Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
metode utama dan observasi pada saat wawancara dilakukan dengan alasan yang akan diuraikan selanjutnya.
1. Wawancara
Wawancara menurut Moleong 2005 adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara kualitatif dilakukan
bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna partisipantif yang dipahami individu, berkenaan dengan topik yang diteliti dan
bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain.
Patton dalam Poerwandari, 2001 membedakan tiga pendekatan dasar wawancara dalam memperoleh data kualitatif yaitu wawancara informal,
wawancara dengan pedoman umum, dan wawancara dengan pedoman terstandar terbuka. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum,
yaitu mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara mendalam in- depth interview. Banister 1994 menjelaskan bahwa wawancara mendalam adalah wawancara yang tetap menggunakan pedoman
wawancara, namun penggunaannya tidak sekedar wawancara terstruktur. Pedoman wawancara berisi open-ended question yang bertujuan agar arah
wawancara tetap sesuai dengan tujuan penelitian Poerwandari,2001.
Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009.
Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori dari Stewart Brentano 2006 mengenai proses perceraian dan faktor- faktor yang mempengaruhi
penyesuaian percerian, teori mengenai penyesuaian perceraian oleh Dogenova 2008. Stewart Brentano 2006 mengemukakan bahwa perceraian merupakan
peristiwa yang kompleks dan merupakan proses yang berlangsung lama. Berdasarkan teori-teori inilah, pedoman wawancara disusun untuk
memperoleh data tentang penyesuaian setelah perceraian pada wanita desa yang bercerai. Tema –tema yang dapat menjadi pedoman wawancara adalah tentang
gambaran pernikahan partisipan sebelum bercerai latar belakang pernikahan dan konflik- konflik dalam rumah tangga, perceraian proses legal perceraian,
penyesuaian perceraian penyesuaian perceraian terhadap trauma emosional, penyesuaian sikap masyarakat terhadap perceraian, penyesuaian terhadap
kesendirian dan social readjustment, penyesuaian terhadap pengaturan orang tua, penyesuaian terhadap keuangan, penyesuaian terhadap perubahan tanggung
jawab dan peran kerja, penyesuaian terhadap kontak dengan mantan pasangan, penyesuaian terhadap hubungan dengan keluarga dan faktor- faktor yang
mempengaruhi penyesuaian perceraian.
2. Observasi