29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan sedotan steril atau cork borer dan dipindahkan ke media NA yang berisi bakteri uji. Media diinkubasi pada suhu ruang selama 3 hari. Aktivitas antibakteri
kapang endofit dilihat dari zona hambat yang terbentuk Elfina et al., 2014.
3.3.5 Karakterisasi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri
Karakterisasi kapang endofit dilakukan baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Pengamatan makroskopis dilakukan dengan mengamati bentuk dan
pertumbuhan koloni meliputi warna dan permukaan koloni granular, seperti tepung, menggunung, licin, tekstur, lingkaran-lingkaran konsentris konsentris
atau tidak konsentris, warna balik koloni reverse color, tetes eksudat, dan diameter pertumbuhan koloni kapang cmhari Ilyas, 2007 dan Ariyono et al.,
2014. Karakterisasi mikroskopik dilakukan dengan cara : bagian hifa kapang
dipindahkan ke bagian pinggir agar PDA ukuran 1 x 1 cm
2
yang diletakkan pada kaca objek dan ditutup dengan cover glass. Preparat tersebut ditempatkan pada
petri steril berisi sedikit aquades steril. Inkubasi selama 5 hari pada suhu ruang. Setelah masa inkubasi selesai, diamati secara mikroskopik dengan mikroskop
cahaya perbesaran 400 kali Yulia, 2005. Pengamatan mikroskopik meliputi sekat hifa bersekat atau tidak bersekat, pertumbuhan hifa bercabang atau tidak
bercabang, bentuk dan ornamentasi spora Ilyas, 2007 dan Ariyono et al., 2014.
3.3.6 Fermentasi Kapang Endofit yang Berpotensi sebagai Antibakteri
Hasil metabolit sekunder yang dihasilkan oleh kapang endofit dapat diperoleh melalui suatu proses fermentasi. Koloni kapang endofit yang telah
murni dan berpotensi sebagai antibakteri diambil menggunakan cork borer sebanyak 3 potongan isolat kapang endofit dan diinokulasi ke dalam 200 mL
media PDY Sinaga, 2009. Kemudian kultur tersebut diinkubasi secara kultur diam statis pada suhu ruang selama 14 hari Sugijanto et al., 2014. Suspensi
koloni kapang endofit yang diperoleh dari proses fermentasi disentrifugasi 3000 rpm selama 15 menit, pisahkan supernatan dari biomassa. Supernatan diambil
untuk digunakan sebagai larutan uji Atika, 2007.
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.3.7 Cek kemurnian Bakteri Uji
Pengamatan bakteri uji dilakukan baik secara makroskopik dan mikroskopik. Pengamatan makroskopik bakteri uji dilakukan dengan mengamati
morfologi dan pertumbuhan koloni, meliputi bentuk, warna, dan bagian tepi koloni Handayani, 2007.
Pengamatan mikroskopis dilakukan dengan metode pewarnaan Gram. Langkah metode pewarnaan Gram adalah sebagai berikut : preparat uji dioleskan
bakteri setipis mungkin, kemudian difiksasi dengan cara dilewatkan di atas nyala api sebentar untuk melekatkan bakteri. Preparat tersebut diwarnai dengan larutan
kristal violet dan dibiarkan selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir selama 5 detik. Kemudian diteteskan larutan lugol diatas preparat biarkan selama 1 menit,
dicuci kembali dengan air mengalir. Preparat kemudian diteteskan dengan etanol 96 selama 30 detik sampai tidak ada lagi zat warna lugol, lalu dicuci kembali
dengan air mengalir. Preparat diteteskan larutan safranin selama 10-30 detik, kemudian dicuci kembali dengan air mengalir, dikeringkan dengan cara
diletakkan di atas kertas saring. Preparat diamati dengan mikroskop cahaya perbesaran 1000 kali Handayani, 2007. Pengamatan mikroskopis meliputi
bentuk dan warna bakteri. Jika sel berwarna ungu berarti bakteri uji termasuk bakteri Gram positif. Tetapi jika sel berwarna merah berarti bakteri uji termasuk
bakteri Gram negatif.
3.3.8 Uji Aktivitas Antibakteri