Pusat  informasi
adalah  suatu  pusat  yang  bertugas  memberikan  informasi yang diolah dari sumber lain mengenai suatu bidang khusus. Contoh: Pusat Informasi
Pertanian, Pusat Informasi Pariwisata, Pusat Informasi Penyakit Menular.
15
Biasanya pekerja informasinya disebut spesialis subjekinformasi atau pengamat.
Bank data biasanya berkaitan dengan bidang  yang luas, seperti: kedokteran,
tata  kota  dan  sejenisnya.  Bank  data  menggunakan  metode  yang  sistematis  untuk menyarikan  data  mentah  dari  kumpulan  data  serta  literatur  yang  relevan,  kemudian
disusun dalam berkas berstruktur, sehingga siap untuk menjawab pertanyaan. Contoh: Bank  Data  Departemen  Pendidikan  dan  Kebudayaan,  berisi  data:  sekolah,  murid,
lokasi gedung.
16
Biasanya pekerja informasinya disebut ahli informasi. Sesuai  dengan  perkembangan  jaman,  maka  kepustakawanan  pun  kemudian
melahirkan  praktik-praktik  baru  di  bidang  informasi.  Walaupun  nama  yang digunakan  berbeda-beda  pusat  dokumentasi,  pusat  informasi,  clearing  house,  data
bank,  pusat  data,  dsb.,  namun  pada  intinya  lembaga-lembaga  ini  melakukan pekerjaan yang sama.
15
Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan  Ibid. h. 4.
16
Sulistyo-Basuki. Materi pokok kerjasama dan jaringan perpustakaan  Ibid. h. 4.
Dalam kaitannya dengan unit informasi ini, Sulistyo-Basuki membedakannya menjadi tiga jenis kegiatan informasi yang berkaitan
17
yaitu: 1.
Simpan dan penyediaan dokumen primer, dilakukan antara lain oleh arsip, perpustakaan, serta pusat pemberitaan.
2. Deskripsi  isi  dokumen  serta  penyebarannya,  pemberian  kode  informasi,
beserta sumbernya. Lazim dilakukan oleh dokumentasi. 3.
Menjawab  pertanyaan  dengan  memberikan  informasi  yang  tersedia, evaluasi, dan transformasi informasi. Dilakukan oleh pusat informasi.
Intinya lembaga informasi adalah suatu sistem terpadu dalam bidang penyedia jasa  informasi  khusus  maupun  umum  yang  bertugas  menyimpan,  mengolah  dan
menyediakan  serta  menyebarluaskan  referensi,  baik  yang  berdiri  sendiri  maupun menjadi bagian badan induknya untuk keperluan masyarakat pemakai.
2. PekerjaPetugas Informasi
Ketersediaan informasi  yang sekarang makin banyak dalam segala peristiwa, menuntut  lembaga informasi mengelola melalui  pekerja informasinya sesuai  dengan
spesialisasi tugasnya agar bisa ditemukan kembali oleh para penggunanya, misalnya: 1.
Bibliografer. 2.
Pengindeks. 3.
Abstraktor
17
Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Jakarta: Gramedia, 1992, h. 155.
Untuk  itulah  pekerjaan  informasi  ada  sebagai  profesi  tunggal  mengolah dokumen  dan  informasi,  namun  sangatlah  bermacam-macam  ciri-ciri  khusus  dan
kekhasannya sesuai
dengan pekerjaannya
masing-masing. Sulistyo-Basuki
menamakan  pekerjaan  dalam  bidang  informasi  yang  disebut  spesialis  informasi. Adapun beberapa tugasnya secara umum yakni
18
: 1.
Mengolah dokumen dan informasi, 2.
Melayani dan memberikan jasa pada pemakai atau nasabah, 3.
Memenuhi kebutuhan, dengan bekerja efisien, dengan pikiran teratur dan metodis serta perasaan berorganisasi dan imaginasi.
Intinya setiap spesialis informasi melakukan tugas yang hampir sama  dengan tugas pokoknya menyediakan informasi kepada penggunapemakai sesuai kebutuhan
jenis lembaga informasinya danatau lembaga induknya.
3.  Pengguna Informasi
Sementara  itu  berbagai  istilah  sering  disebutkan  dalam  kaitannya  dengan pengguna  unit  informasi,  namun  tidak  menutup  kemungkinan  istilah  ini  juga
digunakan  pada  unit  informasi  lainnya.  Adakalanya  pengguna  sebagai  produsen, nasabah  sistem  informasi,  agen,  pialang  informasi,
19
pemakai,  pemustaka,  anggota, pembaca,  konsumen,  klien,  patron,  pelanggan,  mitra  dan  bahkan  konsultan.  Lebih
jelasnya tentang pengguna berikut ini penjabarannya.
18
Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 241.
19
Sulistyo-Basuki. Teknik dan jasa dokumentasi. Ibid. h. 199.
1. Anggota,  yakni  mereka  yang  telah  menjadi  anggota  unit  informasi.  Pada
masing-masing  unit  informasi  mempunyai  aturannya  tersendiri  siapa  saja yang  berhak  menjadi  anggotanya.  Sehingga  perlu  adanya  syarat-syarat  yang
harus dipenuhi apabila ingin menjadi anggota. 2.
Pembaca,  yakni  mereka  yang  menikmati  layanan  membaca,  Sedangkan Penelusur,  yakni  mereka  yang  menikmati  layanan  penelusuran.  Mereka  ini
baik anggota maupun bukan anggota yang menggunakan layanan dengan cara dibacamenelusur.
3. Konsumen,  yakni  menganggap  pengguna  sebagai  konsumen  jasa  yang  telah
menggunakan  suatu  layanan  yang  tersedia.  Dalam  hal  ini  hubungan perpustakaanunit  informasi  dengan  penggunanya  sudah  seperti  hubungan
antara  penjual  dengan  pembeli,  sedangkan  konsumen  yang  sering menggunakan suatu layanan yang tersedia disebut pelanggan.
4. Klien,  yakni  memposisikan  pengguna  sebagai  orang  yang  harus  dilayani
haknya misalnya pemenuhan kebutuhan informasi. Dalam hal ini hubungan unit  informasi  dengan  penggunanya  sudah  seperti  hubungan  antara  seorang
pengacara ahli hukum dengan orang yang harus dibela klien. 5.
Patron,  yakni  lebih  kepada  orang-orang  yang  peduli  dan  ikut  menyeponsori perpustakaanunit informasi, seperti pemerhati, Pembina dan penyantun.
20
20
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2006, h. 15.
Pengguna  dalam  kaitannya  dengan  penggunaan  unit  informasi  dibedakan menjadi 2, sebagai berikut:
1. Pengguna  potensial  potensial  users  ialah  pengguna  yang  ditargetkan,  dan
seharusnya menjadi pengguna. Jenis pengguna potensial dibedakan lagi, yaitu: a.
Pengguna  internal  internal  users  ialah  pengguna  potensial  atau  yang  telah menjadi anggota perpustakaan [unit informasi].
b. Pengguna  eksternal  eksternal  users  ialah  pengguna  perpustakaan  [unit
informasi] yang bukan menjadi target layanan. 2.
Pengguna  aktual  actual  users  ialah  mereka  yang  telah  menggunakan perpustakaan  [unit  informasi],  baik  pengguna  aktual    aktif  maupun  pengguna
aktual pasif. Berikut ini penjelasannya: a.
Pengguna aktual aktif ialah pengguna yang secara teratur regular berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan [unit informasi].
b. Pengguna aktual pasif ialah pengguna yang menggunakan perpustakaan [unit
informasi] ketika ada kebutuhan atau mendapatkan tugas baik dari guru, dosen atau pihak lainnya.
21
Jadi,  pengguna  memiliki  banyak  peran  tidak  hanya  menjadi  penikmat informasi  yang  menerima  danatau  menggunakan  informasi,  tetapi  kini  di  era
informasi  pengguna  terkadang  pula  sebagai  penyedia  informasi.  Hal  ini  tergantung dari  aktivitas  yang  sedang  ditekuni  khususnya  pada  kegiatan  unit  informasi.  Itulah
sebagian  peranan  manusia  sebagai  pengguna  yang  berhubungan  dengan  informasi.
21
Rachman Hermawan dan Zulfikar Zen. Etika kepustakawanan : suatu pendekatan terhadap kode etik pustakawan Indonesia. Ibid. h. 16-17.