17
Kesusastraan khusus ini ialah apa yang dinyatakan oleh Usman Effendy dengan definisi sastranya tadi, sedangkan kesusastraan umum ialah semua yang
dinyatakan dengan bahasa: uraian ilmu, warta, piagam, undang-undang, dan sebagainya.
Kata kesusastraan sastra dewasa ini mengandung pengertian yang sempit. Oleh sebab itu, bila kita membicarakan kesusastraan dewasa ini, takkan
ada orang yang mengarahkan pikiran atau perhatiannya kepada buku-buku ilmu pengetahuan, kitab undang-undang, laporan dan yang seperti itu, tetapi akan terus
teringat kepada hasil karya pujangga terkenal.
25
Kata sastra dapat ditemukan dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan
hanya sekedar istilah untuk menyebut fenomena yang sederhana dan gamblang. Sastra, merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah kegiatan
yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara sastra secara umum. Misalnya, berdasarkan aktifitas manusia yang tanpa mempertimbangkan budaya, .suku,
maupun bangsa, sastra dipandang sebagai suatu yang dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat menghasilkan sastra, sedangkan orang
lain dalam jumlah yang besar menikmati sastra itu dengan cara mendengarkan atau membacanya. Sastra dapat disajikan dalam berbagai cara: langsung
diucapkan, lewat radio, majalah, buku, dsb.
26
Dengan demikian, karya sastra dapat diartikan sebagai sebuah karya berbentuk fiksi yang di dalamnya terkandung nilai estetis.
2. Pembelajaran Sastra
a. Pembelajaran Sastra
Pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembelajaran bahasa baik dengan ketrampilan menulis, membaca, menyimak, berbicara. Dalam
praktiknya, pengajaran sastra berupa pengembangan kemampuan menulis sastra,
25
Ibid., 6
26
B. Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1998, j. 9- 10
18
membaca sastra, menyimak sastra, dan berbicara sastra
27
. Berdasarkan hal
tersebut, pembelajaran sastra mencakup hal-hal berikut: 1 Menulis sastra : menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, menulis
drama. 2 Membaca sastra : membaca karya sastra dan memahami maknanya, baik
terhadap karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, maupun naskah drama. 3 Menyimak sastra : mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi,
dongeng, Cerpen, novel, pementasan drama.
4 Berbicara sastra : berbalas pantun, deklamasi, mendongeng, bermain peran berasarkan naskah, menceritakan kembali isi karya sastra,menanggapi
secara lisan pementasan karya sastra.
b. Sasaran Pembelajaran Sastra
1 Pembelajaran menulis sastra Penulisan sastra membutuhkan penghayatan terhadap pengalaman yang ingin
diekspresikan, penguasaan teknik penulisan sastra, dan memiliki wawasan yang luas mengenai estetika. Tujuan pembelajaran menulis sastra adalah: :
a Agar siswa menguasai teori penulisan sastra yang berkaitan dengan unsur-unsur dan kaidah-kaidah dalam penulisan sastra, teknik
penulisan sastra, dan estetika agar siswa terampil menulis sastra b Pembelajaran membaca sastra
Salah satu syarat untuk dapat memahami karya sastra dan membaca sastra dengan baik adalah mempunyai pengetahuan yang baik tentang sastra. Sasaran
pembelajaran membaca sastra adalah pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan hakikat membaca, hakikat sastra dan membaca sastra, teknnik memahami
dan mengomentari karya sastra. 2 Pembelajaran menyimak sastra
27
Aldo Samosir, http:aldonsamosir.wordpress.comkurikulumpembelajaran-
sastra
19
Sasaran pembelajaran menyimak sastra adalah pengembangan kemampuan mendengarkan, memahami, dan menanggapi berbagai ragam wacana lisan.
Sasaran adalah pengembangan kemampuan siswa dalam memahami pikiran, perasaan, dan imajinasi yang terkandung dalam karya sastra yang dilisankan.
3 Pembelajaran berbicara sastra Kemampuan berbicara sastra merupakan kemampuan melisankan karya sastra
yang berupa menuturkan, membawakan, dan membacakan karya sastra. Kemampuan tersebut merupakan salah satu indicator dari subkompetensi
“menguasai ekspresi sastra dalam berbagai jenis dan bentuk”
1 Pembelajaran Membaca Puisi
a. Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini
adalah poetry yang erat dengan –poet dan -poem. Mengenai kata poet, Coulter.
28
menjelaskan bahwa kata poet berasal dari Yunani yang berarti membuat atau mencipta. Dalam bahasa Yunani sendiri, kata poet berarti orang yang mencipta
melalui imajinasinya, orang yang hampir-hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah orang yang berpenglihatan tajam, orang
suci, yang sekaligus merupakan filsuf, negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Samuel Taylor Coleridge mengemukakan puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang setepatnya dan
disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang, simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat berhubungannya, dan sebagainya.
Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
28
Henry Guntur Tarigan. Membaca; Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, Bandung:Angkasa, 2008, Cet. Ke-1 revisi, hlm. 7
20
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
Wordsworth mempunyai gagasan bahwa puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif, yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan. Adapun Auden
mengemukakan bahwa puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang bercampur-baur.
Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Misalnya, dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan sebagainya, dan bahasanya
penuh perasaan, serta berirama seperti musik pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur.
Shelley mengemukakan bahwa puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan
dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan, kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan karena kematian orang yang sangat
dicintai. Semuanya merupakan detik-detik yang paling indah untuk direkam. Dari definisi-definisi di atas memang seolah terdapat perbedaan pemikiran,
namun tetap terdapat benang merah. Shahnon Ahmad menyimpulkan bahwa pengertian puisi di atas terdapat garis-garis besar tentang puisi itu sebenarnya.
Unsur-unsur itu berupa emosi, imajinas, pemikiran, ide, nada, irama, kesan pancaindera, susunan kata, kata kiasan, kepadatan, dan perasaan yang bercampur-
baur.
b. Cara Membaca Puisi dari Segi Lafal, Intonasi, Penghayatan dan
Ekspresi yang Sesuai
Membaca puisi tidak sekedar membaca saja. Namun, disini harus memperhatikan beberapa syarat yaitu dari segi lafal, intonasi dan ekspresi.
Apresiasi puisi dapat ditempuh dengan berbagai bentuk yaitu: a Pembacaan puisi: Dititikberatkan pada pemahaman, keindahan vokal, dan
ekspresi wajah.