seseorang, kelompok atau pemerintah dengan tujuan untuk memecahkan suatu masalah tertentu, begitu pula dengan kebijakan pendidikan yang
diambil untuk memecahkan masalah pendidikan nasional yang ada sekarang.
b. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya. Sebagaimana yang dikatakan Van
Meter dan Van Horm yang dikutip oleh Solichin Abdul Wahab merumuskan proses implementasi sebagai “tindakan-tindakan yang
dilakukan baik oleh individu-individupejabat-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan
yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan”.
10
Dalam proses kebijakan public yang dikutip Wahyu Nurharjadmo, implementasi kebijakan adalah sesuatu yang penting, bahkan jauh lebih
penting daripada pembuatan kebijakan Udoji dalam Abdul Wahab, 1991: 45. Implementasi kebijakan merupakan jembatan yang menghubungkan
formulasi kebijakan dengan hasil outcome kebijakan yang diharapkan. Menurut Anderson 1979: 68, ada 4 aspek yang perlu dikaji dalam
implementasi kebijakan yaitu: 1 siapa yang mengimplementasikan, 2 hakekat dari proses administrasi, 3 kepatuhan, dan 4 dampak dari
pelaksanaan kebijakan.
11
Efektivitas implementasi kebijakan sangat ditentukan oleh banyak faktor. Karena adanya interelasi yang kompleks dari berbagai macam faktor,
maka tidak setiap kebijakan yang dirumuskan dapat dijalankan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk memudahkan dalam
mengevaluasi kebijakan, maka perlu diketahuai terlebih dahulu model-model implementasi kebijakan yang dikemukakan para ahli kebijakan. Samodra
Wibawa mengemukakan tiga model evaluasi sebagai berikut:
12
10
Solichin Abdul Wahab, Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, h. 65.
11
Wahyu Nurharjadmo, Evaluasi Implementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda di Sekolah Kejuruan, http:www.Evaluasi kebijakanyahoo.com. h.217. 20 Januari 2010.
12
Santoso Wibawa, Evaluasi Kebijakan Publik, Jakarta: PT. Raja Persada, 1994. h. 15-25.
a. Model Meter dan Horn Meter dan Horn merumuskan sebuah abstraksi yang memperlihatkan
hubungan berbagai faktor yang memperngaruhi hasil atau kinerja suatu kebijakan. Menurut model ini, suatu kebijakan tentu mengaskan standard
dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan. Kebijakan juga menuntut adanya sumber daya baik yang berupa dana
maupun insentif lain, komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas, karakteristik birokrasi pelaksana, dan kondisi lingkungan baik
sosial, ekonomi maupun politik. b. Model Grindle
Keberhasilan implementasi kebijakan menurut Grindle dipengaruhi oleh dua variabel besar, yaitu isi kebijakan dan lingkungan implementasi.
Pernyataan ini tidak jauh berbeda dengan pernyataan Meter dan Horn, yakni melihat pengaruh lingkungan terhadap implementasi ide dasar
Grindle adalah bahwa setelah kebijakan ditranformasikan menjadi program aksi maupun proyek individual dan biaya telah disediakan,
maka implementasi kebijakan dilakukan. Tetapi hal ini tidak berjalan mulus, tergantung kepada implemtability dari program itu yang dapat
dilihat pada isi dan konteks kebijakannya. c. Model Sabatier dan Mazmanian
Menurut Sabatier dan Mazmanian, ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi, pertama, karateristik dari
masalah yang meliputi tingkat kesulitan teknis dari masalah yang bersangkutan, tingkat kemajemukan kelompok sasaran, dan perubahan
perilaku yang diharapkan. Kedua, karakteristik kebijakan atau peraturan yang mengoperasionalkan kebijakan, dan yang ketiga adalah lingkungan
kebijakan. Kerngka berpikir mereka juga tidak jauh berbeda dengan dua model implementasi di atas, hanya saja pemikiran Sabatier dan
Mazmanian ini terkesan menganggap bahwa suatu implementasi akan efektif apabila birokrasi pelaksananya mematuhi apa yang telah
ditentukan oleh peraturan yang ada atau petunjuk pleksanaan dan petunjuk teknisnya.
Pemikiran Sabatier dan Mazmanian ini menganggap bahwa suatu Implementasi akan efektif apabila birokrasi pelaksananya
mematuhi apa yang telah digariskan oleh peraturan petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis. Oleh karena itu model ini disebut top
down. Dalam hal ini tidak mencoba mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan implementasi akan tetapi lebih mengacu bagaimana proses itu berlangsung, apakah telah sesuai dengan aturan
pelaksanaannya, hasil apa yang telah diperoleh selama proses implementasi, bagaimana sikap pelaksananya, bagaimana sejumlah sumber digunakan
untuk proses implementasi. Dari variabel model yang telah dikemukakan di atas, pada dasarnya
terdapat banyak kesamaan. Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya isi kebijakan itu sendiri, para pelaksana kebijakan,
sumber daya pendukung kebijakan dan lingkungan kebijakan.
c. Evaluasi kebijakan