4. Mampu memberikan gambaran tentang tingkat ketelitian suatu penelitian.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan ukuran sampel bagi suatu penelitian adalah sebagai berikut :
1. Derajat keseragaman homogeneity populasi, makin homogen populasi
makin kecil sampel yang dibutuhkan. Jika populasi homogen sempurna maka satu individu dari anggota populasi sudah cukup representatif untuk
diteliti. Sebaliknya apabila populasi hereogen sempurna maka sampel harus sebesar populasi agar represenaif.
2. Tingka ketelitian presisi yang dikehendaki, makin tinggi tingkat ketelitian
yang diinginkan maka makin besar sampel yang diperlukan, sampel yang besar maka tingkat kesalahan rendah.
3. Analisis yang direncanakan, mungkin saja ukuran sampel sudah sesuai
dengan tingkat ketelitian yang diinginkan tapi jika dikaitkan dengan cara analisis yang akan dilakukan ternyata belum mencukupi.
4. Tenaga, Biaya dan Waktu : keterbaasan tenaga, biaya dan waktu sering
memaksa peneliti menyesuaikan ukuran sampel walaupun kadang-kadang tingkat ketelitian perlu dikorbankan.
3.3.6. Metode Analisis Faktor
Analisis faktor adalah suatu metode yang dirancang untuk menganalisa korelasi yang terjadi dari sekumpulan variabel. Korelasi antara variabel tersebut
dimanfaatkan untuk membentuk variabel baru masing-masing terdiri satu atau
Universitas Sumatera Utara
lebih variabel awal. Variabel baru tersebut dinamakan faktor dan jumlahnya lebih kecil dibanding variabel awal.
Ide dasar dari analisis faktor ditemukan oleh Francis Galton dan Charles Spearman yang dikembangkan oleh para psikolog dalam usaha untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam tentang kemampuan mental manusia human mental ability. Adapun fungsi umum yang dapat diberikan oleh analisis faktor
adalah sebagai berikut : 1.
Mengurangi jumlah variabel penelitian dengan tetap menggunakan informasi yang telah diperoleh sebanyak mungkin. Jumlah variabel awal
dapat dikurangi menjadi sejumlah variabel yang lebih sedikit dengan mempertimbangkan sebahagian variasi.
2. Memberikan perbedaan kualitatif dan kuantitatif pada jumlah data yang
relatif besar. Analisis faktor berusaha untuk menyempurnakan hubungan yang
kompleks dan beragam dalam sekumpulan variabel yang diteliti dengan menemukan dimensi atau faktor umum yang menghubungkan variabel-variabel
yang tampaknya tidak berhubungan sehingga memberikan pemahaman terhadap struktur pokok.
Gambaran mengenai esensi dari analisa faktor menurut Dillon dan Goldstein adalah seperti contoh berikut :
Misalnya terdapat sembilan variabel yaitu X
1,
X
2,
X
3,
…, X
9
yang saling berkorelasi dan mengelompok pada tiga faktor yang tidak dapat diamati. Variabel
X
1,
X
3,
X
4
dan X
6
terlihat berkelompok yang mana berarti variabel-variabel
Universitas Sumatera Utara
tersebut memiliki kerelasi yang tinggi satu sama lain dan membentuk faktor pertama. Demikian juga variabel X
2,
X
7
secara terpisah membentuk faktor kedua serta variabel X
5,
X
8,
X
9
membentuk fakor ketiga. Jadi setiap kumpulan variabel dapat dianggap mencerminkan dimensi laten. Penelitian selanjutnya cukup
mempertimbangkan tiga faktor tersebut. Adapun beberapa keuntungan dari analisis faktor adalah sebagai berikut :
1. Analisis faktor menganalisa sesuatu fenomena dengan data yang sangat
besar . 2.
Analisis faktor mudah diaplikasikan dan dapat digunakan ilmuan dari berbagai disiplin ilmu.
3. Analisis faktor dapat digunakan sebagai supplemen fleksibel dalam
penelitian yang melibatkan pengumpulan, pengolahan dan analisis berbagai macam data.
4. Analisis faktor mempuyai struktur matematik yang berkaitan dengan
penanganan statistik secara luas. Hal ini akan memberikan kepuasan teoritis untuk mengintegrasikan berbagai macam hasil.
5. Analisis faktor mempuyai suatu persamaan yang dapat menggambarkan dan
memperkirakan perilaku. Persamaan yang ada dibentuk bukan untuk masalah khusus akan tetapi dibentuk untuk menginterprestasikan berbagai
perilaku. Analisis faktor dapat mereduksi data variabel manifes menjadi sejumlah
variabel laten yang lebih sedikit dengan memanfaatkan tingkat hubungan antar variabel. Hubungan antar variabel manifes dengan variabel latennya diberikan
Universitas Sumatera Utara
bobot faktor loading factor. Untuk memperoleh pengelompokan variabel manifes dalam suatu variabel laten, setiap variabel manifes harus dihitung
korelasinya dengan variabel manifes lainnya dalam variabel lain bentuk. Variabel laten yang satu dengan variabel laten yang lain memiliki hubungan bebas linier
yang ortogonal yang artinya tidak terdapat korelasi antar variabel tersebut. Variabel laten yang terbentuk tidak dapat mempertimbangkan seluruh variasi yang
terdapat pada tiap variabel manifes. Sisa dari variasi tiap variabel digambarkan dengan error atau kesalahan.
3.3.7. Model Matematis Analisis Faktor