Hakikat Metode Demontrasi SASTRA dan PEMBELAJARAN SASTRA

31 mengalami kejadian atau keterampilan nyata sambil memperhatikan penjelasan. 58 Oleh karena itu metode demonstrasi sangat efektif dalam menolong siswa untuk mencari jawaban atas pertanyaan seperti: bagaimana cara membuatnya, terdiri dari bahan apa, cara mana yang paling baik, dan bagaimana dapat diketahui kebenaranya. 59 Hasil penelitian Bates yang dikutip oleh Sumardi dkk. Menyebutkan bahwa metode demonstrasi termasuk salah satu metode yang efektif. 60 Supramono mengatakan bahwa demonstrasi di gunakan untuk mengilustrasikan fakta ilmiah prinsip-prinsip dan proses –proses untuk menstimulir interest dan menimbulkan problem-solving bagi para siswa. 61 Sola dan Ojo menyebutkan bahwa metode demonstrasi adalah teknik mengajar dalam mengkombinasikan penjelasan dengan praktek untuk mengomunikasikan proses, konsep-konsep dan fakta-fakta. Demonstrasi biasanya di sertai dengan penjelasan hal-hal yang esensial. Lebih lanjut di katakan bahwa metode demonstrasi pada dasarnya sangat sederhana akan tetapi menekankan .prinsip lerning by doing. 62 Menurut Mansyur yang dimaksud dengan metode demonstrasi dalam proses belajar dan mengajar ialah yang dipergunakan oleh seorang guru atau orang luar yang sengaja didatangkan atau murid sekalipun untuk mempertunjukan gerakan-gerakan atau suatu proses dengan prosedur yang benar disertai 58 Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar IPA Berbasis Konstruktivisme, Malang: Universitas Negeri Malang, 2002 h. 61. 59 Tim Penyusunan LPK Sarjanawiyata Taman Siswa, Beberapa Alam Pikiran Pendidikan Dewasa ini, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian Kebudayaan Sarjanawiyata Taman Siswa, 1981 h. 48 60 Yhosaphat Sumardi, dkk, “Kajian Eksploratif Tentang Penggunaan Alat-alat laboratorium Fisika Sebagai Sarana Penunjang Proses Belajar Mengajar Fisika di SMA Daerah Istimewa Yogyakarta”. Dalam Simposium Nasional Penelitian Pendidikan, IKIP Yogyakarta tanggal 9-11 Mei 1994, h. 61. 61 Edi Supramono, “Pendekatan Inquri dengan Alat-alat Peraga dalam Pembelajaran Fisika”, dalam Jurnal Fisika dan Pengajarannya, tahun ke-4 No 02, Agustus 2000, h. 84. 62 Agbooola Omowunmi Sola dan 0 loyede Ezekiel Ojo, “Effeect of Project, Inquiry and Lecture- Demonstrasion Teaching Methods on Senior Secondary Student’s In separation of Mixtures Practical Tes”, dalam Academic Journal Educational Researech and Review vol. 26,PP. 124-132, June 2007. h.2. 32 keterangan-keterangan kepada seluruh kelas. Murid mengamati dengan teliti dan seksama serta dengan penuh perhatian dan partisipasi. 63 Menurut Bahri Djamarah metode demonstrasi ialah metode yang di gunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.karena memang gurulah yang memperlihatkan sesuatu kepada anak didik. 64 Demonstrasi sebagai metode mengajar adalah bahwa seorang guru, atau demonstrator orang luar yang sengaja di minta, atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses, misalnya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya. 65 Gilberto menyatakan bahwa demonstrasi digunakan untuk memperkaya dan menambah pemahaman siswa. Bagi demonstretor, hal penting yang harus di sadari bahwa metode demonstrasi memiliki sesuatu yang lebih daripada hanya sekedar menunjukan sesuatu. 66 Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki ke ahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut harus di miliki seorang guru dan pelatih yang di tunjuk, setelah di deminstrasikan siswa diberi kes empatan melakukan latihan keterampilan seperti yang telah di peragakan oleh guru atau pelatih. Metode demonstrasi ini sangat efekktif menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan seperti: bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsur apa? Cara mana yang paling baik? Bagaimana dapat di ketahui kebenarannya? Melalui pengamatan induktif. 67 Setelah demonstrasi selesai, apakah itu dilakukan oleh guru atau oleh murid, hendaknya di susul dengan kegiatan diskusi. Dalam diskusi ini dapat diberikan atau diminta komentar, kritik, saran atau penjelasan yang berhubungan 63 H. Mansyur, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta ; Universitas Terbuka, 1997, h. 152. 64 Syaiful Bahri Djamara, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:rinera cipta, 2000, cet. Ke-1, h. 201. 65 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remadja Karya, 1988, Cet. Ke-3, h. 29. 66 Gilberto Teixeira, The Demonstrasion Method, http;www.spu.autoupdate.comler.php?modulo=14texto=1591, 12-05-2008, h. 1. 67 Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2004, cet. Ke-2, h. 65-66 33 dengan demonstrasi yang dilakukan. Diskusi ini penting terutama jika demonstrasi dilakukan oleh murid. 68 Dalam metode demonstrasi para siswa menonton suatu tampilan yang nyata, atau seperti contoh hidup dari suatu keterampilan atau prosedur yang harus dipelajari siswa. 69 Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan memperlihatkan suatu proses atau fenomena alam yang dilakukan oleh guru, demonstrator orang luar yang sengaja dipanggil, atau siswa yang selalu melibatkan. Siswa dalam pelaksanaanya dengan menggunaan alat peraga baik asli atau tiruan disertai dengan penjelasan lisan. Dalam pembelajaran sastra, demonstrasi dapat memberikan fasilitas kepada siswa untuk menemukan masalah dan membimbing siswa untuk memecahkan masalah. Dalam pelajaran sastra demonstrasi dapat memberikan pasilitas kepada siswa untuk meningkatkan keterampilan proses belajar sastra, dan melakukan inkuiri ilmiah, antara lain: 1. Meningkatkan keterampilan mengamati, dan rasa ingin tahu. 2. Memberikan inspirasi untuk meningkatkan keterampilan memprediksi, inferensi, dan komunikasi. 3. Meningkatkan kejelian terhadap adanya masalah. 4. Memberi arah untuk menemukan atau menyusun hipotesis. 5. Memberi inspirasi untuk merancang investigasi.

2. Langkah-langkah Metode Demonstrasi

Demonstrasi dapat digunakan sebagai metode pembelajaran yang berdiri sendiri dalam proses belajar mengajar, atau dapat digunakan bersama-sama dengan metode lain dalam suatu kombinasi multimedia. Jika demontrasi digunakan dalam proses pembelajaran sebagai kombinasi metode diantara metode 68 Tim MKPBM Jurusan Pendidikan Matematika, Strategi Pembelajaran Matematika, Bandung: JICA, 2001, h. 172. 69 Ibid., h. 201. 34 lain, pelaksanaan demonstrasi dapat ditempatkan pada awal, inti atau penutup pelajaran. Dalam penelitian ini metode demonstrasi digunakan sebagai metode yang berdiri sendiri.] Penerapan demontrasi sebagai metode yang berdiri sendiri dalam suatu proses belajar mengajar dapat dijalankan dengan mengikuti prosedur yang diusulkan oleh Joice and Well dalam Louisell 1992. Yang membagi prosedur demonstrasi menjadi lima tahap: 70 1. Pembukaan 2. Menyajikan pengetahuan prasyarat atau rasional. 3. Menampilkan model penampilan dengan benar. Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan demonstrasi, dan pada tahap ini guru dituntut untuk melakukan tiga hal: a. Mempelajari dan mengusai konsep dan keterampilan yang akan didemontrasi. b. Memecah-mecah konsep atau keterampilan menjadi komponen- komponen lebih kecil dan mengaturnya dalam urutan belajar yang sesuai. c. Menjalankan langkah-langkah demonstrasi tahap demi tahap untuk ini diperlukan persiapan tertulis 4. Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih dalam kondisi terkontrol. 5. Memberi kesempatan pada siswa untuk mentransfer pengetahuan dan pengalamanya kesituasi yang kompleks. Dalam proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap, yaitu; tahap awal pendahuluan, tahap inti, dan tahap penutup. Apabila tahapan demonstrasi di atas disesuaikan dengan tahapan yang biasa digunakan, akan menjadi bentuk seperti dalam tabel dibawah ini; Tabel 2.1 Tahap-tahap Demonstrasi Joice and Well, dalam Louisell 1992 70 Susanto, op. cit., h.61-62. 35 Tahap Pembelajaran Tahap Demonstrasi Keterangan Awal Pembukaan Menyajikan pengetahuan prasyarat rasional. Membangkitkan motivasi kepada siswa. Menggali pengetahuan awal siswa, bisa kemempuan prasyarat atau pengetahuan awal tentang konsep yang di pelajari. Inti Pelaksanaan demonstrasi, Penyajian, penjelasan konsep. Meamberi kesempatan pada siswa untuk berlatih dalam kondisi terkontrol. Kegiatan latihan siswa merefleksikan materi yang telah didemonstrasikan: mencatat data, menganalisis data, dan penarikan kesimpulan. Bila diperlukan siswa diberi kesempatan untuk mengulang demonstrasi. Penutup Memberi kesempatan kepada siswa untuk mentransfer pengetahuan dan pengalamanya ke situasi yang kompleks. Kegiatan pemantapan: tugas rumah, proyek, dll. Sumber: Pudyo Susanto, Keterampilan Dasar Mengajar Sastra Berbasis Konstruktivisme 36 Lebih lanjut Susanto menyatakan bahwa dalam penggunaan metode demonstrasi guru perlu menguasai kecakapan dan keterampilan berdemonstrasi, dengan cara sebagai berikut: 71 a. Pra Demonstrasi 1. Memahami tujuan demonstrasi, Dalam pembelajaran konstruktivisme,tujuan khusus demonstrasi ada dua macam: 1 demonstrasi pada awal pelajaran bertujuan untuk menampilkan fenoimena yang menimbulkan konflik kognitif, 2 demonstrasi pada pengajaran ini bertujuan untuk menyajikan fakta atau data, untuk memecahkan masalah. 2. Mengenali fakta atau informasi esensial dari konsep yang akan didemonstrasikan. Fakta atau iformasi esensial inilah yang perlu dijadikan fokus amnat oleh siswa ketika didemonstrasikan. 3. Merancang bahan atau kegiatan untuk demonstrasi.yang dimaksud di sini adalah menerjemahkan informasi pada konsef materi pelajaran menjadi informasi yang dapat divisualisasikan dalam demonstrasi. 4. Merancang prosedur pelaksanaan demonstrasi. Di samping prosedur adalah urut-urutan penyajian demonstrasi jika informasi yang akan di tampilkan merupakan beberapa seri informasi. Urutan setting informasi perlu dirancang. b. Pelaksanaan Demonstrasi 1. Menyajikan demonstrasi dengan lancar dan benar, agar informasi yang di munculkan benar sesuai dengan yang di rencanakan. 2. Menampilkan fenomena secara atraktif, khususnya fenomena- fenomena yang diharapkan dapat menimbulkan konflik kognitif pada siswa. Demonstrasi dapat melakukan trik-trik untuk mengkonflikkan pikiran siswa dengan fenomena yang teramati. 3. Penampilan demonstrasi dapat diulang, untuk memperbanyak sempel pengamatan. 4. Mengatur posisi peralatan,sampai demonstrasi dapat di amati dengan jelas oleh semua anggota kelas. 71 Susanto, op. cit., h. 63-64.

Dokumen yang terkait

Efektivitas metode demonstrasi pada pembelajaran PAI hubungan dengan motivasi belajar siswa di SMP PGRI i Ciputat Tengerang Selatan

1 12 115

Peningkatan Minat Belajar Akuntansi Dengan Metode Peer Teaching Pada Konsep Jurnal Umum Dan Laporan Keuangan Siswa Kelas Xi Di Sma Darussalam Ciputat

0 6 170

Motivasi berprestasi dikalangan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) V Cilincing Jakarta Utara

0 12 36

PEMBELAJARAN MEMAHAMI INFORMASI DENGAN MENDENGARKAN BERITA DI KELAS XI Pembelajaran Memahami Informasi Dengan Mendengarkan Berita Di Kelas Xi Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.

0 1 15

PENDAHULUAN Pembelajaran Memahami Informasi Dengan Mendengarkan Berita Di Kelas Xi Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.

0 1 5

PEMBELAJARAN MEMAHAMI INFORMASI DENGAN MENDENGARKAN BERITA DI KELAS XI Pembelajaran Memahami Informasi Dengan Mendengarkan Berita Di Kelas Xi Siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Boyolali.

0 3 18

EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 24

EVALUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PADA KELAS XI IPA MADRASAH ALIYAH NEGERI KARANGANYAR Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 14

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS X MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 MEDAN.

0 0 34

HUBUNGAN PENERAPAN METODE DISKUSI DENGAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH: Studi Korelasional Pada Siswa Kelas XI Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Sukamanah.

4 43 45