Hambatan dalam Pencarian Informasi

Inisiatif ini menurut penulis, harus juga timbul dari dalam diri pemakai dalam bertanya danatau meminta bantuan pada hal-hal yang tak dimengerti yang menunjang dalam menemukan informasi. Proses interaksi tidak bergerak ke satu arah, tetapi berkesinambungan seperti dilukiskan berikut ini. Pemahaman inisiatif Interaksi

4. Aktivitas Penggunaan Informasi

Dalam kaitannya tentang aktivitas penggunaan informasi dalam penelitian ini, yang akan ditelaah adalah saluran sumber informasi. Seseorang dalam mencari informasi ternyata memanfaatkan berbagai saluran baik saluran formal maupun yang bersifat tidak formal. Yang termasuk saluran formal adalah perpustakaan dan unit informasi lainnya, sedangkan yang termasuk kelompok tidak formal adalah sejawat dan institusi-institusi selain perpustakaan dan unit informasi yang tidak didesain sebagaimana sumber informasi formal. 61 61 Evan G. Edward, Developing library and information center collection. 2 nd ed. Littleton: Library Unlimited, 1987. h. 27 Demikian pula Bouazza 62 menyatakan bahwa dalam pencarian informasi, para ilmuwan biasanya menggunakan dua sumber secara bergantian, yaitu sumber informasi formal dan sumber informasi yang bersifat tidak formal. Dimaksud sumber informasi formal adalah sumber informasi tercetak seperti buku, jurnal, laporan, makalah. Termasuk sumber informasi tidak formal adalah bentuk-bentuk informasi yang tidak tercetak yang didapatkan melalui percakapan dengan sejawat, baik langsung maupun melalui saluran telepon, diskusi kecil, serta hadir dalam seminar, konferensi, dan sejenisnya. Kemungkinan dua saluran dalam pencarian informasi tersebut dilakukan oleh anggota DPR RI dari kalangan artis. Beberapa konsep tentang perilaku pencarian informasi dari aktivitas kebutuhan, pencarian dan penggunaan informasi sebagaimana yang dikemukakan akan dipakai sebagai acuan dalam penelitian ini. Beberapa acuan yang telah ada tidak semua peneliti ukur, akan tetapi acuan yang telah ada hanya digunakan sebagai rujukan. Untuk mengungkap gambaran pola perilaku pencarian informasi para anggota DPR RI dari kalangan artis yang akan disajikan secara deskriptif. 62 Abdelmajed Bouazza, Information user studies dalam Allen Kent Editor Encyclopedia of library and information science New York: Marcel Dekker, 1989, h. 155.

D. Penelitian Sebelumnya

Kajian perilaku pencarian informasi berawal dari kajian tentang temu kembali informasi yang dimulai pada tahun 1970 sampai saat ini mengalami berbagai perkembangan. Pada mulanya temu kembali informasi menggunakan pendekatan fisik atau kemudian disebut pendekatan tradisional atau kajian yang berorientasi pada sistem mesin, manusia dan lembaga. Selanjutnya pandangan tentang informasi telah berubah dari pandangan berorientasi fisik ke pandangan yang berorientasi kognitif. Oleh karena itu, maka para peneliti mulai menggunakan pendekatan “user oriented” berorientasi pemakai. Penelitian mengenai kebutuhan dan pencarian informasi pada anggota DPR RI sebenarnya telah dilakukan oleh seseorang peneliti bernama A.H. Arsland tahun 2001. Pada sebuah tesisnya yang berjudul “Studi tentang kebutuhan dan pencarian informasi anggota DPR-RI dalam proses penerbitan suatu undang-undang atas usul inisiatif. ” Dan selanjutnya oleh Wawanudin. Pada sebuah skripsinya yang berjudul “Peran Jasa Perpustakaan DPR RI terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi bagi Pegawai Sekretariat Jenderal DPR RI.” 52

BAB III GAMBARAN UMUM

A. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

1. Sejarah Singkat DPR RI

Pada masa penjajahan Belanda, terdapat lembaga semacam parlemen bentukan Penjajah Belanda yang dinamakan Volksraad. Pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda mengakhiri masa penjajahan selama 350 tahun di Indonesia. Pergantian penjajahan dari Belanda kepada Jepang mengakibatkan keberadaan Volksraad secara otomatis tidak diakui lagi, dan bangsa Indonesia memasuki masa perjuangan Kemerdekaan. Sejarah DPR RI dimulai sejak dibentuknya Komite Nasional Indonesia Pusat KNIP oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 1945 12 hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia beranggotakan 137 orang di Gedung Kesenian, Pasar Baru Jakarta. Tanggal peresmian KNIP 29 Agustus 1945 dijadikan sebagai TANGGAL dan HARI LAHIR DPR RI. Komite Nasional Pusat ini diakui sebagai cikal bakal badan legislatif di Indonesia Semenjak adanya KNIP itu mulailah berganti nama menjadi DPR RI. Berikut ini perjalanan DPR dari masa ke masa: