Hubungan Umur dengan Kadar Merkuri dalam Rambut

pekerjaan sebagai pengolah emas dan 78 responden berpekerjaan selain pengolah emas Tabel 5.7. Dari hasil uji statistik didapatkan rata-rata kadar merkuri pada responden yang mempunyai jenis pekerjaan non-Pengolah emas adalah 0.509 ppm sedangkan pada pengolah emas sebesar 0,824 ppm Tabel 5.4. Berdasarkan hasil analisa uji t independen diperoleh P value sebesar 0,018 tabel 5.13. Artinya pada alpha 5 terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jenis pekerjaan dengan kadar merkuri dalam rambut. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Inswiasri 2011 Kadar merkuri di lingkungan petambang mempunyai risiko 2,615 kali dari non-petambang. Rata-rata kadar merkuri pada rambut penambang di Desa Bantar Karet adalah 2,371 ppm. Sedangkan rata-rata kadar merkuri pada rambut penduduk adalah 0,252 ppm. Berdasarkan penelitian Cakrawati 2002 diperoleh hasil 78 penambang emas di Pontianak mempunyai proporsi kadar merkuri terbesar dibandingkan dengan pekerjaan lainnya seperti POLRI, PNS, ibu rumah tangga, dan siswa. Terdapat juga hasil penelitian Andi, dkk 2011 bahwa pengolah emas mempunyai risiko 5,02 kali lebih tinggi daripada non- pengolah emas. Hal ini dikarenakan responden yang mempunyai pekerjaan sebagai pengolah emas mengalami kontak langsung terhadap merkuri baik melalui pernapasan maupun kulit. Apalagi pengolah emas tidak menggunakan alat pelindung diri dalam melakukan pengolahan emas. Merkuri merupakan logam berat yang mudah menguap. Penguapan merkuri berbanding lurus dengan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin cepat merkuri akan menguap. Akibatnya risiko terjadinya pajanan uap merkuri terhadap pengolah emas sangat tinggi. Akan tetapi, Pencemaran merkuri tidak hanya berisiko terhadap pengolah emas saja, tetapi juga terhadap masyarakat sekitar tempat pengolahan emas apalagi ketika lokasi pengolahan emas bercampur dengan pemukiman. Pada setiap tempat pembakaran amalgam terdapat cerobong asap yang langsung keluar ke udara bebas tanpa ada proses pengolahan terlebih dahulu. Akibatnya uap merkuri tersebar di luar ruangan pengolahan gelundung. Selain itu, merkuri yang dipanaskan akan lebih cepat menguap dan mempunyai toksistas lebih tinggi. Masyarakat yang berada di luar ruangan pengolahan akan mempunyai kemungkinan untuk terpapar uap merkuri sehingga selisih antara kadar merkuri pada pengolah emas dan selain pengolah emas tidak terlalu besar.

3. Hubungan Status Gizi dengan Kadar Merkuri dalam Rambut

Status gizi merupakan keadaan tubuh seseorang yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan. Pada penelitian ini, nilai status gizi dilihat dari indeks masa tubuh. Dari 46 orang, 54 responden dalam kategori normal, 44 responden dalam kategori kurus, dan 2 responden dalam kategori gemuk Tabel 5.8. Berdasarkan hasil uji anova didapatkan Pvalue 0,69 sehingga pada alpha 5 tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel status gizi dengan keracunan merkuri. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Andi, dkk 2011 bahwa status gizi dengan indikator indeks masa tubuh secara statistik tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kadar merkuri pada rambut. Tidak adanya hubungan antara variabel status gizi dengan kadar merkuri dalam rambut karena 54 responden berada pada kategori normal. Secara teori, status gizi dapat mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang terhadap paparan logam berat. Pada dasarnya merkuri mempunyai sifat mudah larut dalam lemak sehingga orang yang memiliki kadar lemak yang tinggi dalam tubuhnya akan mempengaruhi absorbsi merkuri dalam tubuh dan ekskresi merkuri dari tubuh karena lemak yang berlebihan akan disimpan dalam jaringan lemak. Begitu juga dengan merkuri yang larut di dalamnya. Akan tetapi tidak semua jenis merkuri larut dalam lemak sehingga merkuri yang tidak larut akan berikatan dengan gugus sufhidril. Oleh karena itu, pada IMT normal, kadar lemak dalam tubuh rendah dan kemungkinan merkuri yang larut di dalamnya juga rendah. Selain itu, Kekurangan gizi akan meningkatkan kadar merkuri yang bebas dalam darah. Menurut Fergusson 1991 bahwa kadar Ca dan Fe yang tinggi dalam makanan akan menurunkan penyerapan logam berat. Tetapi jika tubuh kekurangan Ca dan Fe, penyerapan logam berat akan meningkat. Dinyatakan juga bahwa defisiensi Fe dan P akan mengakibatkan gangguan ekskresi logam berat dari tulang sehingga akan meningkatkan kadar merkuri pada jaringan lunak.