Gambaran Faktor Karakteristik Individu

menggunakan meteran badan. Hasil perhitungan dibandingkan dengan ambang batas IMT. Distribusi IMT disajikan dalam tabel berikut : Tabel 5.8 Distribusi Status Gizi Responden IMT Jumlah Persentase Normal 25 54 Kurus 20 44 Gemuk 1 2 Total 46 100 Tabel 5.7 memberikan informasi bahwa sebagian besar responden memiliki indeks massa tubuh normal yaitu 54. e. Konsumsi Ikan Variabel konsumsi ikan merupakan rata – rata kebiasaan responden untuk mengkonsumsi ikan. Data konsumsi ikan diperoleh melalui pengisian kuesioner dengan wawancara terpimpin oleh peneliti. Tabel 5.9 Distribusi Konsumsi Ikan Responden kali per minggu Variabel Rata- rata Rata-rata 95 CI Standar Deviasi Minimum Maksimum Konsumsi Ikan 5 4,06 – 5,45 2 1 7 Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa rata – rata responden mempunyai kebiasaan untuk menkonsumsi ikan sebanyak 5 kali per minggu. Konsumsi ikan minimal sekali dalam seminggu dan paling sering adalah 7 kali per minggu atau setiap hari. f. Lama tinggal Variabel lama tinggal merupakan kurun waktu lama tinggal responden di daerah sekitar pengolahan emas baik di Desa Malasari maupun di daerah lain. Data lama tinggal diperoleh dengan kuesioner. Tabel 5.10 Distribusi Lama Tinggal Responden Variabel Rata – rata Rata-rata 95 CI Standar Deviasi Minimum Maksimum Lama tinggal 16 13,6 -18,8 8,68 5 45 Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa rata-rata lama tinggal responden di daerah pengolahan emas selama 16 tahun dengan lama tinggal minimal 5 tahun dan maksimal 45 tahun. g. Jarak Rumah Tabel 5.11 Distribusi Jarak Rumah Responden dengan Tempat Pengolahan Jarak Rumah Jumlah Persentase 261 12 26 ≤ 261 34 74 Total 46 100 Berdasarkan tabel 5.11 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai jarak rumah ke tempat pengolahan emas ≤ 261 meter.

C. Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel bebas independen yaitu umur, jenis pekerjaan, jarak rumah, lama tinggal, status gizi, dan konsumsi ikan dengan variabel terikat dependen yaitu kadar merkuri dalam rambut. Pada penelitian ini, Untuk mengetahui hubungan variabel independen yang berjenis numerik dengan variabel dependen yang berjenis numerik, uji yang digunakan adalah uji korelasi. Variabel yang menggunakan uji korelasi adalah umur, konsumsi ikan, dan lama tinggal. Untuk mengetahui hubungan variabel independen yang berjenis kategorik dengan dua kategori dengan variabel dependen yang berjenis numerik digunakan uji t independen. Variabel yang menggunakan uji t independen adalah jenis pekerjaan dan jarak rumah. Sedangkan untuk menguji hubungan variabel independen yang berjenis kategorik dengan lebih dari dua kategorik dengan variabel dependen yang berjenis numerik digunakan uji Anova. Variabel yang menggunakan uji Anova yaitu status gizi. Analisa bivariat ini mengunakan derajat kepercayaan 95. Jika Pvalue 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

1. Hubungan Umur dengan Kadar Merkuri dalam Rambut

Tabel 5.12 Hubungan Umur dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Masyarakat Sekitar PETI Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor Variabel P-value r Umur dengan Kadar merkuri 0,000 0,647 Rata-rata responden berumur 24 tahun. Berdasarkan tabel 5.12 didapatkan P-value sebesar 0,000. Artinya pada alfa 5 variabel umur berhubungan signifikan dengan kadar merkuri. Didapatkan juga nilai r tidak sama dengan nol yaitu 0,647. Berdasarkan tabel interval kekuatan hubungan Colton diperoleh hasil analisis bahwa nilai r berada pada interval 0,5 – 0,75. Artinya, korelasi antara variabel umur dan kadar merkuri mempunyai hubungan kuat. Koefisien korelasi menunjukkan nilai yang positif sehingga hubungan kedua variabel tersebut searah. Artinya jika umur responden semakin tua, maka semakin tinggi pula kadar merkuri dalam rambut. 2. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Pada variabel independen yaitu jenis pekerjaan, peneliti memberikan kode angka 0 untuk responden yang mempunyai pekerjaan non-pengolah emas dan 1 untuk responden yang mempunyai pekerjaan pengolah emas. Hubungan jenis pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut dianalisa dengan uji t independent dan hasilnya disajikan dalam tabel 5.13 sebagai berikut : Tabel 5.13 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Masyarakat Sekitar PETI di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor Jenis Pekerjaan Jumlah Rata-rata Standar Deviasi P-value Non-Pengolah emas 36 0.509 0.455 0,012 Pengolah emas 10 0,824 0,408 Rata-rata kadar merkuri pada responden yang mempunyai jenis pekerjaan non-pengolah emas adalah 0.509 ppm, sedangkan rambut pengolah emas memiliki rata-rata kadar merkuri lebih tinggi sebesar 0,824 ppm. Berdasarkan tabel 5.13 diperoleh hasil analisa uji t independen dengan Pvalue sebesar 0,012. Artinya, pada alpha 5 terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut. 3. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Variabel status gizi di kategorikan menjadi 4 kategori yaitu 0 untuk sataus gizi normal IMT = 18,5 – 24,9, 1 untuk underweight IMT 18,5, 2 untuk overweight IMT 25-29,9, 3 untuk obese IMT 30. Untuk mengetahui hubungan status gizi dengan kadar merkuri dalam rambut digunakan uji Anova. Hasil uji Anova disajikan dalam tabel 5.14 sebagai berikut : Tabel 5.14 Hubungan Status Gizi dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Masyarakat Sekitar Peti Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor Status Gizi Rata-rata Standar Deviasi Rata-rata 95 CI P-value Normal 0,574 0,448 0,389 – 0,759 0,69 Kurus 0,562 0,489 0,332 – 0,791 Gemuk 0,968 - - Berdasarkan tabel 5.14 diperoleh hasil uji Anova dengan Pvalue sebesar 0,69. Artinya pada alpha 5 tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara status gizi dengan Kadar Merkuri dalam Rambut. 4. Hubungan Konsumsi Ikan dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Tabel 5.15 Hubungan Konsumsi Ikan dengan Kadar Merkuri dalam Rambut Masyarakat Sekitar PETI di Desa Malasari, Kec. Nanggung, Kab. Bogor Variabel P-value r Konsumsi Ikan dengan Kadar merkuri 0,965 0,007 Berdasarkan Tabel 5.15 diperoleh P-value 0,965. Artinya, Pada alpha 5 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi ikan dengan kadar merkuri. Hal ini diperkuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,007. Berdasarkan tabel interval kekuatan Colton diperoleh hasil