Teknik Pengolahan dan Analisis Data

adalah uji korelasi. Variabel yang menggunakan uji korelasi adalah umur, konsumsi ikan, dan lama tinggal. Untuk mengetahui hubungan variabel independen yang berjenis kategorik dengan dua kategori terhadap variabel dependen yang berjenis numerik. Uji yang digunakan adalah uji t independen. Variabel yang menggunakan uji t independen adalah jenis pekerjaan dan jarak rumah. Sedangkan untuk menguji hubungan variabel independen yang berjenis kategorik dengan lebih dari dua kategorik dengan variabel dependen yang berjenis numerik digunakan uji Anova. Variabel yang menggunakan uji Anova yaitu status gizi. Analisa bivariat ini mengunakan derajat kepercayaan 95 untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis penelitian terhadap variabel yang diduga berhubungan. Jika P value 0,05 maka perhitungan secara statistik menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan antara variabel. independen terhadap variabel dependen. 60

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

1. Desa Malasari Desa Malasari merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 8.262,22 Ha yang terdiri dari 4 Dusun, 12 RW, dan 49 RT. Berdasarkan data monografi Desa Malasari, batas-batas wilayah Desa Malasari sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Cisarua dan Curug Bitung. Sebelah Timur : Desa Bantar Karet Sebelah Selatan : Kabupaten Sukabumi dan Provinsi Banten. Sebelah Barat : Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya Secara Umum Desa Malasari beriklim sedang dengan temperatur rata- rata 22 - 30 C pada malam hari dan 27 – 35 C pada siang hari. Desa Malasari berada pada ketinggian 800 - 1880 m di atas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata per tahun adalah 2500 - 3000 mm. Adapun jarak kantor desa dengan kantor kecamatan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, dan Ibu Kota Jakarta sebagai berikut : ~ Kecamatan Nanggung : 17 Km ~ Kabupaten Bogor : 68 Km ~ Propinsi Jawa Barat : 185 Km ~ Ibu Kota Negara Jakarta : 98 Km Sedangkan untuk mata pencaharian penduduk Desa Malasari disajikan dalam tabel sebagai berikut : Tabel 5.1 Mata Pencaharian Penduduk Desa Malasari No. Mata Pencaharian Jumlah 1 Petani 4.376 orang 2 Pengusaha 3I7 orang 3 PNS 2 orang 4 Peternak 320 orang 5 Swasta Karyawan Kebun 875 orang 6 Tukang ojek 137 orang Sumber : Data Monografi Desa Malasari 2011 Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk bekerja sebagai petani baik petani penggarap maupun buruh tani. Selain itu, terdapat 317 orang yang berprofesi sebagai pengusaha. Dalam hal ini yang termasuk pengusaha adalah pengusaha pengolahan emas tanpa izin atau disebut dengan PETI penambangan emas tanpa izin. PETI merupakan kegiatan penambangan dan pengolahan emas yang dilakukan oleh masyarakat secara tradisional Sukman, 2003. Pada PETI, pengolahan bijih emas dilakukan dengan proses amalgamasi dimana merkuri digunakan media untuk mengikat emas Suhandi, 2006. Kegiatan PETI secara ekonomi telah membantu para penambang untuk mendapatkan penghidupan yang mereka anggap lebih baik. Akan tetapi, kegiatan PETI merupakan kegiatan ilegal yang mempunyai risiko tinggi baik bagi para penambang, lingkungan, maupun masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar kegiatan PETI. Menurut Inswiasri, dkk 1998 dalam Azhar 2000 bahwa kegiatan penambangan emas tanpa izin telah berlangsung di daerah gunung Pongkor sejak tahun 1992 yang dilakukan oleh masyarakat setempat maupun pendatang. Pada saat krisis ekonomi tahun 1998, banyak pendatang yang menjadi penambang emas di Gunung Pongkor Inswiasri, 2000. Mayoritas pengusaha merupakan pendatang dari luar Desa Malasari. Pengolah emas disebut dengan gurandil. Emas diperoleh dari gunung Pongkor. Para gurandil mengambil urat kuarsa yang mengandung bijih emas menggunakan alat sederhana. Kemudian urat kuarsa tersebut dibawa pulang untuk diolah menjadi emas. Proses penggilingan dilakukan oleh gurandil di dalam suatu amalgamator yang disebut gelundung Suhandi, 2006. Selanjutnya diolah secara amalgamasi yaitu mencampur serbuk urat kuarsa dengan merkuri sehingga terbentuk amalgam alloy. Amalgam kemudian dipisahkan melalui proses penggarangan pemijaran sampai didapatkan logam emas dan perak bullion. Sebelum dipijar, amalgam alloy dicuci kemudian diperas menggunakan kain. Semua proses pencampuran dengan merkuri tersebut dilakukan dengan tangan terbuka atau tanpa alat pelindung. Lokasi PETI di Desa Malasari bercampur dengan pemukiman penduduk, bahkan kebanyakan gelundung ditempatkan di dapur. PETI merupakan kegiatan penambangan emas tanpa izin sehingga tidak ditemukan data jumlah PETI secara pasti. Ditambah lagi, sebagian besar gurandil pengolah emas merupakan pekerjaan sampingan sehingga yang tercatat di kantor desa adalah pekerjaan selain pengolah emas. Pemantauan dan pendataan penyebaran merkuri yang ditimbulkan oleh penambangan emas pernah dilakukan dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan kualitas lingkungan akibat limbah merkuri yang cukup tinggi baik pada endapan sungai, tanah, maupun air Suhandi, 2006. Menurut Inswiasri 1998 dalam Cakrawati 2002 bahwa kadar merkuri dalam ikan, sayuran, dan buah-buahan telah melebihi ambang batas. Selain itu, kadar merkuri dalam rambut yaitu 0,08 – 153,25 ppm dengan rata-rata 12,3364 ppm. Menurut Gunradi 2000 dalam Suhandi 2006, kadar merkuri dalam tailing dari daerah Pongkor menunjukkan kisaran nilai 600 – 1000 ppm. Akan tetapi, setelah beberapa tahun mengalami penurunan karena jumlah aktivitas PETI yang masih beroperasi menurun. Berdasarkan Hasil Analisis kimia sampel ikan mas di Kecamatan Nanggung yang dilakukan oleh Zulkifli 2006 menunjukkan konsentrasi merkuri antara 0,082 – 0,1 ppm. Sedangkan ikan mujair menunjukkan konsentrasi merkuri antara 0,02 – 0,06 ppm. Kadar tersebut masih berada di bawah ambang batas yaitu 0,5 ppm.