tenaga pendidik harus diperhatikan karena menyangkut kesjahteraan hidup tenaga pendidik itu sendiri, jika pendapatan tenaga pendidik tidak
mencukupi di satu sekolah kebiasaan yang banyak terjadi adalah tenaga pendidik mencari pendapatan tambahan dengan mengajar di sekolah lain
atau mengerjakan pekerjaan selain menjadi tenaga pendidik, hal ini yang sering meyebabkan kurang konsentrasi tenaga pendidik dalam
menjalankan proses belajar mengajar sehingga pengajaran yang diberikan tidak maksimal karena memikirkan hal yang lain.
T. Hani Handoko dalam bukun Manajemen Personalia mengatakan kompensasi adalah “pemberian kepada karyawan dengan pembayaran
financial sebagai balas jasa untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan datang”.
49
Dalam pemberian jasa harus ditentukan dan ketahui sebelumnya, sehingga karyawan secara pasti mengetahui besarnya blas jasa atau
kompensasi yang akan diterima. Jika balas jasa yang diterima karyawan semakin besar berarti jabatannya semakin tinggi, statusnya semakin baik
dan pemenuhan kebutuhannya yang dinikamatinya semakin banyak pula, dengan demikian kepuasan kerjanya juga semakin baik.
g. Penilaian
E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah Profesional mengatakan penilaian tenaga kependidikan biasanya difokuskan pada
prestasi individu, dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah
50
. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan
umpan balik kepada karyawan tentang pelaksanaan kerja mereka. Maka yang dimaksud dengan prestasi kerja ialah hasil pekerjaan, apakah sudah
sesuai dengan criteria yang sudah ditentukan sebelumnya dan apakah sudah tepat penyelesaiannya dengan alokasi waktu yang telah diberikan.
Penilaian terhadap tenaga pendidik sangat penting baik untuk tenaga pendidik adalah sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, seperti
kemampuan, keletihan, kekurangan, dan potensi yang bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Sedangkan
49
T. Hani Handoko, Manajemen, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2003, h. 245.
50
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,…, h.157.
utnuk sekolah sendiri adalah untuk mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi kebutuhan sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan,
penempatan, promosi, system imbalan, dan aspek lain dari keseluruhan proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan.
Penilaian tenaga kependidikan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
51
a. Sumber data untuk perencanaan tenaga kependidikan, dan kegiatan penegembangan jangka panjang bagi pendidikan nasional.
b. Nasihat yang perlu disampaikan kepada para tenaga kependidikan dalam satuan lemabaga kependidikan.
c. Alat untuk memberikan umpan balik feedback yang mendorong kea rah kemajuan, dan kemungkinan meningkatakn kualitas kerja bagi para
tenaga kependidikan. d. Salah satu cara untuk menetapkan kinerja yang diaharapkan dari tenaga
kependidikan. e. Badan informasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
tenaga kependidikan, baik perencanaan, promosi, mutasi, maupun kegiatan lainnya.
C. Kerangka Berfikir
Kebijakan pemerintah Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta dalam meningkatkan kualitas pendidik dapat didentifikasi berbagai masalah yaitu belum
efektifnya arah kebijakan, kurang tepatnya strategi kebijakan, rendahnya mutu program pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kualitas pendidik,
lemahnya sistem evaluasi, masih terdapat kendala yang menghambat terhadap peningkatan kualitas pendidik, rendahnya dalam memajukan mutu tenaga
pendidik, pemerintah kurang perhatian untuk menyejahterakan guru dan lemahnya kegiatan pengembangan kompetensi bagi guru yang berada di Dinas Pendidikan
Provinsi DKI Jakarta. Dalam rencana strategis pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
bahwa arah kebijakan pemerintah yang efektif yaitu peningkatan kualifikasi S1 dan S2 dan kompetensi guru standar Asia, stategi kebijakan yang dicapai dapat
meningkatnya kualifikasi
dan sertifikasi
guru, program
pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kualitas pendidik dapat mengembangkan dan
meningkatkan kualitas pendidik dalam mengembangkan proses pembelajaran yang nyaman dan menyenangkan, evaluasi yang dilakukan dengan system
51
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional,..., h.157-158.