Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Perceraian 1. Pengertian Perceraian
Perceraian merupakan akumulasi dari penyesuaian pernikahan yang buruk, dan terjadi bila antara suami dan istri sudah tidak mampu lagi mencari cara
penyelesaian masalah yang dapat memuaskan kedua belah pihak. Banyak pernikahan yang tidak mendatangkan kebahagiaan tetapi tidak diakhiri dengan
perceraian karena pernikahan tersebut didasari oleh pertimbangan agama, moral, kondisi ekonomi dan alasan lainnya, tetapi banyak juga pernikahan yang diakhiri
dengan perpisahan dan pembatalan secara hukum maupun dengan diam-diam dan ada juga yang salah satu suamiistri meninggalkan keluarga Hurlock, 1999.
Menurut Atwater 1983 perceraian adalah terputusnya pernikahan, biasanya bersamaan dengan penyesuaian psikologis, sosial dan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas perceraian didefinisikan berakhir atau putusnya suatu ikatan pernikahan dikarenakan penyesuaian pernikahan yang buruk dan
melibatkan penyesuaian secara sosial, ekonomi, maupun psikologis. Teori ini akan digunakan untuk mengidentifikasi subyek penelitian yaitu wanita desa yang
telah bercerai.
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
B. Proses Perceraian 1. Perceraian Secara Legal
Pasangan akhirnya memutuskan bahwa mereka akan berpisah dan memutuskan untuk bercerai. Salah satu atau pasangan yang lainnya akan
mengemasi barang- barang milik mereka dan meninggalkan rumah. Setelah itu pasangan ini akan dihadapkan dengan konsekuensi atas keputusan mereka. Priode
ini akan menghadapkan mereka dengan kenyataan bahwa mereka sudah terpisah secara fisik dan biasanya ditandai dengan level distress yang tinggi. Pada
kenyataannya, kebanyakan individu pada masa sebelum dan sesudah berpisah merupakan masa- masa yang lebih stres dibandingkan saat perceraian telah
diputuskan. Salah satu tugas yang dilalui selama masa perpisahan adalah perceraian
secara resmi. Terdapat tiga tahap yang dilalui dalam proses perceraian secara resmi, yaitu: mengurus perceraian, pengaturan keuangan, dan hak asuh anak. jika
kedua pasangan setuju dengan segala suatu hal yang diputuskan maka proses akan berlangsung dengan sederhana dan lancar.
Mengurus perceraian merupakan tugas pertama yang dilakukan dalam perceraian secara resmi yang berkaitan dengan pengurusan perceraian ke
pengadilan. Masing- masing pasangan akan mencari pengacara yang menjadi pendampingan mereka untuk mengurus perceraian ini.
Pengaturan keuangan setelah bercerai merupakan hal yang penting. Pasangan yang telah bercerai akan berbagi harta yang mereka miliki selama
pernikahan berlangsung. Namun, untuk membagikan harta tersebut bukanlah hal
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
yang mudah. Salah satu pasangan bisa saja tidak setuju dengan pembagian tersebut, karena sulit untuk membuktikan harta benda yang dimilki setelah
menikah dan sebelum menikah. Jika terjadi ketidaksetujuan, proses ini akan memakan waktu lama dan selalu tidak berakhir dengan pembagian yang
seimbang. Pembagian harta benda setelah bercerai juga menjadi sulit karena adanya perbedaan kebutuhan wanita dan pria setelah bercerai. Wanita seringnya
menginginkan anak dan rumah, dengan kata lain suami bebas dari tanggung jawabnya seperti pengasuhan anak, pajak rumah tetapi seringnya lelaki tidak
mendapat rumah. Pengasuhan anak dan hak untuk mengunjungi anak merupakan hal lebih
kompleks dibandingkan dengan pengaturan keuangan. Kedua orang tua menginginkan untuk mengasuh anaknya. Kedua orang tua juga menginginkan
untuk memiliki kontrol lebih terhadap anak- anak dan ingin bebas dari gangguan mantan pasangannya, tetapi masing- masing pasangan mungkin akan melakukan
usaha- usaha yang lebih dari mantan pasangannya. Jika pasangan yang bercerai dapat membuat keputusan mengenai hak asuh, maka pengadilan akan
meresponnya, sebaliknya, jika pasangan yang bercerai tersebut tidak dapat berkompromi mengenai hak asuh anak, maka pengadilan akan mengambil
langkah- langkah hukum. Teori mengenai perpisahan digunakan untuk melihat proses legal,
pembagian keuangan, dan hak asuh anak setelah bercerai.
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
C. Penyesuaian Perceraian 1. Penyesuaian Perceraian