Tahap Persiapan Penelitian Prosedur Penelitian

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. meningkat apabila peneliti memberikan perhatian pada kasus- kasus yang tidak sesuai dengan pola umum. f. Melakukan pengecekan dan pengecekan kembali data checking and rechecking dengan menguji kemungkinan dugaan- dugaan yang berbeda. Peneliti perlu mengembangkan pengujian- pengujian untuk mengecek analisis dan mengaplikasikannya pada data, serta mengajukan pertanyaan- pertanyaan tentang data. Pada penelitian ini, hal- hal yang digunakan untuk meningkatkan kredibilitas penelitian yaitu berupa mencatat bebas hal- hal penting serinci mungkin, mencakup pengamatan objektif terhadap setting, partisipan ataupun hal lain yang terkait. Peneliti juga mendokumentasikan semua data- data yang terkumpul selama penelitian.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan yang diungkapkan Bogdan dalam Mongleong, 2000. Terdapat tiga tahapan dalam prosedur penelitian kualitatif, yaitu tahap pralapangan, pekerjaan lapangan, dan tahap analisa data.

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti mengemukakan sejumlah hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian Moleong,2000. a. Mengumpulkan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Peneliti mengumpulkan berbagai fenomena yang trejadi di masyarakat yang berhubungan dengan perceraian, baik melalui orang- orang sekitar, teman- teman, dosen, artikel, dan internet untuk menambah informasi peneliti mengenai aspek- aspek psikologi dan hal – hal yang berkaitan dengan penyesuaian terhadap perceraian. Setelah itu, peneliti merumuskan masalah yang ingin diteliti sesuai dengan fenomena yang telah diperoleh. b. Mempersiapkan landasan teori Peneliti mengumpulkan informasi dan teori yang berhubungan perceraian, penyesuaian setelah perceraian, dan faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian perceraian. c. Menyusun pedoman wawancara Peneliti menyusun butir- butir pertanyaan berdasarkan kerangka teoritis untuk menjadi pedoman dalam proses wawancara. d. Persiapan untuk pengumpulan data Peneliti mencari beberapa orang partisipan yang sesuai dengan kriteria partisipan penelitian yang telah ditentukan, meminta kesediannya inform concern untuk menjadi partisipan. e. Membangun raport Peneliti mengenal partisipan I melalui kerabat dekat peneliti yang merupakan tetangga dari partisipan I. Peneliti membangun rapport dengan mengunjungi rumah partisipan I bersama dengan kerabat dekat peneliti. Pada awalnya, partisipan I tidak memberikan jawaban pasti untuk menjadi partisipan dalam penelitian. Kemudian partisipan kembali mendatangi partispan I, setelah Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. berbincang, menjelaskan kembali tujuan dari penelitian, dan meyakinkan kepada partisipan I bahwa data yang diperoleh selama penelitian berlangsung akan dijaga kerahasiannya, akhirnya partispan I menyetujui dan kemudian menyepakati tempat dan hari yang tepat untuk melakukan wawancara. Wawancara dengan partispan I dilakukan sebanyak 3 kali Rapport juga dilakukan pada partisipan II. Peneliti mengenal partisipan II melalui teman peneliti. Informan merupakan keluarga dekat partisipan II. Informan dan peneliti mendatangi rumah partisipan II untuk membangung rapport. Sebelumnya informan sudah memberitahu mengenai peneliti dan penelitian yang akan dilakukan. Kedatangan peneliti dan informan disambut baik oleh partispan II. Informan kemudian memperkenalkan peneliti kepada partisipan II. Peneliti memperkenalkan diri dan mengobrol sebentar dengan partisipan II, kemudian peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari kedatangan peneliti. Peneliti juga meminta kesediaan partisipan II untuk membantu dalam penelitian dan permintaan disambut dengan baik oleh partisipan. Setelah mencapai kesepakatan, peneliti melakukan wawancara I dengan partisipan II. Wawancara dengan partisipan II berlangsung sebanyak 3 kali.

2. Tahap pelaksaan penelitian