Analisis Data HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan sesuai dengan jenisnya. Data yang berupa tes hasil belajar setelah terkumpul kemudian dikoreksi oleh peneliti. Tes hasil belajar pada konsep mol dalam stoichiometri ini diberi skor 10 untuk tipa-tiap soal. Sedangkan data berupa respon siswa terhadap pembelajaran diperoleh dengan mencari persentase dari setiap pertanyaan terbuka.

C. Analisis Data

Selain hasil belajar siswa, data yang dianalisis mencakup sikap dan aktivitas siswa serta aktivitas guru di kelas selama pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tanggapan dan partisipasi siswa selama pembelajaran tersebut dan sebagai bahan pertimbangan guru dalam melakukan reflkesi di akhir siklus serta merencanakan perbaikan untuk sikus berikutnya. 1. Hasil belajar kimia siswa pada konsep mol dalam stoikhiometri. Berdasarkan dua siklus yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil belajar siswa kelas X-3 SMAN 2 Cisauk berupa postes pada konsep mol dalam stoikhiometri. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini. Tabel 4.9 Nilai rata-rata dan Ketercapaian SKBM Nilai Postes siklus I Postes siklus II Rata-rata 58,56 73,78 ketercapaian SKBM 43,75 87,5 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II, dan target keberhasilan penelitian pun telah tercapai yakni sebanyak 87,5 siswa telah mencapai indikator ketercapaian hasil belajar yang telah ditentukan 60 dari yang ditargetkan yaitu ≥ 80. 2. Aktivitas Siswa Aktivitas siswa dapat dianalisis dari lembar observasi yang di isi oleh observer pada setiap pertemuan. Berikut ini adalah aktivitas siswa yang terjasi pada siklus I dan II. Tabel. 4.10 aktivitas siswa No . Aktivitas yang diamati Siklus I Siklus II P 1 P 2 P 1 P 2 1 Siswa memperhatikan saat guru menerangkan. 50 50 50 50 2 Siswa bertanya saat diberi kesempatan. 50 50 50 50 3 Siswa mengerjakan latihan soal yang diberikan. 50 50 50 50 4 Siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya saat mengerjakan latihan soal. 50 50 50 50 5 Siswa mengerjakan soal dengan tahapan pemecahan masalah. 50 50 50 50 Keterangan: P = Pertemuan Dari tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa telah terjadi beberapa peningkatan aktivitas siswa secara bertahap dari siklus I ke siklus II. Sekitar 50 siswa bahkan lebih memperhatikan guru saat guru menerangkan materi pada siklus II. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi siswa pada siklus II sudah lebih siap dan lebih terbiasa dengan proses pembelajaran yang diikuti diibandingkan siklus sebelumnya. Sudah lebih dari 50 juga siswa tidak sungkan untuk bertanya hal yang belum dimengerti oleh mereka. Baik pada siklus I maupun siklus II, lebih dari 50 siswa mengerjakan soal yang diberikan guru. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk mengerjakan soal. Peningkatan aktivitas siswa juga terjadi pada saat berdiskusi. Pada siklus I, kurang dari 50 siswa mau berdiskusi dengan teman terdekatnya. Namun pada siklus II, aktivitas berdiskusi siswa meningkat menjadi lebih dari 50 siswa. Hal ini dikarenakan guru berusaha meningkatkan interaksi antar siswa dengan memberikan tugas kelompok yang dengan hal tersebut diharapkan terjadi transfer ilmu pengetahuan antar siswa. Dan baik pada siklus I maupun siklus II, siswa yang mengerjakan soal dengan tahapan pemecahan masalah sudah lebih dari 50, hal ini dikarenakan LKS yang diterima siswa dapat membantu siswa untuk menerapkan tahap-tahap pemecahan masalah tersebut. 3. Aktivitas guru Aktivitas guru dapat dianalisis dari istrumen yang berupa lembar observasi guru. Berikut adalah rekapan ativitas guru pada sikklus I dan siklus II. Tabel 4.11 Aktivitas Guru pada Sikuls I No Aktivitas yang diamati P 1 P 2 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Membuka pelajaran apersepsi   2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.   3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yakni menunjukkan tahap - tahap pemecahan masalah dalam setiap pengerjaan soal.   4 Membimbing pelatihan.   5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.   6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.   7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.   8 Menutup pembelajaran   Tabel 4.12 Aktivitas Guru pada Siklus II No Aktivitas yang diamati P 1 P 2 4 3 2 1 4 3 2 1 1 Membuka pelajaran apersepsi   2 Menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa.   3 Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yakni menunjukkan tahap-tahap pemecahan masalah dalam setiap pengerjaan soal.   4 Membimbing pelatihan.   5 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.   6 Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.   7 Memberikan kesempatan untuk bertanya.   8 Menutup pembelajaran   Keterangan: 4= Sangat Baik SB; 3= Baik B; 2= Cukup C ; 1= Kurang K Dari kedua tabel di atas yakni tabel 4.11 dan tabel 4.12, secara umum peneliti yang bertindak sebagai guru sudah menerapkan langkah- langkah pembelajaran yang seharusnya dijalankan oleh guru pada umumnya. Dan dari tabel tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kualitas pada aktivitas guru dari yang sebelumnya kurang baik menjadi lebih baik seperti kegiatan membuka pelajaran dan apersepsi, dari pertemuan pertama. Hal ini dikarenakan guru sudah terbiasa menghadapi siswa yang menjadi objek penelitian. Begitupun aktivitas ketika guru menyampaikan tujuan pelajaran dan mempersiapkan siswa, dari penilaian “cukup” meningkat menjadi “baik”. Pada siklus II aktivitas guru saat mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan adalah dengan menekankan pada proses pengerjaan soal dengan tahap-tahap pemecahan masalah terutama pada tahap analisis. Hal ini tergolong sangat baik. Begitupun aktivitas guru saat membimbing pelatihan siswa, penilaian terhadap aktivitas ini masih tergolong sangat baik. Pada aktivitas guru saat mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, pada siklus I aktivitas ini dinilai kurang baik karena metode yang masih teacher center, namun pada siklus II hal itu dapat diperbaiki sehingga penilaian meningkat menjadi baik. Begitu pun kegiatan saat guru memberikan kesempatan pelatihan lanjutan dan penerapan, penilaian untuk aktivitas ini masih terbilang cukup baik pada siklus I, namun pada siklus II aktivitas ini bisa ditingkatkan menjadi lebih baik. Sama seperti aktivitas ketiga saat guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, aktivitas memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya baik siklus I maupun siklus II tidak ada perubahan, aktivitas ini masih dinilai baik. Sedangkan aktivitas guru saat menutup pelajaran ikut mengalami perbaikan menjadi sangat baik. 4. Tingkat pemahaman siswa Dari hasil pada pembelajaran siklus I dan II terjadi peningkatan pemahaman siswa dalam menerapkan tahap-tahap pemecahan masalah. Berikut grafik yang menunjukkan tingkat pemahaman tersebut. Grafik 4.1 Tingkat pemahaman siswa terhadap tahap-tahap pemecahan masalah 20 40 60 80 100 120 Analisis Perencanaan Perhitungan Evaluasi Siklus I Siklus II Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat pemahaman siswa terhadap proses pemecahan masalah mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Tingkat analisis siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 90 menjadi 99 di siklus II artinya hampir seluruh siswa telah mampu dalam menganalisis soal. Kemampuan siswa dalam merencanakan penyelesaian soal pun meningkat dari 70 pada siklus I menjadi 86 pada siklus II. Tahap perhitungan meningkat menjadi 66 pada siklus II dari sebelumnya 52 pada siklus I. Dan tahap evaluasi siswa meningkat dua kali dari siklus I yakni 44. 5. Sikap siswa Dari hasil angket yang diberikan kepada siswa diperoleh data yang digambarkan ke dalam tabel dan grafik seperti di bawah ini. a Sikap siswa terhadap proses pembelajaran yang diikuti. Grafik 4.2 Respon siswa terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solving Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa pada siklus II hampir 70 siswa mengatakan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan problem solving menarik dan mudah dimengerti. Hampir 30 siswa mengatakan bahwa pembelajaran 10 20 30 40 50 60 70 menarik dan mudah dimengerti cukup mudah dimengerti sulit dimengerti siklus 1 siklus 2 dengan menggunakan pendekatan problem solving cukup mudah untuk dimengerti. Dan sisanya kurang dari 10 siswa mengatakan pembelajaran sulit dimengerti. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pendekatan pemecahan masalah cukup bisa membantu siswa dalam memahami dan menyelesaikan masalah yang dalam hal ini adalah soal-soal yang diberikan oleh guru. Melalui pendekatan tersebut, guru menjelaskan materi secara bertahap sehingga siswa dapat memahami secara keseluruhan. Selain itu, siswa juga merasa terbantu dengan adanya LKS yang disediakan karena siswa dapat langsung mengaplikasikan pemahaman materi dengan mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam LKS tersebut. b Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru Grafik 4.3 Respon siswa terhadap cara penyampaian materi oleh guru Grafik 4.2 menunjukkan bahwa penyampaian materi dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah sudah tergolong sangat baik pada siklus II. Hal ini dapat dilihat dari angka persentase siswa yang mengatakan bahwa penyampaian meteri oleh guru sudah sangat baik yakni sebesar 65, 25 mengatakan cukup baik, sedangkan sisanya mengatakan kurang baik. Pada siklus II guru dapat memperbaiki cara mengajar yang sebelumnya belum dapat diterima siswa sepenuhnya. Guru memperbaikinya dengan lebih memberikan 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 baik cukup baik kurang baik sikus 1 siklus 2 kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir sendiri melalui pertanyaan yang memancing konsentrasi siswa. Selain itu guru senantiasa berkeliling kelas mengecek kemampuan siswa dan memberikan bimbingan jika ada hal-hal yang belum dimengerti. c Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari Grafik 4.4 Respon siswa terhadap pemahaman materi yang dipelajari Dari grafik 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar siswa dapat memahami materi yang dipelajari walaupun materi tersebut tergolong materi yang cukup sulit. Alasannya karena penyampaian sudah cukup detail dan dapat difahami oleh siswa. Guru mengubah cara penyampaian yang pada awalnya dirasa cepat menjadi sedikit lebih perlahan. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai rata-rata posttest yang cukup baik pada siklus II. d Respon siswa terhadap tes evaluasi yang diberikan Grafik 4.5 Respon siswa terhadap tes evaluasi yang diberikan 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 faham kurang faham tidak faham siklus 1 siklus 2 10 20 30 40 50 60 sangat mudah mudah sulit sangat sulit siklus 1 siklus 2 Pada grafik 4.4 dapat dilihat bahwa peningkatan sikap siswa terjadi cukup signifikan. Telah lebih dari 50 siswa mengatakan bahwa tes atau evaluasi yang diberikan pada siklus II tidak lagi terlalu sulit. Hal ini karena siswa telah terbiasa melakukan tahap-tahap pemecahan masalah dalam menyelesaikan soal. sikap ini dapat dibuktikan dengan nilai posttest siswa yang cukup baik pada siklus II, lebih dari 80 siswa telah mencapai SKBM yang ditentukan. Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan di atas dari hasil analisis angket yang diberikan kepada siswa mengenai pendekatan problem solving dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa merasa senang dengan pembelajaran tersebut. Siswa dapat memahami secara bertahap materi yang diberikan hingga mereka dapat menerima materi secara keseluruhan. Siswa juga dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi yang telah dipelajari karena mereka diberi kesempatan untuk mengerjakan latihan soal sesuai dengan apa yang telah guru jelaskan. Mereka juga cukup senang karena dalam pengerjaan soal tersebut mereka dapat bertanya kepada guru apabila ada yang belum mereka mengerti. Dalam hal ini guru membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan karena adanya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa sehingga siswa merasa dihargai dan lebih diperhatikan. Namun dari keseluruhan proses yang telah dilakukan, yakni kurang dari 10 siswa dari jumlah keseluruhan siswa di kelas masih merasa tidak mendapat sesuatu yang mereka inginkan seperti nilai posttest yang baik atau dibimbing penuh oleh guru.

D. Pembahasan Temuan Penelitian