oleh setiap pendidik yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan undang-undang.
b. Kualifikasi Pendidik
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi profesional guru
sebagai tenaga profesional tenaga pendidik. Pertama adalah tingkatan Capable
Personal, maksudnya guru diharapkan memiliki pengetahuan kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu
mengelola proses belajar-mengajar secara efektif. Tingkat kedua adalah guru sebagai inovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan dan reformasi. Tingkat ketiga adalah guru sebagai developer, guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas
prospektifnya. Sementara itu, secara umum tugas guru sebagai profesi meliputi kegiatan:
21
1 Mendidik, 2 Mengajar, dan
3 Melatih. Pertama, unsur mendidik ; berkenaan dengan upaya guru untuk
meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup transfer of value. Kedua, unsur mengajar ; berhubungan dengan kegiatan guru untuk meneruskan dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi trasfer of Knowledge. Ketiga,
unsur melatih,
berhubungan dengan
upaya guru
dalam mengembangkan keterampilan-keterampilan transfer of skills.
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan di atas, bahwa yang dimaksud sikap terhadap profesi guru adalah kecenderungan untuk bereaksi
menerima atau menolak, senang atau tidak senang, serta mendukung atau tidak mendukung terhadap tugas profesi guru dan kualifikasi profesional, baik dari
segi kognitif kepercayaan pengetahuan , afektif perasaan emosi dan konatif tindakan . Indikator dari tugas profesi adalah : a. mendidik, b.
mengajar, dan c. melatih. Sedangkan indikator kualifikasi profesional adalah : a. kecakapan, b. komitmen, dan c. visi keguruan.
21
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 1994, h. 20.
c. Kompetensi Pendidik
1. Pengertian Kompetensi Pendidik Pendidik atau guru dianggap sebagai orang yang paling mampu atau
mempunyai kekuatan melakukan perubahan karena guru selalu berhadapan secara terprogram dengan peserta didik. Besarnya tanggung jawab para
pendidik dalam membentuk karakter bangsa dapat dikaitkan dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap pendidik. Dalam hal ini sesuai
dengan Peraturan Menteri Pasal 3 Bab II, Yaitu:
22
a. Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus
dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
b. Kompetensi Guru sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman, kompetensi berarti “Kewenangan atau kekuasaan untuk menentukan
memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi yaitu kemampuan dasar dan kecakapan.
23
Padanan kata yang berasal dari Bahasa Inggris ini cukup banyak dan yang lebih relevan dengan pembahasan ini ialah kata
proficiency dan ability yang memiliki arti kurang lebih sama yakni kemampuan. Hanya proficiency lebih sering digunakan orang untuk
menyatakan kemampuan berperingkat tinggi. Disamping kemampuan, kompetensi juga berarti “ the state of being
legally competent or qualified McLeod, 1989 sebagaimana yang dikutip Muhibbin Syah, yakni keadaan berwenang atau memenuhi syarat menurut
ketentuan hukum. Sedangkan menurut Barlow 1985, komepetensi guru ialah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban – kewajibannya
secara bertanggung jawab dan layak.
24
Istilah kompetensi mempunyai banyak makna seperti dirumuskan beberapa pendapat berikut ini:
22
Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 tahun 2008 tentang Guru, h. 5.
23
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,..., h. 14.
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999, Cet.Ke-4, h. 229.
1. Menurut Kamus Bahasa Indonesia, kata kompetensi berarti kewenangan atau hak kekuasaan untuk menentukan dan memutuskan suatu hal
sedangkan akar kata kompeten, yang mengandung arti : 1 cakap mengetahui pekerjaan atau persoalan, 2 berhak, berwenang menentukan
sesuatu.
25
2. Menurut Abdul Majid yang dikutip Pupuh Fathurrohman adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggung jawab yang harus dimiliki
seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas- tugas dalam pekerjaan tertentu.
26
3. Menurut Charles E. Jhonson seperti yang dikutip oleh Moch Uzer Usman, kompetensi adalah: “ perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang
dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
27
4. Kompetensi menurut Prof. Dr. Armai Arif diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan tugas – tugas ditempat kerja sesuai dengan standar
yang ditetapkan meliputi kemampuan profesi, social, dan individu.
28
5. Menurut Stephen J. Kennezevich, sebagaimana yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Hamzah B. Uno, kompetensi adalah kemampuan – kemampuan untuk
mencapai organisasi. Kemapuan menurut Kennezevich merupak hasil dari penggabungan dari kemampuan – kemapuan yang berhak jenisnya, dapat
berupa pengetahuan, keterampilan, kepemimpinan, kecerdasan dan lain- lain yang dimiliki seseorang untuk mencapai tujuan organisasi.
29
Dengan demikian mengacu pada beberapa pengertian kopmpetensi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi guru dapat dimaknai sebagai
gambaran tentang apa yang seyogyanya dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil
yang dapat tunjukkannya secara bertanggung jawab di sekolah maupun pada dirinya sendiri dan professional di bidangnya itu.
25
Pusat Bahasa Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, h. 584.
26
Pupuh fathurrohman, Strategi belajar Mengajar-Strategi Mewujudkan Pembelajaran Bermakna Melalui penanaman Konsep Umum konsep Islami, Bandung: PT. refika Aditama, 1995, h. 44.
27
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,..., h. 14.
28
Armai Arief, Reformulasi Pendidikan Islam, Jakarta: CRSD Press, 2005, Cet ke-1, h. 33.
29
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008, Edisi-1, Cet ke-3, h, 62.
2. Macam – macam Kompetensi Guru
Adapun macam-macam kompetensi guru sebagai berikut: 1 Kompetensi Pedagogik, yaitu dalam Standar Nasional Pendidikan Pasal
28 ayat 3, yang dikutip oleh E. Mulyasa, dikemukakan bahwa kompetensi pedagogic ialah kemempuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
30
2 Kompetensi Profesional, beberapa kemampuan yang berhubungan dengan kompetensi ini diantaranya kemampuan untuk menguasai landasan
kependidikan, pemahaman dalam bidang psikologi pendidikan. 3 Kompetensi Personal, kompetensi berhubungan dengan pengembangan
kepribadian, diantaranya kemampuan yang berhubungan dengan pengalaman ajaran agama sesuai denga keyakinan agama yang
dianutnya, kemampuan untuk menghormati dan menghargai antarumat beragama, kemampuan untuk berperilaku sesuai dengan norma, aturan,
dan sistem nilai yang berlaku di masyarakat. 4 Kompetensi Sosial, kompetensi berhubungan dengan anggota masyarakat,
diantaranya kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman
sejawat untuk
meningkatkan kemampuan
profesioanl, kemampuan untuk mengenal dan memahami fungsi-fungsi setiap
lembaga kemasyarakatan .
31
Guru yang kompeten mampu mengelola program belajar mengajar, dengan kemampuan sebagai berikut:
a Menguasai bahan yang diajarkan b Pengelolaan program belajar mengajar.
c Mengelola Kelas d Menggunakan media
e Menguasai landasan-landasan kependidikan f Mengelola interaksi belajar mengajar
g Menilai prestasi siswa untu kepentingan pengajaran h Mengenai fungsi dan program layanan bimbingan sekolah
30
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Kompetensi Guru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2007, Cet ke-1, h. 75.
31
Dr. Wina Sajaya, M.Pd, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Sekolah, Jakarta: Prenada Media Group, h. 145-146.
i Memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil penelitian kependidikan guna keperluan mengajar.
32
3. Karakteristik Kompetensi Guru
Karakteristik kompetensi guru, meliputi di antaranya:
33
a. Guru tersebut mampu mengembangkan tanggung jawab dengan sebaik-baiknya.
b. Guru tersebut mampu melaksanakan peranannya secara berhasil. c. Guru tersebut mampu bekerja dalam usaha mencapai tujuan
pendidikan tujuan instuksional sekolah. d. Guru tersebut mampu melaksanakn peranannya dalam proses belajar
mengajar didalam kelas. Berdasarkan keragaman pendapat di atas. Ternyata pendapat tersebut
memiliki banyak kesamaan dan bahkan saling melengkapi satu sama lainnya. Sedangkan perbedaannya terletak pada sudut pandang mereka dari segi
pendidikan yang mereka tekuni. Jadi, kompetensi guru itu memiliki tiga kemampuan profesional yaitu kepribadian guru, penguasaan terhadap ilmu dan
bahan pelajaran yang akan diajarkan serta keterampilan guru dalam mengajar. atau dengan kata lain memiliki tiga unsur yaitu kompetensi pedagogik,
Profesional, Personal dan Social yang harus dikembangkan lebih lanjut. Dengan demikian, seorang guru yang progresif harus mengetahui
dengan pasti kompetensi apa yang dituntut oleh masyarakat dewasa ini bagi dirinya. Setelah mengetahui dapat dijadikan pedoman untuk meneliti dirinya
apakah ia seorang guru yang dalam tugasnya telah dapat mengetahui kompetensi itu. Bila belum, guru yang baik harus mengakui kekurangan-
kekurangannya dan berusaha untuk memperbaikinya. B. Tugas dan Fungsi Pemerintah Daerah DKI Jakarta
1. Tugas Dinas Pendidikan Pemerintah Daerah DKI Jakarta
Dinas Pendidikan merupakan unsur pelaksana otonomi daerah di bidang pendidikan. Dinas Pendidikan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
32
Sadirman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, h. 162.
33
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasrkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006, Cet ke-4, h. 38.
yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dinas Pendidikan dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya dikoordinasikan oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat.
2. Fungsi
Dinas Pendidikan mempunyai tugas melaksanakan urusan pendidikan. Untuk menyelenggarakan tugas tersebut, dinas pendidikan mempunyai
fungsi:
34
a. Penyusunan, dan pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran RKA Dinas Pendidikan;
b. Perumusan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pendidikan; c. Pelaksanaan pendidikan prasekolah, dasar, menengah dan luar biasa, serta
pendidikan non formal dan informal. d. Pembinaan pendidikan prasekolah, dasar, menengah dan luar biasa, serta
pendidikan non formal dan informal. e. Pelayanan pendidikan prasekolah, dasar, menengah dan luar biasa, serta
pendidikan non formal dan informal. f. Pengkajian dan pengembangan pendidikan prasekolah, dasar, menengah
dan luar biasa, serta pendidikan non formal dan informal. g. Pengawasan dan pengendalian pendidikan prasekolah, dasar, menengah
dan luar biasa, serta pendidikan non formal dan informal. h. Pembinaan dan pengembangan tenaga fungsional kependidikan dan tenaga
teknis pendidikan. i. Fasilitasi pengemabangan kerja sama antar lembaga pendidikan;
j. Pemberian rekomendasi pendirian dan penutupan satuan pendidikan tinggi. k. Pelayanan, pembinaan dan pengendalian rekomendasi, standarisasi
danatau perizinan di bidang pendidikan. l. Penegakan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan.
m. Pemungutan, penatausahaan,
penyetoran, pelaporan
dan pertanggungjawaban penerimaan retribusi pendidikan.
n. Penyediaan, penatausahaan, penggunaan dan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana pendidikan.
o. Pemberian dukungan teknis kepada masyarakat dan perngkat daerah. p. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang dan ketatausahaan Dinas
pendidikan; dan q. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi.
3. Pengelolaan.
Dalam kegiatan pengelolaan ketenagaan personalia pendidikan, Piet A. Sehartian mengatakan proses kegiatan pengelolaan ketenagaan atau
personalia adalah sebagai berikut:
35
34
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 134 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan. h. 4.
a. Pencatatan dan pendaftaran ketenagaan inventarisasi ketenagaan. b. Penentuan kebijaksanaan dan perencanaan ketenagaan personnel
policy dan personel planing c. Pengadaan ketenagaan dari rekrutment sampai kepada placement.
d. Pengembangan ketenagaan
personnel development,
termasuk promotion.
e. Pemeliharaan ketenagaan termasuk salary, walfare, dan incentive lainnya.
f. Penilaian ketenagaan personnel appraisal, dan personnel evaluating. g. Pemutusan hubungan kerja discharge and retriment.
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal 32 tentang Tenaga Pendidikan mempunyai Fungsi:
36
a. Penyusunan kebijakan teknis pengelolaan, pembinaan, pengendalian dan pengembangan tenaga pendidikan.
b. Penyusunan Pedomanpetunjuk teknispetunjuk pelaksanaan kegiatan pengelolaan,
pembinaan, pengendalian
dan pengembangan
dan merumuskan formasi tenaga pendidikan;
c. Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan dan integritas;
d. Pelaksanaan pemantauan,
pengendalian, pembinaan,
evaluasi, pengembangan dan pelaporan kinerja dan disiplin tenaga pendidikan;
Upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia kependidikan sebagai tindak lanjut dari manajemen personalia, didefinisikan
sebagai penarikan, seleksi, pengemnbangan, penggunaan dan pemeliharaan sumber daya manusia dan organisasi. Sedangkan sebagaimana yang
dikemukakan Made Pidarta, manajemen personalia mencakup merekrut, menempatkan, melatih dan mengembangkan dan meningkatkan kesejahteraan
mereka yang dikatakan sebagai fungsi manajemen personalia. Peningkatan kualitas tenaga pendidik atau sumber daya manusia
kependidikan bertujuan untuk mendayagunakan tenaga kependidikan secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang optimal. Sehubungan dengan
itu, fungsi manajemen personalia yang harus dilaksanakan oleh seorang pemimpin adalah menarik, mengembangkan, menggaji dan memotivasi
personil guna mencapai tujuan system, membantu anggota agar mencapai
35
Piet A. Sehartian, Dimensi Administrasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 2001, Cet. Ke-2, h. 139-140.
36
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 134 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,..., h. 22.
posisi dan standar prilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu dan organisasi.
Pelaksanaan manajemen pendidik sumber daya manusia di Indonesia sedikitnya mencakup tujuh kegiatan utama, yaitu: perencanaan tenaga
kependidikan, pengadaan pegawai tenaga kependidikan, pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan, promosi dan mutasi, dan pemberhentian
pendidik dan tenaga kependidikan, kompensasi dan penilaian tenaga kependidikan.
Secara terinci dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam melakukan setiap kegiatan perlu di buat perencanaan yang matang, sehingga hasil yang ingin dicapai dapat terwujud. Perencanaan
dapat dikatakan bagian terpenting dalam manajemen, karena perencanaan akan membantu untuk mengurangi ketidakpastian di waktu yang akan
datang dan menungkinkan para pengambil keputusan secara efesien dan efektif. Di dalam peraturan Gubernur DKI Jakarta hal ini ditujukan oleh
perencanaan dan pendayagunaan tenaga pendidikan yang mempunyai tugas antara lain:
37
a Menyusun bahan Rencana Kerja dan Anggaran RKA dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA Bidang Tenaga Pendidikan sesuai
dengan lingkup tugasnya; b Melaksanakan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA Bidang Tenaga
Pendidikan sesuai dengan lingkup tugasnya; c Menyusun
bahan kebijakan
teknis pengelolaan,
pembinaan, pengendalian, dan pengembangan tenaga pendidikan;
d Menyusun bahan pedomanpetunujk teknispetunjuk pleaksanan kegiatan pengelolaan, pembinaan, pengendalian, dan pengembangan
dan merumuskan formasi tenaga pendidikan; e Menyusun bahan formasi kebutuhan tenaga pendidikan;
f Melaksanaan pemetaan tenaga pendidikan; g Menyusun rencana dan memproses penempatan dan pendayagunaan
tenaga pendidikan; h Melaksanakan pemantauan, pengendalian, pembinaan, evaluasi,
pengembangan dan pelaporan kinerja tenaga pendidikan; i Menyampaiakan dokumen administrasi penempatan, pendayagunaan,
serta kinerja tenaga pendidikan kepada Subbagian Kepegawaian untuk dikelola sebagai dokumen kepegawaian.
37
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Nomor 134 tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan,..., h. 22-23.
Perencanan tenaga
pendidik merupakan
kegiatan untuk
menentukan kebutuhan tenaga pendidik, baik secara kuantitatif jumlah maupun kualitatif kualitas untuk sekarang dan masa yang akan dating
yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Untuk menyusun perencanaan tenaga pendidik yang baik dan tepat membutuhkan informasi yang lengakp
dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di sekolah. Sebelum menyusun perencanaan perlu dilakukannya analisis pekerjaan dan
analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan.
b. Pembinaan