Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

6. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek kejujuran terhadap motivasi kerja guru PNS di MTs Negeri se-kota Tangerang? 7. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek kerja sama terhadap motivasi kerja guru PNS di MTs Negeri se-kota Tangerang? 8. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek prakarsa terhadap motivasi kerja guru PNS di MTs Negeri se-kota Tangerang? 9. Apakah ada pengaruh yang signifikan aspek kepemimpinan terhadap motivasi kerja guru PNS di MTs Negeri se-kota Tangerang?

1.3.2. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang motivasi kerja dan persepsi penilaian prestasi kerja, serta memberikan sumbangan keilmuan dalam bidang Psikologi, khususnya Psikologi Industri dan Organisasi PIO. Dan menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. b. Manfaat praktis Sebagai bahan masukan bagi para guru dan kepala sekolah, bahwa motivasi kerja guru harus dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat mendorong terciptanya kinerja guru yang profesional. Dan memberikan informasi bagi para guru PNS agar meningkatkan kualifikasinya sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi 13 kerjanya agar menghasilkan penilaian prestasi kerja lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini di bagi menjadi beberapa subsub bab sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Teori

Pada bab ini berisikan tentang teori-teori yang akan diambil antara lain teori tentang motivasi kerja, teori tentang persepsi, teori tentang penilaian prestasi kerja, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

BAB III : Metodologi Penelitian

Pada bab ini berisikan tentang jenis penelitiannya; pendekatan dan metode penelitian, variabel penelitian; definisi variabel, variabel konseptual, variabel operasional, pengambilan sampel penelitian; populasi dan sampel penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen pengumpulan data; metode dan instrumen penelitian, teknik uji instrumen dan teknik analisa data serta prosedur penelitian.

BAB IV : Hasil Penelitian

Pada bab ini berisikan tentang gambaran umum berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan, masa kerja, golongan, analisis deskriptif meliputi hasil analisis 14 korelasi product moment pearson, dan uji hipotesis meliputi hasil analisis regresi berganda multiple regression.

BAB V : Penutup

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan, diskusi dan saran. DAFTAR PUSTAKA Meliputi referensi buku-buku yang digunakan oleh peneliti sebagai landasan pada bab-bab pendahuluan, kajian teori dan metodologi penelitian. 15

BAB II KAJIAN TEORI

Pada bab ini akan membahas beberapa teori-teori yang mendukung penelitian ini yaitu teori motivasi kerja, teori persepsi terhadap penilaian prestasi kerja, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian. 2.1. MOTIVASI KERJA 2.1.1. Pengertian Motivasi Kerja Pada awalnya, motivasi seseorang untuk melakukan kegiatan muncul karena merasakan perlunya untuk memenuhi kebutuhan. Apabila kebutuhannya telah terpenuhi, motivasinya akan menurun. Kemudian berkembang pemikiran bahwa motivasi juga diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu. Namun apabila tujuan telah tercapai, biasanya motivasi juga menurun. Oleh karena itu, motivasi dapat dikembangkan apabila timbul kebutuhan maupun tujuan baru. Apabila pemenuhan kebutuhan merupakan kepentingan manusia, maka tujuan dapat menjadi kepentingan manusia maupun organisasi Wibowo, 2011: 377. Hal senanda juga dikemukakan oleh Gomes 2003: 177 bahwa motivasi selalu menjadi perhatian utama dari para manajer, juga para sarjana karena motivasi berhubungan erat dengan keberhasilan seseorang, organisasi, atau masyarakat di dalam mencapai tujuan-tujuannya. Dengan demikian terdapat kepentingan bersama antara manusia sebagai pekerja dengan organisasi. Pekerja di satu sisi melakukan pekerjaan mengharapkan kompensasi untuk pemenuhan kebutuhannya dan di sisi lainnya untuk mencapai tujuan pribadinya untuk 16 mewujudkan prestasi kerjanya. Sedangkan kinerja organisasi diwujudkan oleh kumpulan kinerja dari semua pekerja untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mempermudah pemahaman motivasi kerja, di bawah ini dikemukakan pengertian motivasi dan motivasi kerja. Terdapat banyak pengertian tentang motivasi. Diantaranya adalah Fillmore H.Stanford 1969: 173 dalam Mangkunegara, 2008: 93 bahwa “Motivation as an energizing condition of the organism that serves to direct that organism toward the goal of a certain class” Motivasi sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia kea rah suatu tujuan tertentu. Motivasi dapat pula diartikan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri drive arousal. Menurut Mathis Jackson 2009: 114, Motivasi adalah keinginan dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut bertindak. Orang biasanya bertindak karena satu alasan yaitu untuk mencapai tujuan. Jadi motivasi adalah sebuah dorongan yang diatur oleh tujuan dan jarang muncul dalam kekosongan. Sementara itu, Jerald Greenberg Robert A.Baron 2003: 190 dalam Wibowo, 2011: 379 berpendapat bahwa motivasi merupakan serangkaian proses yang membangkitkan arouse, mengarahkan direct, dan menjaga maintain perilaku manusia menuju pada pencapaian tujuan. Menurut Serdamayanti 2007: 233, Motivasi merupakan kesediaan mengeluarkan tingkat upaya tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual. Menurut Robbins 2001: 166, mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan-tujuan organisasi, 17 yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual. Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan dorongan terhadap serangkaian proses perilaku manusia pada pencapaian tujuan. Motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan, dimana kuat lemahnya motivasi tersebut ikut menentukan tinggi rendahnya prestasi kerjanya. Yukl, G, 1996 dalam Ridwan, 2009: 141. Menurut Pandji Anoraga 2005: 35 mendefinisikan bahwa motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja. Kuat dan lemahnya motivasi kerja seorang tenaga kerja ikut menentukan besar kecilnya prestasinya. Dalam hubungannya dengan lingkungan kerja, Ernest L. Mc Cormick 1985, dalam Mangkunegara, 2008: 94 mengemukakan bahwa “Work motivation is defined as conditions which influence the arousal, direction, and maintenance of behaviors relevant in work settings”. Motivasi kerja didefinisikan sebagai kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja. Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa yang dimaksud motivasi kerja adalah kondisi psikologis yang membuat seseorangindividu mempunyai kemauankebutuhan di 18 dalam dirinya untuk mencapai suatu tujuan tertentu melalui pelaksanaan suatu tugas secara optimal.

2.1.2. Aspek-Aspek Motivasi Kerja

Motivasi bersifat jangka panjang. Inspirasi lebih lanjut diberikan kepada bawahan yang penuh motivasi dengan memepercayai mereka untuk bekerja berdasarkan inisiatifnya sendiri dan mendorong mereka menerima tanggung jawab seluruh pekerjaan. Untuk bawahan yang di motivasi perlu ditemukan apa yang dapat memotivasi mereka dan menjalankan apa pun yang dapat membantu mereka. Individu yang penuh motivasi sangat penting untuk memasok organisasi dengan inisiatif baru yang sangat penting dalam dunia yang penuh kompetisi. Mengingat cukup banyaknya teori tentang motivasi kerja, seperti Hierarchy of Needs Theory yang dikembangkan oleh Maslow, Two-Factor Theory yang dikembangkan oleh Her berg, Achievement Theory yang dikembangkan oleh McClelland, Expectancy Theory yang dikembangkan oleh Vroom. Teori yang dipakai dalam penelitian ini sebagai aspek-aspek motivasi kerja adalah teori dua faktor juga dinamakan teori Motivasi-Higiene yang dikemukakan teori Frederick Her berg dalam Robert L. Marthis dan John H. Jackson, 2009: 115 adalah sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan dan motivasi kerja yang tinggi, yang ia namakan faktor motivator, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor intrinsik dari pekerjaan yaitu: 19 a. Prestasi Prestasi artinya karyawan memperoleh kesempatan untuk mencapai hasil yang baik banyak, berkualitas atau berprestasi. Prestasi kerja adalah penampilan hasil kerja SDM dalam suatu organisasi. Prestasi kerja dapat merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja SDM. Penampilan hasil kerja tidak terbatas pada pegawai yang menjangkau jabatan fungsional maupun structural, tetapi juga kepada seluruh jajaran SDM dalam suatu organisasi Samsudin, 2005. b. Pengakuan Pengakuan artinya karyawan memperoleh pengakuan dari pihak perusahaan manajer bahwa ia adalah orang yang berprestasi. Dikatakan baik, diberi penghargaan, pujian, dimanusiakan dan sebagainya. Faktor pengakuan adalah kebutuhan akan penghargaan. Pengakuan dapat diperoleh melalui kemampuan dan prestasi, sehingga terjadi peningkatan status individu, apabila terpenuhi kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaannya, yaitu individu memperoleh hasil sebagai usaha dari pekerjaannya Simamora, 2004. c. Pekerjaan itu sendiri Robbins 2001 menyatakan bahwa karyawan lebih menyukai pekerjaan- pekerjaan yang memberi kesempatan untuk menggunakan beragam tugas. Kebebasan dan umpan balik mengenai betapa baik mereka mengerjakan pekerjaannya sehingga akan mengalami kesenangan dan kepuasan. Pekerjaan itu sendiri adalah bagaimana individu menentukan tujuannya 20 sendiri dengan kebutuhan-kebutuhannya dan keinginannya, sehingga dapat mendorong untuk memikirkan pekerjaan menggunakan pengalamanpengalaman dan mencapai tujuan. d. Tanggung jawab Tanggung jawab adalah keterlibatan individu dalam usaha-usaha pekerjaannya dan lingkungannya, seperti ada kesempatan, ada kesanggupan dan ada penguasaan diri sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya. Pengertian yang jelas mengenai siapa yang bertanggung jawab terhadap apa, tanpa ada kesenjangan di antara sejumlah pertanggungjawaban. Diukur atau ditunjukkan dengan seberapa jauh atasan memahami bahwa pertanggungjawaban dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan. e. Kemajuan Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaanjabatan melalui pendidikan dan latihan. Dua pendekatan utama yaitu pengembangan di tempat kerja dan di luar kerja. Keduanya tepat untuk pengembangan para manajer dan karyawan-karyawan lainnya. Pendekatan pengembangan di tempat kerja yaitu melalui pembinaan coaching, pelatihan harian dan umpan balik diberikan kepada karyawan oleh atasan langsungnya, kemudian melalui komite penugasan, menugaskan para karyawan yang menjanjikan ke dalam komite yang penting dapat memberikan para karyawan perluasan pengalaman dan dapat membantu mereka untuk memahami sifat kepribadian, masalah-masalah dan proses 21 pemerintahan yang ada di organisasi. Kemudian rotasi pekerjaan adalah proses perpindahan seorang karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainnya. 2. Faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja, yang ia namakan faktor higiene, mencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan konteks pekerjaan, yang merupakan faktor ekstrinsik dari pekerjaan yaitu: a. Hubungan antarpersonal Hubungan relationship dalam organisasi banyak berkaitan dengan rentang kendali span of control yang diperlukan organisasi karena keterbatasan yang dimiliki manusia yang dalam hal ini adalah atasan. Rentang kendali adalah jumlah bawahan langsung yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh atasan. Hubungan antar pribadi manusia bukan berarti hubungan dalam arti fisik namun lebih menyangkut yang bersifat manusiawi. Penting bagi manajer untuk mencegah atau mengobati luka seseorang karena miscommunication salah komunikasi atau salah tafsir yang terjadi antara pemimpin dan pegawai atau antar organisasi dengan masyarakat luas. b. Administrasikebijakan perusahaan Kebijaksanaan dan administrasi perusahaan atau organisasi merupakan salah satu wujud umum rencana-rencana tetap dari fungsi perencanaan planning dalam manajemen. Kebijaksanaan Policy adalah pedoman umum pembuatan keputusan. Kebijaksanaan merupakan batas bagi keputusan menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa yang tidak dapat 22