Oleh sebab itu, Islam menganjurkan manusia agar berhati – hati dalam
memilih makanan. Allah SWT memerintahkan manusia untuk mengkonsumsi makanan yang halal dan baik Halalan Thoyyiban. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam QS. Al-Maidah ayat 88 sebagai berikut :
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya ”.
Dalam tafsir Syaikh Nashir as- Sa’dy 2005 makanan yang halal
adalah yang diproses, diperoleh dan sumber nya dengan cara yang halal, yaitu tidak dari hasil curian, korupsi. Selain itu, makanan yang dimakan tidak hanya
halal, tetapi juga harus baik, yaitu cukup bergizi, makanan yang lengkap dan seimbang porsi dengan kebutuhan aktivitas bekerja, tidak mengandung zat-zat
membahayakan seperti merkuri, alami, dan tidak berlebihan.
5. Hubungan Jarak Rumah dengan Kadar Merkuri dalam Rambut
Variabel jarak rumah merupakan jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat pengolahan emas. Pada penelitian ini, rata
– rata kadar merkuri pada responden yang bertempat tinggal 261 meter sebesar
0,505 ppm, sedangkan responden yang bertempat tinggal ≤ 261 meter sebesar 0,602 ppm. Hasil uji t independen diperoleh Pvalue 0,000. Artinya pada alpha
5 terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jarak rumah dengan keracunan merkuri Tabel 5.16.
Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan hasil penelitian Maruapey 2006 terhadap penambang emas dengan media pelarut merkuri di
daerah Kalirejo. dihasilkan bahwa 7 sumur dari 14 sumur masyarakat yang berada di sekitar tambang telah tercemar merkuri. Pencemaran ini disebabkan
karena jarak antara tempat pengolahan dengan sumur penduduk terlalu dekat. Selain itu, terdapat juga penelitian Andi, dkk 2011 bahwa jarak tempat
tinggal dan kadar merkuri berhubungan secara statistik. Tingginya kadar merkuri di daerah PETI berhubungan dengan proses pengolahan yang
dilakukan di halaman rumah, dapur, atau kebun Suhandi, 2006. Sebanyak 10 - 30 merkuri yang digunakan dalam kegiatan PETI akan terlepas ke
lingkungan Aspinal, C. et al, 2006 dalam inswiasri, 2011. Hal ini dikarenakan paparan merkuri tidak hanya berupa makanan,
tetapi juga berupa uap merkuri yang terbang bebas di udara. Menurut Andi 2011 pada kecepatan angin normal, merkuri akan mengendap pada jarak 261
meter. Akan tetapi, belum ada penelitian lebih lanjut jika pada keadaan lain. Pada saat penelitian, kecepatan angin tidak diukur secara langsung tetapi
menggunakan kecepatan angin normal. Tempat yang terletak di dekat sumber pencemaran akan mempunyai
risiko lebih besar untuk terpapar merkuri. Paparan merkuri melalui udara memiliki potensi paling besar daripada melalui air dan ikan Inswiasri, 2011.
Paparan uap merkuri diserap sekitar 80 dari udara WHO, 1991. Uap merkuri yang terhirup, segera masuk ke dalam darah dan apabila sampai ke
otak akan merusak jaringan otak Alfreds, 2002. Menurut Hawley 1981 dalam Alfreds 2002 bahwa senyawa merkuri sangat beracun dan dapat
masuk melalui pernapasan dan penyerapan kulit dengan batas toleransi 0,05 mgm
3
dalam udara. Bila ada oksigen, merkuri akan diasamkan secara langsung ke dalam bentuk ionik. Uap merkuri berada dalam bentuk
monoatom yang apabila terserap ke dalam tubuh akan menuju alveolar. Bentuk merkuri ini mudah masuk melalui sawar otak dan plasenta. Di otak
akan berakumulasi di korteks cerebrum dan cerebellum dimana merkuri akan teroksidasi menjadi bentuk ion merkuri Hg
2+
. Ion merkuri tersebut akan berikatan dengan sulfhidril dari protein enzim dan protein seluler sehingga
menggangu fungsi enzim dan transport sel. Pemanasan logam merkuri membentuk uap merkuri oksida yang bersifat korosif pada kulit, selaput
mukosa mata, mulut, dan saluran pernafasan.
6. Hubungan Lama Tinggal dengan Kadar Merkuri dalam Rambut
Variabel lama tinggal merupakan kurun waktu lama tinggal responden di daerah sekitar pengolahan emas baik di Desa Malasari maupun di daerah
lain. Berdasarkan tabel 5.9 diketahui bahwa rata-rata lama tinggal responden di daerah pengolahan emas selama 16 tahun. Lama tinggal masyarakat di
sekitar tempat pengolahan emas minimal 5 tahun dan maksimal 45 tahun.
Hasil uji korelasi diperoleh Pvalue yaitu 0,000. Pada Alpha 5 variabel lama tinggal berhubungan signifikan dengan kadar merkuri.
Diperoleh juga nilai r tidak sama dengan nol yaitu 0,675. Berdasarkan tabel interval kekuatan Colton diperoleh hasil bahwa nilai r berada pada interval 0,5
– 0,75. Artinya, korelasi antara variabel lama tinggal dan kadar merkuri mempunyai hubungan kuat. Koefisien korelasi menunjukkan nilai yang
positif. Artinya semakin lama responden tingal di Desa Malasari, maka semakin tinggi pula kadar merkuri dalam rambut.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Andi, dkk 2010 Lama tinggal responden berhubungan dengan keracunan merkuri. Lama tinggal
lebih dari 15 tahun berisiko 7,07 kali. Hal ini sejalan dengan teori bahwa gejala klinis keracunan merkuri akan muncul setelah 10 tahun sampai 15
tahun mendatang tergantung dari besarnya paparan yang terjadi di lingkungan tersebut Tugaswati, 199. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kadar
merkuri yang melebihi ambang batas mulai menunjukkan pengaruh terhadap kesehatan masyarakat yang tingal cukup lama di daerah tersebut.
Hasil penelitian Kementrian Lingkungan Hidup di Kabupaten Wonogiri tentang paparan merkuri membutikan bahwa lama kerja
berhubungan dengan keracunan merkuri KLH, 2009. Meskipun memiliki perbedaan obyek yang diamati yaitu pekerja tambang dan masyarakat. Akan
tetapi, kedua variabel menunjukkan bahwa paparan merkuri yang lama akan meningkatkan kadar merkuri dan berdampak pada menurunnya gangguan