Hubungan Lama Tinggal dengan Kadar Merkuri dalam Rambut

98

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Rata – rata kadar merkuri dalam rambut masyarakat sekitar PETI di Desa Malasari masih di bawah ambang batas WHO yaitu 0,577 ppm. Akan tetapi, hal ini perlu diwaspadai karena merkuri bersifat akumulatif. 2. a. Rata-rata responden berumur produktif yaitu 24 tahun b. Sebagian besar responden bekerja sebagai non-pengolah emas. c. Sebagian besar responden berstatus gizi normal. d. Rata – rata responden mengkonsumsi ikan 5 kali per minggu. e. Sebagian besar responden mempunyai risiko lebih besar untuk terpapar merkuri karena mempunyai jarak rumah ≤ 261 meter dengan pengolahan f. Rata-rata responden tinggal di daerah pengolahan emas selama 16 tahun. 3. Ada hubungan antara variabel umur dengan kadar merkuri dalam rambut. 4. Ada hubungan antara jenis pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut. 5. Tidak ada hubungan antara status gizi dengan kadar merkuri dalam rambut 6. Tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi ikan dengan kadar merkuri. 7. Ada hubungan antara jarak rumah dengan kadar merkuri. 8. Ada hubungan antara lama tinggal dengan kadar merkuri.

B. Saran

1. PETI Perlunya mengurus perizinan untuk kegiatan pengolahan emas sehingga aktivitas pengolahan bisa berjalanan dengan baik. 2. Pemerintah a. Tempat pengolahan emas yang telah ada di Desa Malasari terletak di belakang rumah masing – masing penduduk sehingga pajanan merkuri terhadap masyarakat terjadi secara langsung. Oleh karena itu, diperlukan suatu tempat khusus yang dapat menampung semua kegiatan PETI dan terletak jauh dari pemukiman penduduk. b. Perlunya pembuatan sistem pengolahan sisa tailing dan uap hasil pembakaran amalgam sehingga pencemaran merkuri baik ke lingkungan maupun ke manusia bisa dihindarkan. c. Perlunya penyuluhan kepada para pengolah emas tentang bahaya logam berat dan pentingnya penggunaan alat pelindung diri ketika melakukan pengolahan emas. d. Perlunya membentuk trainer of trainer TOT untuk menciptakan aktivitas pengolahan emas yang ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan. 2. Peneliti Selanjutnya Kepada peneliti selanjutnya diharapkan mengukur paparan merkuri melalui pernafasan dan konsumsi ikan per hari per orang. DAFTAR PUSTAKA Agus, Suyono. 2011. Dampak Penggunaan Hg pada Penambangan Emas Rakyat terhadap Lingkungan. Yogyakarta : UPN Veteran. Alfian Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya bagi Manusia dan Lingkungan. Naskah Pidato Pengukuan Guru Besar. Medan : USU. Alfreds R, Johnly. 2002. Dampak Merkuri Terhadap Kesehatan. Jakarta : Jurnal Kedokteran Yarsi Vol. 10 No. 2 : 82 – 85. Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia. Al-quran Al-karim Andri, dkk. 2011. Kadar Merkuri pada Rambut Masyarakat di Sekitar Penambangan Emas Tanpa Izin. Semarang: Media Medika Indonesiana Vol.45 No. 3 :181-187. Aspinall, C. 2001. Small scale mining in Indonesia. Report of MMSD Project No. 79 Azhari H, et al. 2010. Peripheral Neurophaty : Differential Diagnosis and Management. Michigian State University College of Human Medicine Vol. 81. Azhar, Khadijah. 2000. Tingkat Pencemaran Merkuri di Sungai Cikaniki dan Perkiraan Dampaknya bagi Masyarakat Sekitar. Depok : UI. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Bapedal. Peraturan Pemerintah Nomor: 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Jakarta. Baker S, M. 2007. Who Ignores Individuality Fails the Patient. New York: International symposium of The Institute for Functional Medicine. Budiono, dkk. 2003. Hiperkes dan KK, Hygine Perusahaan, Ergonomic, Kesehatan Kerja, Keselamatan Kerja . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Bustan. 2006. Pengantar Epidemiologi. Jakarta :Rineka Cipta. Cakrawati, Cucu. 2002. Analisis Faktor Karakteristik Responden dan Kebiasaan Makan Ikan terhadap Kadar Merkuri dalam Rambut pada Masyarakat Kota Pontianak Provinsi Kalimantan Barat tahun 2000. Depok : UI. Chamid, Chusharini dkk. 2010. Kajian Tingkat Konsentrasi Merkuri pada Rambut Masyarakat Kota Bandung. Bandung: Prosiding SNaPP Edisi Eksakta. Dahlan, Sopiyudin. 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Jakarta : Salemba Medika. Data Monografi Desa Malasari 2011. Department of Health and Ageing and enHealth Council. 2002. Environmental Health Risk Assesment, guidelines for assessing human health risk from environmental Hazard. Douglas W, Zochodne. 2012. Reversing Neurophatic Deficits. Journal of the Peripheral Nervous System Vol 17 No. 4-9. The Hotchkiss Brain Institute, University of Calgary, Canada. EPA Environment Protection Agency. 2006. Mercury, Human Health. US. Grandjean P et al. 2005. Umbilical Cord Mercury Concentration as Biomarker of Prenatal Exposure to Methyl Mercury. Environmental Health Prespectives. _______________. 2002. Biomarkers of Environmentally Associated Disease Technologies; Concepts and Perspectives. Boca Raton : CRC Press. Handayani, Thukul. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kadar Merkuri Hg Rambut Ibu di Area Penambangan Emas Tradisional Desa Jendi Kecamatan Selogiri Kabupaten Wonogiri. Undip. Hartono, Wahyu. 2003. Faktor – Faktor yang Berhubungan Dengan Kadar Merkuri dalam Rambut pada Pekerja Laboratorium di Balai Laboratorium Kesehatan Bandar Lampung Tahun 2003. Depok : UI. Heriamariaty. 2011. Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Air Akibat Penambangan Emas di Sungai Kahayan. Mimbar Hukum Vol. 23 No. 3 Hal. 431-645. Hislop JS, et al. 1983. The Use of Keratinised tissues to Monitor The Detailed Exposure of Man To Metilmercury from Fish. New York: Academic Press. Koeswadji, dkk. 1991. Analisis Kadar Merkuri dan Kadmium Dalam Beberapa Hewan laut di Muara Sungai Kalimas. Pusat Studi Lingkungan Universitas Airlangga Vol. 11. No. 3 : 147 – 156. Tabrizian, Igor. 2010. Rambut Bisa Menyikap Adanya Racun. Diakses pada jumat, 25 Januari 2013 dari harian kompas.