54
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Makroskopik Mikroskopik
Tampak Depan
Tampak Sebalik Perbesaran 400 x
Gambar 4.18 Karakterisasi Makroskopik dan Mikroskopik Isolat DTU 9 Dari 10 isolat kapang endofit yang telah diseleksi secara makroskopis,
sebagian besar berwarna putih dan hijau, tekstur berserabut dan seperti kapas, memiliki spora berwarna hijau tua dan oranye. Sedangkan, dari 10 isolat kapang
endofit yang telah diseleksi secara mikroskopik, sebagian besar memiliki hifa bersekat dan bercabang, dan spora berbentuk lonjong seperti batang.
4.1.5 Fermentasi Kapang Endofit
Fermentasi kapang endofit menggunakan medium PDY sebanyak 200 mL terhadap 10 isolat kapang yang aktif sebagai antibakteri. Fermentasi kapang
endofit dilakukan secara statis diam pada suhu ruang selama 14 hari. Alasan pemilihan waktu fermentasi disebabkan oleh produksi metabolit sekunder tejadi
secara optimum selama 14 hari untuk menghasilkan isolat yang mempunyai aktivitas antibakteri Mabrouk et al., 2008. Selama 14 hari, 10 isolat kapang
endofit yang di fermentasi diamati ada tidaknya kontaminan. Jika terdapat
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kontaminan maka isolat kapang tersebut tidak dilakukan dalam uji aktivitas antibakteri. Hasil fermentasi kapang endofit disentrifugasi dengan kecepatan 3000
rpm selama 15 menit. Supernatan yang dihasilkan dipisahkan dari biomassa dan digunakan sebagai larutan uji.
Fermentasi bertujuan untuk mensekresi senyawa metabolit sekunder yang terkandung dalam koloni kapang endofit. Proses fermentasi mikroba endofit
digunakan media cair karena fermentasi dengan media cair lebih efektif untuk memproduksi biomassa dan senyawa bioaktif dibandingkan fermentasi dalam
media padat Nurhidayah et al., 2014. Fermentasi kapang endofit menggunakan media PDY, karena dalam media ini mengandung sumber karbon yang berasal
dari kentang dan dextrose, serta ekstrak khamir sebagai sumber nitrogen. Media fermentasi harus mengandung nutrien untuk pertumbuhan, sumber energi,
penyusun substansi sel, dan biosintesis produk fermentasi. Komponen media yang paling penting yaitu sumber karbon dan nitrogen, karena sel-sel mikroba dan
produk fermentasi sebagian besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen, selain itu juga mengandung garam-garam organik serta beberapa vitamin dan mineral
Kusumaningtyas et al., 2010.
4.1.6 Cek kemurnian Bakteri Uji
Pengamatan bakteri uji bertujuan untuk mengetahui bahwa bakteri uji yang digunakan benar-benar murni dan tidak terkontaminasi, maka dilakukan
pengamatan secara makroskopik dan mikroskopik. Berikut adalah hasil pengamatan bakteri uji :
a Staphylococcus aureus Pengamatan makroskopik meliputi, koloni bakteri berbentuk bulat
dengan bagian pinggir rata dan berwarna kuning mengkilat dengan diameter sampai 1,3 mm. Pengamatan mikroskopis meliputi, sel bakteri berbentuk bulat
bergerombol seperti anggur, berwarna ungu dengan pewarnaan Gram dan merupakan bakteri Gram positif.
56
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Makroskopis Mikroskopis
Perbesaran 1000 x Gambar 4.19 Hasil Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Staphylococcus
aureus b Bacillus subtilis
Pengamatan makroskopis meliputi, koloni bakteri berbentuk bulat dengan bagian pinggir rata dan berwarna putih dengan diameter sampai 1,5
mm. Pengamatan mikroskopis meliputi, sel bakteri berbentuk batang berkelompok atau tunggal, berwarna ungu dengan pewarnaan Gram dan
merupakan bakteri Gram positif. Makroskopis
Mikroskopis
Perbesaran 1000 x Gambar 4.20 Hasil Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Bacillus subtilis
c Escherichia coli
Pengamatan makroskopik meliputi, koloni bakteri berbentuk bulat dengan bagian pinggir rata dan berwarna putih kekuningan dengan diameter
sampai 2,5 mm. Pengamatan mikroskopis meliputi, sel bakteri berbentuk
57
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
batang pendek berkelompok atau tunggal, berwarna merah dengan pewarnaan Gram dan merupakan bakteri Gram negatif.
Makroskopis Mikroskopis
Perbesaran 1000 x Gambar 4.21 Hasil Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Escherichia coli
d Shigella dysenteriae Pengamatan makroskopis meliputi, koloni bakteri berbentuk bulat
dengan bagian pinggir rata dan berwarna putih dengan diameter sampai 1,4 mm. Pengamatan mikroskopis meliputi, sel bakteri berbentuk batang
berkelompok atau tunggal, berwarna merah dengan pewarnaan Gram dan merupakan bakteri Gram negatif.
Makroskopis Mikroskopis
Perbesaran 1000 x Gambar 4.22 Hasil Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Shigella
dysenteriae
58
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengamatan mikroskopik bakteri uji dilakukan dengan menggunakan metode pewarnaan Gram untuk membedakan bakteri Gram positif dan Gram
negatif. Pada perwarnaan Gram ini, bakteri yang telah difiksasi dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca objek yang diwarnai dengan pewarna basa
yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna ini disebut pewarna primer primary stain. Selanjutnya pewarna dicuci dan pada
noda spesimen ditetesi iodin atau lugol yang merupakan mordant penajam. Setelah iodin atau lugol dicuci, baik bakteri Gram positif maupun Gram negatif
tampak berwarna ungu. Selanjutnya, noda spesimen dicuci dengan alkohol yang merupakan decolorizing agent senyawa peluntur warna yang pada spesies
bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen diwarnai kembali dengan safranin yang merupakan pewarna basa
berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang berwarna merah digolongkan ke dalam bakteri
Gram negatif Pratiwi, 2008. Perbedaan warna antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif
disebabkan oleh adanya perbedaan struktur pada dinding selnya. Dinding bakteri Gram positif banyak mengandung peptidoglikan, sedangkan bakteri Gram negatif
banyak mengandung lipopolisakarida. Kompleks crystal violet-iodin yang masuk ke dalam sel bakteri Gram positif tidak dapat dicuci oleh alkohol karena adanya
lapisan peptidoglikan yang kokoh pada dinding sel, sedangkan pada bakteri Gram negatif, alkohol akan merusak lapisan polisakarida. Kompleks crystal violet-iodin
pada bakteri Gram negatif dapat dicuci dan menyebabkan sel bakteri tampak transparan, yang akan berwarna merah setelah diberi safranin Pratiwi, 2008.
Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis dapat mempertahankan warna ungu sehingga merupakan bakteri Gram positif, sedangkan Escherichia coli dan
Shigella dysenteriae kehilangan warna ungu dan berwarna merah setelah diteteskan safranin sehingga merupakan bakteri Gram negatif.
59
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.1.7 Data Kurva Pertumbuhan Bakteri Uji