Metode Difusi Uji Aktivitas Antimikroba

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kromosom yang sangat panjang menjadi bentuk spiral hingga bisa muat dalam sel bakteri yang kecil. Antibiotik yang termasuk dalam kelompok ini adalah rifampisin dan golongan kuinolon.

2.4 Uji Aktivitas Antimikroba

Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi aktivitas antimikroba dalam produk alam terbagi menjadi dua kelompok, yaitu metode difusi dan dilusi. Metode difusi dikenal dengan teknik kualitatif karena metode ini hanya memberikan informasi mengenai ada atau tidaknya aktivitas antimikroba dalam suatu sampel uji. Sedangkan metode dilusi merupakan teknik kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengukur Konsentrasi Hambat Mininum KHM dan Konsentrasi Bunuh Minimum KBM Vanden Vlientink, 1991 dalam Valgas et al., 2007.

2.4.1 Metode Difusi

Pada metode ini, zat antimikroba yang akan ditentukan aktivitasnya berdifusi pada lempeng agar yang telah diinokulasi mikroba uji. Dasar pengamatannya adalah dengan melihat ada atau tidaknya zona hambat pertumbuhan mikroba Lorian, 1980. Metode difusi dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Metode disc diffusion tes Kirby BauerMetode cakram Pada metode ini, kertas filter cakram dengan diameter ± 6 mm, berisi senyawa uji yang ditempatkan pada permukaan yang sebelumnya telah diinokulasi dengan mikroba uji. Kemudian, diinkubasi pada suhu kamar 27- 29°C selama 1 sampai 2 minggu untuk fungi dan pada suhu 37°C selama 18- 24 jam untuk bakteri. Agen antimikroba akan berdifusi ke dalam agar dan menghambat pertumbuhan mikroba uji. Kemudian ada atau tidaknya zona hambat dapat diamati di sekeliling cakram Lorian, 1980. Pembacaan hasil percobaan didasarkan atas besarnya zona hambat yang terbentuk dan dinyatakan dalam tiga kategori Lorian, 1980 : 1. Zona hambat total : bila zona hambat yang terbentuk disekitar cakram terlihat jernih. 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Zona hambat parsial : bila di dalam zona hambat yang terbentuk masih terlihat adanya pertumbuhan beberapa koloni baru. 3. Zona hambat nol : bila tidak ada zona hambat yang terbentuk di sekitar cakram. Kriteria kekuatan daya hambat adalah sebagai berikut Davis dan Stout, 1971 : 1. Sangat kuat zona hambat 20 mm 2. Kuat zona hambat 10-20 mm 3. Sedang zona hambat 5-10 mm 4. Lemah zona hambat 5 mm b. Ditch-plate techniqueMetode parit Pada metode ini sampel uji berupa agen antimikroba yang diletakkan pada parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam cawan petri pada bagian tengah secara membujur. Mikroba uji maksimum 6 macam digoreskan ke arah parit yang berisi agen antimikroba Pratiwi, 2008. Lalu, diinkubasi pada suhu kamar 27-29°C selama 1 sampai 2 minggu untuk fungi dan pada suhu 37°C selama 18-24 jam untuk bakteri. Kemudian, diamati ada atau tidaknya zona hambat terhadap pertumbuhan mikroba uji disekeliling parit Lorian, 1980. c. Cup-plate techniqueMetode lubang atau cawan Metode ini serupa dengan metode disc diffusion, di mana dibuat lubang pada media agar yang telah ditanami dengan mikroorganisme. Pada lubang tersebut diberi agen antimikroba yang akan diuji Pratiwi, 2008. Lalu, diinkubasi pada suhu kamar 27-29°C selama 1 sampai 2 minggu untuk fungi dan pada suhu 37°C selama 18-24 jam untuk bakteri. Kemudian, diamati ada atau tidaknya zona hambat terhadap pertumbuhan mikroba uji disekeliling lubang Lorian, 1980.

2.4.2 Metode Dilusi

Dokumen yang terkait

Pemeriksaan Cemaran Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus aureus Pada Jamu Gendong Dari Beberapa Penjual Jamu Gendong

4 120 85

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi n-Heksana, Etilasetat Dan Etanol Daun Andong (Cordyline fruticosa Goepp.) Terhadap Bakteri Escherichia coli, Shigella dysenteriae Dan Staphylococcus aureus

19 107 84

Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla speciosa Blume) Menggunakan Metode Difusi Cakram

8 42 54

Isolasi, seleksi dan uji aktivitas antibakteri mikroba endofit dari daun tanaman garcinia benthami pierre terhadap staphylococcus aureus, bacillus subtilis, escherichia coli, shigella dysenteriae, dan salmonella typhimurium

1 55 0

Isolasi, Seleksi dan Uji Aktivitas Antibakteri Mikroba Endofit dari Daun Tanaman Garcinia benthami Pierre terhadap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis, Escherichia coli, Shigella dysenteriae, dan Salmonella typhimurium

0 9 116

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

1 9 13

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

0 4 16

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

1 4 8

II. TINJAUAN PUSTAKA AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

0 8 24

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PARIJOTO (Medinilla speciosa) TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus.

0 6 25