Kualitas individu Kebebasan Setelah Bercerai

Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Frekuensi hubungan dengan mantan mertua setelah bercerai tidak lagi sesering seperti sebelum bercerai. wanita lebih baik dalam membina hubungan dengan mantan mertua daripada pria. Teori penyesuaian perceraian pada individu yang bercerai akan digunakan untuk mengetahui penyesuaian perceraian pada wanita desa yang bercerai.

2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Perceraian

setiap individu berbeda dalam mengahadapi perceraiannya. Stewart Brentano 2006 mengemukakan delapan hal yang mempengaruhi cepat dan baiknya individu yang bercerai menyesuaikan diri terhadap perceraiannya, yaitu :

a. Kualitas individu

Salah satu kualitas individu yang mempengaruhi penyesuaian seseorang terhadap perceraian, yaitu usia saat perceraian terjadi. Individu yang memiliki usia yang lebih tua lebih mengalami distress karena perceraian dan menghadapi waktu yang sulit untuk melakukan penyesuaian terhadap perceraian daripada individu yang lebih muda. Beberapa penelitian menunjukkn bahwa bahwa kaitan usia dengan penyesuaian terhadap perceraian sangat beragam. Terdapat beberapa bukti bahwa perceraian wanita lebih mudah pada usia tiga puluhan. Pada longitudinal study, beberapa tahun setelah bercerai, wanita yang bercerai pada usia tiga puluhan lebih bahagia, less lonely, ekonomi yang mencukupi, dan mengalami peningkatan psychological functioning. Wanita yang bercerai pada usia yang lebih tua, tidak terlalu memiliki keuangan yang adekuat dan hubungan cinta yang stabil. Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Setengah dari mereka mengalami depresi secara klinis dan seluruhnya mengalami kesepian. Individu yang memilki gangguan mental atau antisocial personality akan lebih sulit melakukan penyesuaian terhadap perceraian. Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pendidikan tinggi dan kesehatan mental yang bagus lebih baik untuk melakukan penyesuaian terhadap perceraian. Sikap terhadap pernikahan, keluarga, dan masalah perceraian juga mempengaruhi. Wanita yang bercerai lebih mudah melakukan penyesuaian terhadap perceraian jika mereka tidak terlalu mengindentifikasikan sebagai ibu atau istri. Individu yang menyakini bahwa pernikahan merupakan suatu yang permanen, penting, dan merupakan suatu kegagalan moral akan lebih mudah merasakan stres dan depresi saat bercerai.

b. Kebebasan Setelah Bercerai

Bagi individu yang memilki banyak masalah dalam pernikahannya, distress relatif tinggi selama masa pernikahan dan akan meningkat tajam sebelum bercerai, kembali menurun tajan setelah bercerai kemudian meningkat lagi dan tetap tinggi. Sebaliknya, individu yang bahagia selama masa pernikahan, distress relatif rendah selama masa pernikahan dan akan terjadi sedikit peningkatan sebelum bercerai, kemudian meningkat tajam setelah bercerai dan pada akhirnya individu tersebut akan mengalami peningkatan kesehatan psikologis. Individu yang memilki pernikahan yang buruk akan sulit untuk melakukan penyesuaian terhadap perceraian dibandingkan dengan individu yang bahagia selama pernikahnnya. Fashihatin : Penyesuaian Perceraian Pada Wanita Desa Yang Bercerai, 2009. Pada sebuah studi menemukan bahwa wanita yang menjadi korban kekerasan dalam pernikahannya, yang terluka secara emosional dan psikologis atau suami yang tidak setia lebih mengalami depresi secara klinis dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami kekerasan selama menikah.

c. Cara Pernikahan Berakhir