Saran Praktis Saran Penelitian Lanjutan

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. merupakan hal yang sulit apalagi tidak memiliki anak. Kehadiran juga merupakan pendorong dan alasan untuk tetap semangat dalam mengahadapi perceraian. Degenova 2008 mengemukakan bahwa orangtua yang bercerai yang mengasuh anak- anaknya akan dihadapkan dengan pekerjaan yang banyak. Setelah terjadi perceraian, orang tua harus mengatasi seluruh pekerjaan rumah tangga yang seharusnya dikerjakan oleh dua orang. Peran sebagai orang tua tunggal setelah bercerai menyebabkan partisipan I dan partisipan II harus sendiri mengatasi rumah tangga sehingga kedua partisipan merasa kehilangan tempat untuk berbagi dan tempat untuk berkeluh kesah mengenai masalah rumah tangga dan anak – anak sehari- hari. Penyesuaian terhadap keuangan merupakan hal yang sulit dilalui wanita setelah bercerai. Secara umum wanita memliki pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan pria, meskipun memiliki pekerjaan, pendidikan, pengalaman, dan jumlah jam kerja yang sama Degenova, 2008. Sejalan dengan teori bahwa setelah bercerai partisipan I dan partisipan II mengalami penuruan ekonomi. Konsekuensinya, pada partisipan I anak- anaknya harus berhenti sekolah dan bekerja sedangkan pada partisipan II, anaknya harus bekerja sambil bersekolah untuk menambah pendapatan keluarga.

C. Saran

1. Saran Praktis

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. a. Agar masyarakat tidak berpandangan negatif dan menerima wanita yang bercerai dalam kehidupan sosial karena hal tersebut sangat membantu wanita yang bercerai dalam menyesuaikan diri terhadap perceraiannya. b. Perlunya dukungan keluarga dan orang terdekat dengan memberikan dukungan dan perhatian kepada wanita yang bercerai agar dapat menghadapi masalah dalam rumah tangganya sehari - hari. c. Bagi lembaga pemerintah, khususnya perangkat desa, LSM dan lembaga lainnya yang berkaitan dengan urusan pemberdayaan perempuan agar lebih memperhatikan kondisi keuangan wanita desa yang bercerai dengan memberikan lapangan kerja ataupun bantuan untuk meringkankan beban ekonomi.

2. Saran Penelitian Lanjutan

a. Peneliti selanjutnya dengan tema yang sama diharapkan dengan mengkhususkan pada penyesuaian perceraian pada laki- laki desa yang bercerai dan pengaruh budaya di sekitar tempat tinggal terhadap penyesuaian perceraian. b. Penelitian berikutnya diharapkan menggunakan metode observasi sebagai alat pengumpul data. c. Peneliti berikutnya diharapkan melakukan pengambilan data tambahan dari orang – orang yang signifikan dengan partisipan dalam bentuk heteroanamnesa, yaitu mengumpulkan informasi dari pihak- pihak yang terkait Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. sperti keluarga, teman, serta dokumentasi pribadi seperti surat ataupun catatan harian subjek. d. Dalam penelitian ini hanya melibatkan dua orang sampel penelitian, untuk penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan sampel yang lebih banyak sehingga data yang diperoleh jauh lebih kaya. Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. DAFTAR PUSTAKA Amato, Paul, R. 2000. The consequences of divorces for adults and children. Journal of marriage and the family, vol.62, No. 4. Diakses 6 September 2008. http:www.jstor.orgstable1566735 Atwater, S. 1983. Psychology of adjustment personal growth in changing worth: second sdition. New Jersey: Prantice Hall. Beard, A. Victoria., Dasgupta, Aniruddha. 2006. Collective action and community-driven development in rural and urban Indonesia, vol. 43, No.9, 1451-1468. Diakses 31 Oktober 2008. http:usj.sagepub.comcgicontentabstract4391451 . Bratberg, Espen., Tjotta , Sigve. 2006. income effect of divorce infamilies with dependent children…………….. Cohen, Orna., Savaya, Rivka. 2003. Adjustment to divorce : a preliminary study among muslim arab citizen of Israel, vol. 42, No. 2. Diakses 25 Oktober 2008. Creswell, J.W. 1994. Research Design Qualitative Quantitative. Jakarata: PT. Raja Grafindo Persada. Degenova, Mary. Kay. 2008. Intimate Relationship Marriage and Families. United States : McGraw-Hill. Duvall, E. M., Miller, C. M. 1985. Marriage and Family Development 6th ed. New York: Harper Row Publishers. Gunarsa, D. Gunarsa. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: BPIC. Gunung Mulia. Hesniyanto, Yusman. 2002. Geografi SMA kelas XII. Jakarta : Yudhistira Hurlock, E. B. 1999. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Lemme, B. H. 1995. Development in Adulthood. USA: Allyn Bacon. Listiani, dkk. 2002. Gender dan Komunitas Perempuan Pedesaan. Medan : Bitra Indonesia. Lorenz, O.F., Wickrama, K.A.S., Conger, R.D., Eder, G.H. 2006. The Short Term and Decade –Long Effects of Divorce on Women’s Midlife Health. Albany : Journal of health and Social Behavior. on-line Moleong, L.J., 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan ke duapuluh satu. Bandung: PT Remaja Rodakarya Offset. Poerwandari, K. 2007. Pendekatan Kualitati untuk Penelitian Perilaku Manusia. Jakarta : LPSP3 UI. Papalia, D.E., dkk. 2001. Human Development. Eight Edition. New York: Mc Graw-Hill Companies. Sajogyo, Pudjiwati. 1996. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Stewart, A. Clarke., Brentano, Cornelia. 2006. Divorce cause and consequences. London: Yale University Press Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Williams, kristi., Dunne Alexandra. 2006. Divorce and Adult Psychological Well-Being: Clarifying the Role of Gender and Child Age. Minneapolis: journal of marriage and family. on-line Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. LAMPIRAN Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. PEDOMAN WAWANCARA

A. Gambaran pernikahan sebelum bercerai: