Kenapa peneliti tidak menggunakan istilah pemustaka karena dalam penelitian ini peneliti tidak hanya membahas tentang perpustakaan, tapi membahas juga mengenai
pusat informasi yang diwakili dengan 5 bidang kajian yang ada di P3DI. Untuk menyamakan persepsi dan dikaitkan dengan pembahasan selanjutnya peneliti akan
terus menggunakan istilah pengguna dan bukan pemustakapemakai.
C. Perilaku Informasi
Perilaku dalam bahasa Inggris disebut dengan behavior yang artinya kelakuan, tindak tanduk, jalan.
22
Sedangkan pemaknaan perilaku dalam bahasa Indonesia berasal dari 2 suku kata, peri dan laku; peri yang artinya sekeliling, dekat,
melingkup.
23
Dan laku artinya perbuatan, tindak tanduk.
24
Selama ini ada kata perilaku selalu disingkat menjadi prilaku tidak menggunakan huruf “e”. Adapula yang mengatakanmenulis peri laku, peri-laku.
Sesuai pedoman ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan untuk tetap menggunakan kata “perilaku”. Karena kata “peri” sebagai gabungan kata ditulis
serangkai dengan unsur berikutnya “laku”, yang berupa kata dasar
25
.
22
John M. Echol et al. Kamus Inggris Indonesia Jakarta: Gramedia, 1996, h. 80.
23
[Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa]. Pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Bandung: Pustaka Setia, 1996, h. 91.
24
Daryanto. Kamus Bahasa Indonesia lengkap Surabaya: Apollo, t.t., h. 384.
25
Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa. Ejaan dalam bahasa Indonesia Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1992, h. 13.
Menurut Notoatmodjo perilaku yaitu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya yang pada dasarnya dapat diamati melalui sikap dan tindakan. Bloom
membedakan menjadi 3 macam bentuk perilaku yaitu cognitive, affektive dan psikomotor.
Ahli lain menyebut pengetahuan, sikap dan tindakan. Ki Hajar Dewantoro menyebutnya: cipta, rasa, karsa atau peri akal, peri rasa dan peri tindak.
26
Sedangkan, Chun Wei Choo, Brian Detlor dan Don Turnbull membagi menjadi 3, yakni cognitive, affective, dan situasional.
27
Domain perilaku yang diklasifikasikan oleh Bloom memiliki pengertian sebagai berikut:
1. Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya. 2.
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
3. Tindakan atau praktek ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam
bentuk tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah dimiliki.
28
26
Sukidjo Notoatmodjo. Metodologi pendidikan dan pengajaran Jakarta: BPKM FKMUI, 1980, h. 9.
27
Chun Wei Choo, et. al. Web work: information seeking and knowledge work on the world wide web London: Kluwer, 2000, h. 3.
28
Albarracín, Dolores, Blair T. Johnson, Mark P. Zanna. The Handbook of Attitude [S.l]: Routledge, 2005, h. 74-78.
Selain itu, Skinner dalam David S. Gochman juga memaparkan definisi perilaku sebagai hasil hubungan antara stimulus rangsangan dan respon
tanggapan.
29
Menurut Branca, Perilaku pada manusia dapat dibedakan antara perilaku yang refleksif dan perilaku yang non-refleksif.
1. Perilaku yang refleksif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
terhadap stimulus yang mengenai organisme tersebut, misalnya kedip mata bila kena sinar.
2. Perilaku yang non-refleksif merupakan perilaku yang dikendalikan atau diatur
oleh pusat kesadaran atau otak. Proses yang terjadi di dalam otak atau pusat kesadaran ini disebut proses psikologi
30
Perilaku yang dibahas pada penelitian ini adalah perilaku psikologi, khususnya perilaku informasi yang dipelajari dalam ilmu perpustakaan danatau
informasi. Pembahasan mengenai perilaku biasanya selalu berdampingan dengan informasi dan dikaitkan dengan kajian pemakai. Menurut Sulistyo Basuki Kajian
pemakai biasanya memiliki 3 tujuan komprehensif yaitu: 1.
Analisis kebutuhan 2.
Analisis perilaku informasi 3.
Analisis motivasi dan sikap
29
David S. Gochman. Handbook of Health Behavior Research: Relevance for Professionals and Issues for the Future [S.l]: Springer, 1997, h. 89-90.
30
Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar umum psikologi Jakarta: Bulan Bintang, 1996, h. 56-57.
Dijelaskan pula analisis ini menunjukkan bagaimana kebutuhan informasi dipenuhi. Menjelaskan konteks jasa dan produk yang disajikan, menjelaskan kondisi
yang harus dihadapi, serta menunjukkan tipe persiapan danatau pelatihan untuk pemakai.
31
Perilaku yang dibahas pada penelitian ini adalah perilaku psikologi, khususnya perilaku informasi yang dipelajari dalam ilmu perpustakaan danatau
informasi. Secara umum metode kajian pemakai untuk pengukuran perilaku merupakan metode psikologi sosial. Alat yang digunakan biasanya adalah kuesioner,
wawancara terstruktur, kumpulan data dari catatan unit peminjaman, observasi perilaku, kajian terhadap catatan harian yang berkaitan dengan kegiatan informasi
dalam kurun waktu tertentu, analisis dokumen yang dihasilkan oleh pemakai, dokumen administrasi, wawancara tidak terstruktur, kajian kasus komplek, serta uji
coba terhadap produk baru.
32
Maka perilaku informasi dapat diungkap dengan berbagai metode yang ada, baik secara kuantitatif dan kualitatif, maupun gabungan
keduanya. Namun dalam penelitian ini, peneliti lebih memfokuskan pada metode kualitatif.
Wilson sebagai salah satu tokoh di bidang perilaku informasi menyajikan beberapa definisi, yaitu:
31
Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi Jakarta: Gramedia, 1992, h. 204-205.
32
Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 204-205.