Obeservasi Umum Partispan II

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. yang bisa menghasilkan uang. Dalam satu hari pengahasilan partisipan mencapai Rp 15.000,00 atau Rp 20.000,00. Begitu juga dengan anak putri tertua partisipan, setelah kedua orang tuanya bercerai, ia bekerja mengupas pinang, terkadang menguspas kelapa untuk uang jajannya sehari- hari

c. Obeservasi Umum Partispan II

Tabel 4. Waktu Wawancara Partisipan II No Partisipan HariTanggal Wawancara Waktu Wawancara Tempat Wawancara Kegiatan 2 Misna 22 Maret 2009 12.30-14.00 Rumah sepupu partisipan 0pening Rapport, inform concern, Body pertanyaan utama dan probing 2 Misna 23 Maret 2009 13.00-14.00 Rumah orang tua partisipan Pertanyaan utama, probing, dan kredibilitas. 3 Misna 13 April 2009 14.00-16.00 Rumah sepupu partisipan Probing dan kredibilitas penelitian, closing Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Peneliti mengenal partisipan II dari teman peneliti yang merupakan keluarga dekat partisipan II. kedatangan peneliti sudah diketahui sebelumnya oleh partisipan II karena teman partisipan II sebagai informan sudah memberitahukan kepada partisipan II maksud dan tujuan dari penelitian. Pertemuan pertama dengan partisipan II adalah uapaya peneliti untuk membangun rapport. Partisipan II membangun rapport dengan memperkenalkan diri kepada partisipan II, walaupun partisipan II sudah mengetahui, peneliti kembali menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian dan menanyakan kesediaan partisipan II. peneliti juga mengajukan inform concern dan menjelaskan maksudnya dan partisipan II bersedia menndatanginanya. Setelah menandatangi inform concern, wawancara I dimulai. Wawancara beralangsung tanggal 22 Maret pukul 12.30 sampai 14.00, pada hari itu partisipan II baru pulang kerja. Ia menggunakan kaos putih dengan corak berwarna biru dan celana yang panjangnya sampai di bawah lutut. Tidak ada perhiasan yang digunakan partisipan II. Rambut partisipan II disanggul kebelakang. Wawancara I berlangsung di ruuang tamu sepupu partisipan II. Ruang tamu in berukuran 4x3 dengan empat kursi yang disusun menghadap mena tamu. Selama wawancara berlangsung partisipan II duduk saling berhadapan dengan peneliti yang batasi oleh meja tamu. Tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab partisipan II selama wawancara berlangsung. Sesekali partisipan II melihat keluar jendela saat menjawab pertanyaan sambil memegang pegangan kursi. Ada sedikit gangguan selama Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. wawancara. Selama wawamcara berlangsung, pintu ruang tamu dikunci sehingga saat anak partisipan II datang hanya bisa mengintip dari jendela. Anak partisipab II merengek memanggil partisipan II, namun partisipan II mengabaikannya dan menyuruh pergi, akhirnya anak partisipan II berteriak dan menangis. Partisipan II keluar dan memarahi anaknya, kemudian ia memujuknya dengan memberi uang jajan dan mengancam akan dipukul jika datang lagi, setelah itu anak partisipan II pergi bermain kembali. Wawancara kedua awalnya berlangsung di rumah partisipan II. Rumah partisipan II berukuran 6x 5 m yang terdiri ruang tamu, dua kamar disi kanan ruang tamu dan dinding pembatas ke bagian dapur. Pada ruang tamu partisipan II terdapat dua buah kursi palstik dan satu meja diantara kedua kursi, selain itu ada juga lemari yang memajang gambar- gambar anak- anaknya, partisipan, suami, dan foto pernikahan mereka. Atap rumah partisipan II menggunakan seng sehingga memebuat udara menjadi panas, oleh karna itu, partisipan II menyarankan untuk pindah ke rumah orang tuanya, yang letaknya disebelah kanan rumah partsipan II. Rumah orang tua partispan II berdinding dan beratap tepas dengan ukuran kira- kira 4x 6 meter sehingga udara tidak terlalu panas. Tidak ada kursi tamu di ruang tamu, hanya tikar berwarna coklat di lantai dan lemari yang memajang foto- foto. Dibalik lemari terdapat tempat tidur dan pada saat itu orang tua partsipan II sedang istirahat di tempat itu. Wawancara kedua beralangsung pada tanggal 23 Maret 2009 pukul 13.00- 14.00 Selama wawancara berlangsung, partisipan II duduk saling berhadapan di Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. atas tikar di lantai ruang tamu. Pintu ruang tamu yang terbuka membuat suasana menjadi semakin nyaman. Sama dengan wawancara yang pertama tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab partisipan II. semua pertanyaan dijawab partisipan II. Partisipan II juga bercerita banyak mengenai pernikahannya dengan mantan suaminya. Pada pertengahan wawancara ada sedikit gangguan. Tidak jauh berbeda dengan wawancara pertama, anak partisipan datang dan mengintip dari depan pintu rumah. Awalnya partisipan mengabaikannya dan menyuruhnya pergi sambil melambaikan tangan, namun anak partisipan terus memanggilnya dan merengek minta uang jajan. Akhirnya partisipan II keluar dan memukul anaknya, kemudian memberinya uang dan sambil menangis anaknya pergi. Setelah itu wawancara kembali dilanjutkan. Pada penghujung wawancara, peneliti bertanya mengenai hubungan partisipan dengan mantan mertuanya. Berbeda dengan jawaban sebelumnya, partisipan II menceritakan masalah ini dengan nada suara yang pelan, bahkan terkadang sangat pelan dan sekitar lima menit ia bercerita, partisipan II menangis. Hal ini karena ia sangat kecewa dengan mantan mertuanya. Orang tua partisipan II yang saat baru saja bangun, juga ikut menjawab dan menceritakan mantan besannya. Wawancara ketiga berlangsung pada tanggal 13 April pukul14.00- 16.00 wib di rumah sepupu partispan II, tempat wawancara pertama dilakukan. Tidak yang berubah dari ruang tamu rumah sepupu partisipan II. Pintu yang ada di ruang tamu juga masih tertutp sama saat wawancara pertama dialakukan. Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Tidak ada kondisi fisik yang berubah dari partisipan II. pada hari itu partisipan II menggunakan kemeja longgar dengan corak hitam , biru, dan abu- abu dengan celana pendek sampai lutut yang berwarna hitam dan rambut yang dianggul kebelakang. Berbeda dengan wawancara sebelumnya, wawancara ketiga berlangsung tanpa ada gangguan dari anak partisipan II. Selama wawancara partisipan II duduk berhadapan dengan peneliti yang dibatasi dengan meja tamu. Partisipan II menjawab pertanyaan peneliti sambil menatap peneliti tetapi sesekali partisipan II menjawab sambil menatap keluar jendela. Sesekali partisipan II duduk bersandar dan sesekali ia menegakkan badanya selama wawancara.

d. Gambaran Pernikahan Sebelum Bercerai