Diskusi KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. d. Dukungan dari teman maupun keluarga sangat membantu wanita yang bercerai dalam menyesuaikan diri terhadap perceraiannya. e. Sibuknya dengan pekerjaan membuat wanita yang bercerai lupa dengan masalah yang dihadapi dan merasa tenang. f. Kepedulian masayarakat sekitar membantu wanita yang bercerai dalam menghadapi perceraiannya. g. Kehadiran anak membuat wanita yang bercerai tidak merasa kesepian dan membantu wanita bercerai untuk segera bangkit dan semangat dalam menghadapi perceraiannya.

B. Diskusi

Stewart Brentano 2006 mengemukakan bahwa salah satu trauma akibat perceraian adalah sikap masyarakat terhadap individu yang bercerai. Teman – teman akan memberi label yang kurang menyenangkan terhadap individu yang bercerai dan menolak kehadirannya. Tidak semua masyarakat dan teman akan memberikan label yang buruk pada individu yang bercerai. Teman- teman dan masyarakat disekitar partisipan I dan partisipan II menetap justru memberi dukungan dan memperhatikan partisipan yang membuat mereka semangat dan kuat dalam menghadapi perceraian Kehadiran anak sangat membantu partisipan I dan II untuk menyesuaikan diri terhadap perceraiannya. Kehadiran anak di rumah dapat mengatasi rasa kesepian pada kedua partisipan saat berada di dalam rumah. Sebagaimana yang dikemukakan Degenova 2008 bahwa penyesuaian terhadap kesendirian Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. merupakan hal yang sulit apalagi tidak memiliki anak. Kehadiran juga merupakan pendorong dan alasan untuk tetap semangat dalam mengahadapi perceraian. Degenova 2008 mengemukakan bahwa orangtua yang bercerai yang mengasuh anak- anaknya akan dihadapkan dengan pekerjaan yang banyak. Setelah terjadi perceraian, orang tua harus mengatasi seluruh pekerjaan rumah tangga yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang. Peran sebagai orang tua tunggal setelah bercerai menyebabkan partisipan I dan partisipan II harus sendiri mengatasi rumah tangga sehingga kedua partisipan merasa kehilangan tempat untuk berbagi dan tempat untuk berkeluh kesah mengenai masalah rumah tangga dan anak – anak sehari- hari. Penyesuaian terhadap keuangan merupakan hal yang sulit dilalui wanita setelah bercerai. Secara umum wanita memliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan pria, meskipun memiliki pekerjaan, pendidikan, pengalaman, dan jumlah jam kerja yang sama Degenova, 2008. Sejalan dengan teori bahwa setelah bercerai partisipan I dan partisipan II mengalami penuruan ekonomi. Konsekuensinya, pada partisipan I anak- anaknya harus berhenti sekolah dan bekerja sedangkan pada partisipan II, anaknya harus bekerja sambil bersekolah untuk menambah pendapatan keluarga.

C. Saran