Keracunan Merkuri TINJAUAN PUSTAKA
apabila individu atau biota menghirup atau menelan bahan beracun dalam dosis atau jumlah besar. Keracunan akut terjadi akibat terpajan merkuri
berkonsentrasi tinggi. Pajanan konsentrasi uap merkuri cukup tinggi menimbulkan dada rasa berat, nyeri dada, kesulitan bernafas, batuk.
Pada ingesti menimbulkan gejala rasa logam, mual, nyeri abdomen, muntah, diare, nyeri kepala, dan kadang-kadang albuminuria. Kematian dapat
timbul kapan saja. Menurut Grandjean 2005 dalam tiga atau empat hari kelenjar liur membengkak, timbul gingivitis, gejala-gejala gastroenteritis dan
nefritis muncul. Pada kasus sedang, pasien dapat mengalami perbaikan dalam satu sampai dua minggu. Pada kasus lebih berat akan berkembang gejala-
gejala psikopatologi dan tremor otot, Pada umumnya kasus akut pajanan terjadi pada konsentrasi 1,2
– 8,5 mgm
3
Sari, 2002. Toksisitas merkuri pada ginjal dapat timbul dengan tanda awal
proteinuria sebagai gagal ginjal. Pajanan alkil merkuri onsetnya timbul secara perlahan tetapi progresif pada sistem saraf dengan gejala awal berupa rasa
kebas pada ekstremitas dan bibir. Kehilangan kontrol koordinasi dengan tungkai, ataxia, tremor dan kehilangan pergerakan yang baik, pengurangan
lapangan pandang, kehilangan pendengaran sentral, kekakuan otot, spastik dan refleks tendon yang berlebihan dapat juga terjadi Mahaffey, 2005.
2. Keracunan Kronis Adapun keracunan kronis didefinisikan dengan terhirup atau
tertelannya bahan beracun dalam dosis rendah tetapi terjadi secara perlahan-
lahan dan berlangsung dalam waktu yang lama. Keracunan kronis lebih sering diderita oleh para pekerja di pertambangan Sari, 2002. Penderita keracunan
kronis biasanya tidak menyadari bahwa dirinya telah terpapar sejumlah racun dalam tubuh mereka sampai pada batas imunitas yang dimiliki.
Pada peristiwa keracunan kronis, jumlah merkuri yang masuk sangat sedikit sehingga tidak memperlihatkan pengaruh langsung pada tubuh. Namun
demikian, masuknya merkuri ini berlangsung secara terus menerus sehingga lama kelamaan jumlah merkuri yang masuk dan mengendap dalam tubuh
menjadi sangat besar dan melebihi batas toleransi tubuh sehingga gejala keracunan mulai terlihat. Peristiwa keracunan kronis tidak hanya memapar
pekerja yang bekerja secara langsung dengan merkuri, tetapi juga memapar masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan industri yang banyak
menggunakan merkuri. Hanya saja masa keracunan yang terjadi berjalan dalam selang waktu yang berbeda.
Untuk pekerja yang bekerja secara langsung dengan menggunakan merkuri, proses keracunan kronis mungkin sudah memperlihatkan gejala
dalam selang waktu beberapa minggu. Sedangkan untuk masyarakat yang tidak terkena langsung, proses keracunan kronis merkuri ini baru dapat
diketahui setelah waktu bertahun - tahun. Pada peristiwa keracunan kronis, ada dua organ tubuh yang paling sering mengalami gangguan yaitu gangguan
sistem pencernaan dan sistem syaraf. Radang gusi gingivitis merupakan gangguan paling umum yang terjadi pada sistem pencernaan. Radang gusi
pada akhirnya akan merusak jaringan penahan gigi sehingga gigi mudah lepas Palar : 2008.
Triad klasik pada keracunan kronik uap merkuri adalah eretisme, tremor, dan stomatitis. Gejala-gejala neurologis dan psikis adalah yang paling
khas. Gejala dini nonspesifik anoreksia, penurunan berat badan, sakit kepala diikuti gangguan-gangguan yang lebih khas; iritabilitas meningkat, gangguan
tidur sering terbangun, insomnia, mudah terangsang, kecemasan, depresi, gangguan daya ingat, dan kehilangan kepercayaan diri Petasule, 2012.
Masalah-masalah yang sifatnya lebih serius seperti halusinasi, kehilangan daya ingat total, dan kemunduran intelektual tidak terlihat dalam waktu yang
cepat. Menurut Parwiroharsono 1991 apabila keracunan merkuri telah terjadi umumnya sulit disembuhkan dengan segera karena merkuri bersifat
akumulatif dan sulit diekskresikan oleh tubuh. Tanda-tanda neurologis lain termasuk kulit bersemu merah, perspirasi
meningkat dan dermatografia. Gingivitis kronik sering terjadi dan dapat menyebabkan hilangnya geligi, kelenjar liur membengkak dan merkuri
diekskresikan pada air liur. Meskipun tingkat akumulasi merkuri pada ginjal tinggi, kerusakan ginjal jarang terjadi. Deposit merkuri pada kapsul anterior
lensa mata menimbulkan bayangan coklat kelabu atau kuning dari lensa Tsuji, 2003.