Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
pekerjaanya pada malam hari. Partisipan I menambah pekerjaan sebagai tukang cuci di rumah- rumah yang masih berada disekitar desa tersebut, pekerjaan ini ia
lakukan setelah bercerai dari suaminya untuk menambah penghasilan. Penghasilan partisipan I tidak menentu karena tergantung dengan jumlah ceting
atau stek yang didapatnya. Namun, setiap harinya rata- rata ia berpenghasilan Rp 15.000- Rp 20.000.
c. Obeservasi Umum Partispan I
Tabel 2. Waktu Wawancara Partisipan I
No Partisipan HariTanggal Wawancara
Waktu Wawancara
Tempat Wawancara
Kegiatan
1 Mai
Sabtu 21 Februari
2009 18.00–
18.20 Rumah
partisipan Rrapport
dengan partisipan
2 Mai
Sabtu 21 Februari
2009 20.00-
20.10 Rumah
partisipan Rapport,
penjadwalan, inform concern.
1 Mai
Minggu 22 Februari
2009 19.30-
20.45 Rumah
partisipan Pertanyaan utama,
probing
2 Mai
Kamis 19 Maret 2008
20.00- 21.00
Rumah partisipan
Pertanyaan utama, probing, dan
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
kredibilitas data 3
Mai Jumat 3
April 2008 10.00-
12.00 Rumah
partisipan Probing,
kredibilitas data, dan closing
Peneliti mengenal Partisipan I dari seorang kerabat dekat peneliti yang merupakan tetangga partisipan I. Pertemuan pertama dengan partisipan I, peneliti
ditemani dengan kerabat dekat peneliti dan berlangsung di rumah partisipan I. Pertemuan pertama I ini adalah upaya yang dilakukan peneliti untuk membangun
rapport dan juga menjelaskan kedatangan peneliti ke rumah partisipan I. Selain itu, peneliti juga ingin memastikan kesedian partisipan I untuk menjadi subjek
penelitian. Petemuan pertama ini dilakukan tanggal 21 Februari 2009 pukul 18.00
WIB. Pada pertemuan tersebut, partisipan I sedang bersiap- siap untuk mandi karena partisipan I baru saja pulang dari sawah mengumpulkan sisa padi. Pada
pertemuan tersebut, partisipan I mengenakan baju berwana putih polos dengan celana abu- abu yang panjangnya sampai di bawah lutut. Mengingat pertemuan ini
hanya untuk meminta persetujuan partisipan I, maka peneliti membangun rapport dengan partisipan I. Peneliti menjelaskan tentang penelitian ini, tujuan dari
penelitian, apa saja keterlibatan partisipan I dalam penelitian ini. Setelah menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian, partisipan I tidak ada menyatakan
persetujuan dan hanya mengatakan ia, kemudian partisipan I mengatakan bahwa
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
ia akan pergi mandi dan partisipan I menyarankan untuk kembali pada malam hari saja karena ia sudah sangat lelah dan waktu maghrib sudah dekat .
Malam harinya, pada pukul 20.00 peneliti kembali mendatangi untuk memastikan kesediaan partisipan I. Pertemuan kedua dengan partisipan I
berlangsung di tempat partisipan I bekerja menyuci. Peneliti kembali menjelaskan kepada partisipan I tujuan dan keterlibatan partisipan I pada penelitian. Setelah
kurang lebih 10 menit berbincang, partisipan I akhirnya menyetujui dan menentukan jadwal pertemuan untuk mengadakan wawancara pertama. Peneliti
juga mengajukan inform concern kepada partisipan I. Awalnya partsipan I menolak, namun setelah dijelaskan akhirnya partisipan I setuju dan
menandatanganinya. Wawancara pertama yang merupakan pertemuan ketiga berlangsung pada
tanggal 22 Februari, 2009 pada pukul 19.30 – 20.45 di rumah partisipan I. Pada wawancara pertama partisipan I mengenakan kemeja lengan pendek berwarna biru
muda dengan celana pendek berwarna coklat muda yang panjangnya sampai di bawah lutut. Pada saat itu, partisipan I berdua dengan anaknya di rumah, tetapi
selama wawancara berlangsung anak partisipan I sedang tidur di kamar. Wawancara pertama ini dilakukan di ruang tamu rumah partisipan I yang
berukuran kurang leibh 3 x 3 m. Selama wawancara berlangsung, peneliti dan partisipan I duduk saling berhadapan di kursi tamu dan dibatasi oleh meja.
Kondisi rumah pada malam itu hening, alat-alat elektronik, seperti TV, VCD, atau radio tidak ada yang dihidupkan. Jendela rumah semua sudah tertutup rapat,
kecuali pintu utama yang masih terbuka. Di dinding ruang tamu tepajang beberapa
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
hiasan, tulisan nama- nama anak partisipan dan satu buah foto pernikahan partisipan I dengan mantan suaminya.
Pada awal wawancara, partisipan I hanya menjawab dengan singkat pertanyaan peneliti dan beberapa kali menggenggam kedua tangannya, namun
tidak terlalu erat sambil mengerak-gerakannya. Sambil duduk bersandar di bantalan kursi sesekali partisipan I melihat keluar pintu rumah saat menjawab
pertanyaan dari peneliti. Saat peneliti menanyakan rasa rindu kepada suaminya ia tidak memberi jawaban begitu juga saat partisipan bertanya mengenai bantuan
yang diberikan oleh keluarga. Wawancara kedua dilakukan tanggal 19 Maret 2009, pukul 20.00- 21.00
WIB di tempat yang sama dengan wawancara pertama, yaitu di ruang tamu rumah partisipan I. Kondisi rumah partisipan I pada malam itu berbeda dengan
wawancara pertama, tetapi perabotan masih belum berubah, hanya saja kursi dan meja ruang tamu dirapatkan ke dinding. Saat wawancara kedua anak bungsu
partisipan I sedang sakit dan tidur di lantai ruang tamu sedangkan partisipan I duduk disamping anaknya. Malam itu partisipan I menggunnakan celana abu- abu
polos dengan panjang sampai di bawah lutut dan kaus berwarna hijau. Selama wawancara berlangsung peneliti duduk saling berhadapan dengan partisipan I di
lantai ruang tamu. Sama dengan wawancara pertama, pada awal wawancara partisipan I
menjawab pertanyaan hanya dengan singkat dan saat partisipan I meminta untuk menggambarkan kondisi rumah tangga sebelum bercerai, dengan sedikit senyum
partisipan I menjawab biasa saja dan tidak ada pertengkaran. Hal ini berbeda
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
dengan wawancara sebelumnya. Peneliti mengalihkan pertanyaan dan partisipan I juga sudah tidak lagi menjawab dengan singkat. Saat peneliti mempertanyakan
kembali kondisi rumah tangganya, partisipan I mengatakan ia sering bertengkar dengan suaminya. selama wawancara partisipan I tidak berpindah dari tempat
duduknya. Sesekali saat menjawab pertanyaan partisipan I menatap keluar pintu rumah yang terbuka pada malam itu.
Wawancara ketiga berlangsung pada tanggal 3 April 2009 di rumah partisipan I. Berbeda dengan wawancara sebelumnya, wawancara ketiga
dilakukan siang hari pukul 10.00 – 10.30 tidak ada yang berubah dari perbotan partisipan I saat wawancara pertama hanya saja susunan kursi tamu tertata dan
jendela ruang tamu saat itu terbuka semua. Suasana rumah sangat heing, tidak ada satupun alat elektronik yang dihidupkan. Anak partispan I saat itu sedang sekolah
sehingga selama wawancara berlangsung hanya partisipan I dan peneliti di dalam rumah.
Selama wawancara berlangsung partisipan I dan peneliti duduk di kursi ruang tamu dan duduk bersebelahan namun saling berhadapan. Berbeda dengan
wawancara sebelumnya, pada awal wawancara partisipan I tidak menjawab pertanyaan dengan singkat. Sesekali partsipan I menggerakan tangganya sambil
menjawab pertanyaan partisipan I. Baju kaos warna putih bercorak biru dengan celana coklat yang panjanganya sampai bawah lutut menjadi pakaian yang
dikenakan partsipan I pada hari itu. Wawancara berlangsung lancar, tidak ada pertanyaan yang tidak dijawab
oleh partisipan I, namun saat partisipan I menceritakan perselingkuhan suaminya,
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
sambil menatap peneliti, nada suara partisipan I berubah tinggi dan sedikit bergetar. Saat peneliti mengganti topik pembicaraan partisipan I kembali tenang
dan saat menyinggung masalah suami yang tidak bertanggung jawab dan perselingkuhan mantan suaminya, partisipan I kembali menjawab dengan nada
tinggi dan bergetar.
d. Gambaran Pernikahan Sebelum Bercerai