Sasaran Pembelajaran Sastra Pembelajaran Sastra
21
b Deklamasi puisi: Menekankan kepada ketepatan pemahaman, keindahan vokal, dan ekspresi wajah disertai dengan gerak-gerik tubuh yang lebih
bebas dan ekspersi wajah yang lebih kuat. c Dramatisasi puisi: Puisi dipandang sebagai suatu kesatuan peristiwa yang
dapat diperagakan dalam suatu pementasan. Oleh karena itu pembaca akan memeragakan peristiwa-peristiwa dalam pusi dengan lakuan tubuh
akting yang sesuai. d Musikalisasi puisi: Puisi dinotasikan sebagaimana musik lirik puisi
dijadikan syair lagu.
Pembacaan atau pendeklamasian puisi mengutamakan kejelasan, ketepatan, dan keakuratan lafal, volume, intonasi, ekspresi, gesture dan penghayatan.
a Lafal: cara menyembunyikan atau mengucapkan huruf bagaimana mengucapkan misalnya f, v, p, z, j, dan sebagainya.
b Volume suara: tingkat kenyaringan atau kekuatan bunyi atau suara c Intonasi: lagu kalimat, perubahan nada pengucapan tuturan kata, frasa,
klausa kalimat yang menimbulkan makna atau arti. d Ekspresi: perubahan atau pandangan air muka raut wajah untuk
memperlihatkan perasaan tertentu. e Gestur: gerak anggota tubuh tangan, kaki, kepala, dan sebagainya untuk
memperkuat kesan tertentu atau untuk mengungkapkan perasaan. f Penghayatan: cara memahami atau memaknai sebuah puisi.
Di samping hal-hal tersebut, pembacaan puisi hendaknya didahului kegiatan memberi tanda bantu pada puisi sehingga pembacaannya tidak keliru atau
menyimpang dari rencana. Tanda-tanda yang lazim digunakan dan bisa dikreasi sendiri, antara lain:
= Perhentian sejenak di antara kata atau frasa tanpa menarik napas. = Perhentian sesaat untuk mengambil napas menandai koma atau titik.
= Perhentian relatif lebih lama untuk mengambil napas beberapa kali. = Nada menaik
= Nada menurun
22
= Pembacaan langsung ke baris berikutnya. = Pembacaan dengan tempo tinggi dan cepat.
Pembacaan puisi dapat dikatakan berhasil apabila pendengar terhanyut dalam suasana pembacaan. Untuk mencapai tujuan itu, pembaca hendaknya berlatih dan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut. a Tahap pertama, pembaca hapan secara jelas, misalnyarus mempelajari
dan memahami puisi yang akan dibaca. b Tahap kedua, pembaca memahami pemenggalan jeda baik pada kata,
frasa, atau kalimat. c Tahap ketiga, pembaca memahami siapa yang menjadi yang menjadi
pendengarnya. d Tahap keempat, pembaca harus senang terhadap puisi yang akan
dibaca. Di samping tahapan-tahapan diatas, perlu juga memperhatikan pelafalan
atau pengucapan secara jelas, misalnya: 1 terhadap intonasi nada naik, turun atau datar secara Fonem diucapkan
secara jelas, misalnya huruf a dengan mulut terbuka lebar. 2 Pemberian tekanan atau aksentuasi
3 Penekanan tepat.