Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
Ketiga, sumber pendapatan merupakan hal yang penting untuk melakukan penyesuaian yang baik setelah perceraian. Individu yang bercerai menunjukkan
penyesuaian yang baik terhadap perceraiannya saat mereka bisa menggambarkan sumber pendapatannya dibandingkan dengan individu bercerai yang
pendapatannya bergantung pada orang lain ataupun pemerintah. Keempat, kemananan dari pendapatan juga merupakan hal yang penting.
Kenyataannya, merasakan ketidaknyaman secara ekonomi lebih mengalami kesejahteraan psikologis yang buruk dibandingkan dengan berpendapatan rendah.
g. Signifikansi Pekerjaan
Individu menyesuaikan dirinya dengan lebih baik terhadap perceraiannya jika mereka bekerja dan lebih memilki kestabilan, kompleks, kepuasan, dan
penghasilan yang bagus terhadap perkerjaannya. Saat bercerai, wanita yang memilki pekerjaan dengan level yang tinggi tidak mengalami peningkatan dalam
terjadinya kecelakaan, bunuh diri, dan addiction. Mereka tidak mengalami deperesi dan kecemasan seperti wanita dengan level pekerjaan yang lebih rendah.
Pekerjaan juga merupakan pelindung untuk menghadapi stres setelah bercerai. Pada suatu studi menunjukkan bahwa hal – hal yang menjadi sumber stres setelah
bercerai seperti penurunan pendapatan, kehilangan teman- teman dan pindah ke rumah dengan lingkungan yang baru, berkaitan dengan penyesuaian yang buruk
setelah bercerai hanya dialami oleh orang – orang bercerai yang tidak bekerja.
h. Getting along Mantan Pasangan
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
Faktor penting lainnya untuk penyesuaian terhadap perceraian adalah bentuk hubungan dengan mantan pasangan setelah bercerai. Setelah pasangan bercerai,
konflik diantara mereka tidak akan langsung selesai, walaupun pada beberapa pasangan tidak. Peneliti menemukan bahwa beberapa tahun setelah bercerai,
kebanyakan pasangan yang bercerai tidak marah secara intens lagi terhadap mantan pasangannya, namun paling tidak setengah dari mereka masih merasakan
kemarahan dengan mantan pasangan mereka. Saat pasangan memilki hubungan yang tidak baik satu dengan lainnya setelah
bercerai maka mereka akan memilki masalah dalam penyesuaiannya terhadap perceraiannya. Jika komunikasi diantara tidak terbuka dan dengan perilaku yang
rasional, maka mereka memilki masalah. Wanita yang memilki cara komunikasi dengan marah ditemukan lebih mengalami kecemasan dibandingkan dengan
wanita dengan yang bisa mendiskusikan permasalahnnya dengan mantan suaminya. Beberapa tahun setelah perceraian, wanita yang masih memliki
perasaan negatif terhadap mantan pasangannya lebih depresi secara klinis, sedangkan pasangan yang kooperatif secara umum puas dengan kehidupan
mereka dan memilki kesejahteraan psikologis yang baik dibandingakan dengan pasangan yang memilki hubungan negatif.
Teori mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi penyesuaian perceraian digunakan untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi
penyesuaian perceraian wanita desa yang bercerai.
D. Sukses atau Gagalnya Penyesuaian Perceraian