaranya aspek kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, prakarsa dan kepemimpinan. Dari seluruh aspek
tersebut dinilai oleh pejabat yang berwenang yaitu Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Dari sinilah akan diketahui sikap dan kualitas pendidik dan tenaga
kependidikan sekolah kita, adapun yang berstatus swasta diperlakukan sama hanya saja penilaian dibawah pengawasan kepala sekolah masing-
masing.
5. Kendala yang Menghambat Peningkatan Kualitas Pendidik.
Terdapat berbagai kendala yang menghambat dalam peningkatan kualitas pendidik. Berbagai masalah tentang tenaga pendidik meliputi
antara lain: kemampuan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan masih ada yang kurang profesional, kinerja yang masih rendah dan produktif,
Dari segi kegiatan program keterbatasan anggaran, dan lemahnya motivasi
guru dalam mengikuti beberapa pelatihan, sebagaimana pernytaan bapak Gunas Mahdianto, yaitu:
”... kalau dari segi program kegiatan dengan keterbatasan anggaran, kedua dari mental guru itu sendiri, misalnya psikologi guru yang
umurnya sudah tua yang tidak mau diajak untuk berkembang, misalnya untuk mengikuti beberapa kegiatan pelatihan, makanya
selalu di berikan pelatihan-pelatihan secara terus menerus dan pelan- pelan.”
35
Adapun permasalahan yang menghambat terhadap peningkatan kualitas pendidik, sebagaimana hasil dokumentasi yang diperoleh, yaitu:
1. Permasalahan bidang tenaga pendidik dan kependidikan antara lain : Secara spesifik permsalahan tersebut diatas dirumuskan lebih
lanjut sebagai berikut: a Masih kurangnya jumlah guru sementara formasi pengangkatan
PNS dan PTT sangat terbatas. b Masih
banyaknya guru
yang berstatus
honorer, yang
mengakibatkan tingginya pungutan biaya yang dibebankan kepada orang tua.
c Sebagian besar sekolah swasta belum memiliki guru Bimbingan dan Konseling BK, namun untuk sekolah negeri sudah terpenuhi.
d Belum memadainya jumlah pengawas sekolah di bandingkan dengan jumlah sekolah dan guru yang menjadi tanggungjawabnya.
e Belum semua tenaga pendidik dan kependidikan memiliki kualifikasi kependidikan yang memenuhi persyaratan minimal SI.
f Perlu peningkatan kemampuan emosional question pendidik dan kependidikan.
g Masih banyak tenaga pendidik dan kependidikan yang memiliki kompetensi di bawah standar yang ditetapkan;
h Masih ditemukan adnaya guru DPK pada sekolah swasta yang tidak melaksanakan tugas selaku PNS, tetapi tetap menerima gaji.
35
Wawancara dengan Gunas Mahdianto, Kasubag Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, 19 April 2010, pukul 13.00, di Kantor Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta.
i Belum tersedianya ketentuan peraturan yang khusus berlaku bagi tenaga pendidik dan kependidikan yang mengatur cara pemberian
penghargaan dan sanksi yang memadai hanya berdasar pada sanksi PP30, untuk penghargaan PP No. 55 Tahun 2003 tentang Tanda
Kehormatan Satya Lencana Pendidikan. j Penerapan sistem penilaian kinerja tenaga pendidik dan
kependidikan berdasarkan angka kredit, belum berdampak positif pada kualitas profesionalisme dan kesejahteraannya.
k Belum terlaksananya sistem dan prosedur mutasi promosi, demosi dan rotasi bagi tenaga pendidik dan kependidikan.
2. Permasalahan bidang manajemen dan kebijakan : - Implementasi Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
MPMBS belum terlaksana dengan baik dan ini mencerminkan masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam dunia pendidikan.
- Peran Komite Sekolah belum maksimal sehingga belum mencerminkan suatu sinergi antara kekuatan sekolah dan kekuatan
masyarakat untuk memajukan sekolah yang bermutu. Berdasarkan data diatas, bahwa kendala yang menghambat terhadap
peningkatan kualitas
pendidik, yang
perlu ditekankan
untuk menangulanginya adalah kerjasama dan partisipasinya berbagai pihak,
baik dari pemerintah yang selalu mengupayakan secara terus menerus melakukan peningkatan dan pengembangan terhadap kualitas guru.
Adapun kepala sekolah dan tenaga pendidik, dapat menerima, mentaati dan menjalankan terhadap kebijakan dan peraturan yang berlaku. Karena
tanpa memiliki kesadaran berbagai pihak, tidak bisa kebijakan maupun peraturan berjalan dengan lancar dan baik.
C. Analisis Data
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis baik melalui wawancara dan dokumentasi secara garis besar penulis ungkap dengan melihat bagaimana
kebijakan, perencanaan, pelaksanaannya, dan evaluasi pemerintah terhadap
meningkatkan kualitas pendidik Dinas Pendidikan Provinsi di DKI Jakarta. 1. Kebijakan
Dinas Pendidikan Provinsi DKI
Jakarta dalam
Meningkatkan Kualitas Pendidik.
Sebagaimana hasil data diatas Kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatakan kualitas pendidik terhadap keadaan
sekolah dan para pendidik. yaitu mengacu pada Undang-undang dan Peraturan Pemerintah, dan landasan kebijakanya pada Perda Nomor 8
Tahun 2006 tentang sistem pendidikan, Peraturan Gubernur Nomor 134 tahun 2009 dan sesuai dengan RPJMD rencana pembangunan jangka
menengah daerah yang berbentuk program 5 tahunan yaitu pada peningkatan kualifikasi, kompetensi, sertifikasi pendidik dan peningkatan
kesejahteraan guru dengan tunjangan kinerja daerah TKD, dan hal ini sesuai dengan visi misinya gubernur dalam kampanye pilgub 2007 bahwa
kualitas guru DKI Jakarta standar pendidikannya minimal standar Asia. Hal tersebut sesuai dengan hasil dokumentasi yang diperoleh pada
rencana strategis pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, yaitu program dan kegiatan dalam pelaksanaannya yang menetapkan 3 pokok
kebijakan dibidang pendidikan, dalam hal ini berkaitan dengan pendidik, yaitu pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi dan
daya saing dan penguatan tata kelola, akuntabilitas dan pencitraan publik. Adapun kegiatan yang akan dilakukan Dinas Pendidikan DKI Jakarta,
yaitu program penerapan kaidah good governance dalam penyelengaraan urusan pendidik dan Program peningkatan mutu pendidik.
2. Strategi dan Kebijakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam Meningkatkan Kualitas Pendidik.
Berdasarkan hasil data yang duperoleh, bahwa strategi dan kebijakan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidik
memiliki perencanaan mengacu pada RPJMD rencana pembangunan jangka menengah daerah yaitu program 5 tahunan, salah satunya adalah
peningkatan kompetensi guru standar Asia, kemudian RPJMD ini diturunkan menjadi program tahunan yang berbentuk RKPD rencana
kinerja pemerintah daerah diantaranya peningkatan kualifikasi, sertifikasi, uji kompetensi yang bekerjasama dengan perguruan tinggi.
Adapun perencanaannya pada peningkatan layanan, pengangkatan dan penempatan dan penyebaran pendidik.
1. Peningkatan layanan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta tentang guru, tujuannya menghitung angka kredit jabatan guru, untuk kenaikan
pangkat dan pembinaan profesional guru, pembekalan calon pengawas pelatihan tim pengawas hitung angka kredit bagi kepala sekolah,
update pemutakhiran data guru, tes kemampuan calon kepala sekolah bagi guru-guru untuk peningkatan karir mereka, penilaian kinerja
kepala sekolah, pemilihan guru berdedikasi tingkat provinsi, pemilihan kepala sekolah berwawasan lingkungan, peningkatan kompetensi guru.
2. Pengangkatan yang mempunyai kewenangan untuk pengangkatan pegawai negeri sipil yaitu instansi badan kepegawaian daerah.
3. Mengenai penempatan dan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan yaitu dengan pola rotasi dan mutasi, tujuannya
pemerataan dan peningkatan kualitas guru antara sekolah yang satu dengan yang lainya,
Dalam menerapkan pembinaan tenaga pendidik Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebagaimana hasil data, yaitu:
1. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta mulai menitikberatkan kepada kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi pendidik.
2. Mengaktifkanmemfungsikan forum persatuan guru misalnya MGMP musyawarah guru mata pelajaran dan MKKS musyawarah kerja
kepala sekolah. 3. Pengiriman dalam mengikuti pelatihan.
4. Promosi dan demosi
Di satu sisi pembinaan tenaga pendidik sebagai bagian dari tanggung jawab kepala sekolah, namun di sisi lain, pembinaan juga merupakan
bagian dari tugas pimpinan atau pejabat yang membawahi sekolah, yaitu Departemen Pendidikan Nasional maupun Dinas Pendidikan Provinsi.
Bahwa apapun teknik dan kebijakan yang akan dikembangkan oleh kepala sekolah ataupun para pejabat yang membawahi sekolah dalam pembinaan
tenaga pendidik itu sendiri, yang seharusnya diperhatikan adalah bahwa pembinaan itu bertujuan mempertahankan dan meningkatkan kemampuan,
tanggung jawab dan dedikasi para pendidik di sekolah dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru yang profesional.
Berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan guru, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta memberikan tunjangan kinerja daerah kepada guru
selain diluar gaji guru, tunjangan sertifikasi dan profesi. Hal ini mengindikasikan bahwa kesejahteraan guru cukup mendapatkan perhatian
dari pemerintah. Berkaitan dengan kesejahteraan guru tersebut perlu diupayakan:
1. Gaji tenaga kependidikan perlu senantiasa disesuaikan agar mencapai standar wajar bagi kehidupan guru dan keluarganya.
2. Peningkatan kesejahteraan tenaga kependidikan yang dilakukan oleh pemerintah pusat harus diikuti oleh pemerintah daerah, masyarakat,
dunia usaha dan orang tua, sejalan dengan otonomi yang sedang bergulir.
3. Kesejahteraan guru adalah perlu adanya jaminan sosial yang jelas. Dengan adanya paket jaminan sosial ini maka para kaum muda akan
merasa bahwa profesi guru sangatlah menjanjikan dan memberi rasa aman secara ekonomi dan sosial. Para guru pun akan lebih berkonsentrasi dalam
menjalankan profesinya, mendidik para peserta didiknya dengan baik dan benar. Mereka tidak perlu kerja serabutan lagi kesana-kemari. Mereka
akan memiliki waktu luang yang cukup dan ini tentu saja membantu mereka dalam terus menerus melahirkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam
dunia pengajaran. Hasilnya kulitas kerja guru tentu dapat meningkat karena terjaminnya hidup mereka, karena rasa aman secara sosial dan
ekonomi. Dinas Pendidikan DKI Jakarta melakukan kontrol terhadap kinerja
para kepala sekolah, melihat sejauhmana produktifitas kepala sekolah terhadap kinerjanya dan sebagai peningkatan karir kepala sekolah. Untuk
memajukan dan mengembangkan sekolah khususnya kualitas SDM kependidikan agar dapat mencapai tujuan pendidikan yang sesuai dengan
tuntunan masyarakat dan negara, perlu adanya kepala sekolah yang memiliki kreatifitas tinggi dalam memajukan lembaganya.
Maka dapat dipahami yang penulis kira cukup matang untuk direalisasikan, diantaranya:
1. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta merencanakan dan menganalisa komponen apa saja yang dapat mengembangkan
kompetensi pendidik saat ini. 2. Untuk jangka pendek Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta berusaha
melakukan pelatihan manajerial kepada para sekolah. 3. Dinas Pendidikan melakukan peningkatan kualifikasi, sertifikasi, uji
kompetensi yang bekerjasama dengan perguruan tinggi. 4. Dinas Pendidikan melakukan peningkatan kesejahteraan guru di
tambah dengan tunjangan kinerja daerah TKD. 5. Dinas Pendidikan setiap tahun melakukan pelatihan guru yang
bertempat di Upt BPTD Balai pelatihan tenaga pendidik. Dan memfungsikan lembaga-lembaga persatuan guru, misalnya MGMP
musyawarah guru mata pelajaran, MKKS musyawarah kerja kepala sekolah, dan mengikutsertakan guru dalam forum simposium,
seminar, workshop baik di dalam negeri maupun di luar negeri. 6. Untuk jangka Panjang Dinas Pendidikan akan berusaha mensarjanakan
guru yang belum S1 mulai tingkat TK, SD, SMP, SMASMK, dan memberikan beasiswa S2.
3. Pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kualitas pendidik
Sebagaimana hasil data, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan kegiatan pengembangan dan peningkatan kualitas guru
diantaranya: 1. menumbuhkan kreativitas guru.
2. mengikuti penataran atau lokakarya. 3. mengadakan supervisi.
4. dan meningkatkan pengadaan fasilitas pendidikan. Pengembangan dan pelatihan yang dijabarkan dalam suatu kegiatan
pendidikan dan pelatihan yang dapat dipandang sebagai salah satu bentuk investasi. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin
berkembang, maka pendidikan dan pelatihan bagi tenaga kependidikan harus dilakukan dan diperhatikan secara khusus dan benar.
Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi tenaga kependidikan saja, tetapi juga keuntungan bagi organisasi karena dengan
meningkatnya kemampuan dan profesionalisme tenaga kependidikan dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Produktivitas kerja para tenaga
kependidikan meningkat berarti organisasi atau instansi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan. Adanya pelatihan dan pengembangan juga
harus mempunyai sikap mental yang harus ditumbuhkembangkan sebagai pribadi yang luhur, karena dengan sikap mental yang baik seorang tenaga
kependidikan diharapkan dengan cepat menyesuikan diri di lingkungan sekolah.
Dalam meningkatkan kompetensi guru, upaya yang dilakukan sebagaimana hasil data diatas, membuat strategi dalam meningkatkan
kompetensi, diantaranya: 1. Memotivasi guru.
2. Diikutkan pelatihan, diklat, workshop maupun seminar guru. 3. Mengembangkan tenaga pendidik
Bahwa Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan telah memperhatikan unsur-unsur yang
dapat menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran, diantaranya mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengacu pada peningkatan kualitas
pendidik seperti pelatihan dan pendidikan para kepala sekolah dan para guru misalnya mengikutsertakan dalam forum simposium, seminar,
workshop baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selanjutnya mengenai profesionalisme guru perlu ditingkatkan hal ini
dimaksud untuk mengimbangi dunia pendidikan yang semakin maju. Guru yang professional adalah pendidik yang mempunyai potensi
akademik, latar belakang pendidikan yang tinggi dan kreatif serta inovatif
dalam pembelajaran.
Bahwa upaya
guru-guru dalam
meningkatkan kompetensinya terlihat tidak hanya dari aspek eksistensinya kegiatan yang dilakukan diluar sekolah saja, tetapi dari aspek
internalnyapun dari dalam diri guru sangat membantu atau bahkan merupakan model utama bagi guru dalam meingkatkan kompetensinya.
Sikap terbuka
akan menjadikan
guru mengetahui
tentang kekurangannya mereka, dan selalu berupaya memperbaiki dan
meningkatkan kompetensinya serta sadar akan pentingnya peningkatan tersebut, khususnya yang berkaitan dengan proses belajar mengajar tentu
akan menghasilkan guru yang berkompetensi.
4. Sistem pemantauan dan evaluasi Dinas Pendidikan.
Penilaian atau kata lain evaluasi dilakukan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta sebagaimana hasil data diatas, yaitu dengan cara
sistem monitoring dan evaluasi bulanan, semesteran, dan tahunan yang berbentuk LAKIP laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dan
juga laporan berbentuk LPPD pelaksanaan pemerintahan daerah sebagai laporan tahunan. Penilaian tenaga pendidik merupakan suatu aktivitas
manajerial untuk menilai berbagai kegiatan dan kebijakan yang dikembangkan dalam rangka manajemen kepegawaian. Penilaian tenaga
pendidik berusaha meneliti dan mencermati kelebihan dan kekurangan dalam operasionalisasi kebijakan pemerintah meningkatkan kualitas
pendidik, mulai dari proses kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, pembinaan sampai dengan penilaian, penilian itu sendiri sebagai salah satu
fungsi kebijakan. Penilaian harus menghasilkan informasi apakah cara- cara pengelolaan tenaga pendidik selama ini sudah baik, dalam arti bahwa
tenaga pendidik disamping telah mampu melakukan tugas-tugasnya juga telah mencapai keputusan kerja sekolah.
5. Kendala yang menghambat peningkatan kualitas pendidik.
Terdapat berbagai kendala yang menghambat dalam peningkatan kualitas pendidik. Berbagai masalah tentang tenaga pendidik meliputi
antara lain: kemampuan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan masih ada yang kurang profesional, kinerja yang masih rendah dan produktif,
belum diimbangi dengan intensif yang memadai terutama bila dibandingkan antara ”tak home pay” yang dibawa pulang oleh guru
dengan status PNS dan Non PNS baik di sekolah negeri maupun di swasta, yang timpang dan terkesan belum manusiawi, belum tersedianya konsep
pembinaan dan pengembangan karir yang bersifat komprehensif, terpadu dan berkelanjutan, serta belum tertata dengan baik, mekanisme dan
prosedur standar belum dipatuhi sepenuhnya dilaksanakan. Kendala yang menghambat terhadap peningkatan kualitas pendidik,
yang perlu ditekankan untuk menangulanginya adalah kerjasama dan partisipasinya berbagai pihak, baik dari pemerintah yang selalu
mengupayakan secara terus menerus melakukan peningkatan dan pengembangan terhadap kualitas guru.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Secara umum kegiatan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam
pengembangan dan peningkatan kualitas pendidik sudah baik sesuai dengan anjuran undang-undang ataupun peraturan pemerintah, yaitu
mulai menitik beratkan pada kualifikasi, sertifikasi dan kompetensi pendidik, untuk itu sekolah harus memiliki pendidik yang profesional
dengan jumlah yang memadai dengan kualifikasi, sertifikasi dan
kompetensi, dan tingkat kesuaian berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu minimum sarjana S1. Dan peningkatan kualiatas pendidik
dengan peningkatan kesejahteraan guru dengan tambahan penghasilan berupa tunjangan kinerja daerah TKD, beasiswa untuk pendidikan
selanjutnya. b. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan telah memperhatikan unsur-unsur yang dapat menunjang keberhasilan suatu proses pembelajaran, diantaranya
mengadakan kegiatan-kegiatan yang mengacu pada peningkatan kualitas pendidik seperti pelatihan dan pendidikan para kepala sekolah
dan para guru seperti mengikutsertakan dalam forum simposium, seminar,
workshop dengan
tema upaya
pemerintah dalam
meningkatkan kualitas kinerja kepala sekolah dan guru yang profesional, baik diselenggarakan di dalam negeri maupun di luar
negeri. c. Mengaktifkan dan memfungsikan forum persatuan guru sebulan sekali
misalnya MGMP musyawarah guru mata pelajaran, MKKS musyawarah kerja kepala sekolah.
d. Berbagai masalah tentang tenaga pendidik meliputi antara lain: kemampuan sebagai pendidik masih ada yang kurang profesional,
kinerja yang masih rendah dan produktif, belum diimbangi dengan intensif yang memadai terutama bila dibandingkan antara ”tak home
pay” yang dibawa pulang oleh guru dengan status PNS dan Non PNS baik di sekolah negeri maupun di swasta, yang timpang dan terkesan
belum manusiawi, belum tersedianya konsep pembinaan dan pengembangan karir yang bersifat komprehensif, terpadu dan
berkelanjutan, serta belum tertata dengan baik. e. Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta berperan mengkoordinasikan
berbagai kegiatanprogram peningkatan mutu yang dilakukan kepala sekolah di level kabupaten dan kecamatan, diantaranya bimbingan
teknis penyusunan program 2010, pembekalan pengetahuan dan
pemahaman peraturan
perundang-undangan kepegawaian,
implementasi kebijakan terhadap pelanggaran, disiplin pegawai, penyusunan strategi dalam pengembangan kompetensi guru,
penyusunan model pelatihan dan pengembangan kinerja guru, pembekalan bagi guru yang akan sertifikasi pendidik, loka karya
penyusunan karya tulis ilmiah bagi guru golongan IVa. f. Sistem Pemantauan dan evaluasi dengan sistem monitoring dan
evaluasi bulanan, semesteran, tahunan berbentuk laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah LAKIP, dan juga laporan pelaksanaan
pemerintahan daerah LPPD sebagai laporan tahunan. Sistem pemantauan kinerja pendidik, tentunya sekarang dengan sistem online
untuk mendapatkan tunjangana kinerja daerah TKD yang ditetapkan oleh badan kepegawaian daerah.
g. Kendala utama yang di hadapi dalam meningkatkanan kualitas pendidik adalah anggaran dana yang kurang memadai, bahwa APBD
pemerintah provinsi DKI jakarta untuk pendidikan melebihi dari 20 persen, malah hampir 23 persen yang mencapai 5,4 Triliun, dari angka
23 persen sudah termasuk gaji dan tunjangan guru, ternyata hampir membutuhkan 3,2 Triliun untuk gaji saja sisanya bisa dibayangkan,
disamping peningkatan kualitas tenaga pendidik, tentunya masih banyak urusan hal yang lain tentang pendidikan yang harus
diperhatikan, termasuk didalamnya sarana prasarana utamanya gedung sekolah, oleh sebab itu, sasaran yang telah ditetapkan bisa jadi
bergeser sesuai dengan skala prioritas dan sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Sehingga kemampuan sebagai pendidik dan
tenaga kependidikan masih ada yang kurang profesional, kinerja yang masih rendah dan produktif, juga belum tersedianya konsep pembinaan
dan pengembangan karir yang bersifat komprehensif, terpadu dan berkelanjutan, serta belum tertata dengan baik.
86
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dibahas mulai Bab I sampai Bab IV, maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Kendala utama yang di hadapi dalam meningkatkanan kualitas pendidik
adalah anggaran dana yang kurang memadai, sehingga kemampuan sebagai pendidik dan tenaga kependidikan masih ada yang kurang
profesional, kinerja yang masih rendah dan produktif. 2.
Dari sini penulis dapat memahami kebijakan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang dilakukan tentunya dapat diketahui dengan strategi,
pelaksanaan dan evaluasi kebijakan yang dilakukan dapat dipandang perlu diterapkan oleh para stake holders.
B. Saran
Ada beberapa saran yang penulis pandang sebagai hal yang positif. Saran- saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah hendaknya lebih memperhatikan kembali kebutuhan-kebutuhan